Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Minggu, 29 Juli 2012

Materialisme Adalah Penyebab Kegagalan Khalifah Bani Israil (1)

Kita belajar dari kegagalan Khalifah Bani Israil agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama yang menyebabkan kita gagal menjalankan tugas fungsional sebagai Khalifah: Penanggung Jawab Kehidupan Bumi. Dari rangkaian ayat 40 - 123 di surat Albaqarah, kita telah membaca bahwa kegagalan tersebut di sebabkan mereka mengkhianati Allah. Uraiannya sudah kita bahas di sini dan di sini. Sebab lainnya adalah mereka bersikap material oriented.

Sikap material oriented adalah sikap hidup yang berorientasi kepada materi atau kebendaan yang tampak. Sikap hidup ini bersandarkan pada ajaran filsafat Materialisme. Secara gamblang, kecenderungan Bani Israil terhadap materialisme di ungkap oleh Alquran: "Dan ingatlah ketika kamu berkata: Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya (QS.2:55).


Sebenarnya, Bani Israil dahulunya adalah kaum yang mengimani satu Tuhan semenjak masa leluhur mereka Ibrahim. Nama "Bani Israil" atau "Anak-Anak Israil" pertama kali diberikan kepada putra-putra Ya'kub, cucu Ibrahim, dan setelahnya semua bangsa Yahudi merupakan keturunannya. Bani Israil telah menjaga iman tauhid yang mereka warisi dari leluhur mereka Ibrahim, Ishak, dan Ya'kub, 'alahim salam. Bersama Yusuf as, mereka pergi ke Mesir dan memelihara monoteisme mereka dalam jangka waktu yang panjang, walaupun faktanya mereka hidup di tengah keberhalaan Mesir. Dan lambat laun, kehidupan masyarakat pagan Mesir yang bernafaskan paham materialisme mempengaruhi dan bercampur dengan paham monoteisme Bani Israil. Sehingga kemudian, Bani Israil sangat berkecenderungan bersikap materialistis dan tidak mampu menyerap ajaran Tauhid yang disampaikan Nabi Musa as, Alquran menggambarkan kecenderungan itu dalam ayat berikut,

Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai pada suatu kaum yang tetap menyembah berhala mereka, Bani Israil berkata: "Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala)". Musa menjawab: "Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui". Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang selalu mereka kerjakan (QS.7:138-139)


Sesungguhnya Musa telah datang kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran, kemudian kamu jadikan anak sapi sebagai sembahan sesudah kepergiannya, dan sebenarnya kamu adalah orang-orang yang zalim (QS.2:92)


Dan ingatlah, ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit Thursina di atasmu seraya Kami berfirman: "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!" Mereka menjawab: "Kami mendengar tetapi tidak mentaati". Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu kecintaan menyembah anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah: "Amat jahat perbuatan yang telah diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman kepada Taurat (QS.2:93)

Sangat menarik, jika kita amati kisah penyembelihan sapi betina yang disajikan Alquran pada ayat 67-71 surat Albaqarah, kita akan menemukan bahwa sapi yang diperintahkan Nabi Musa untuk disembelih itu adalah jenis sapi yang paling sempurna. Jenis sapi yang bernilai tinggi dan dikagumi oleh semua orang yang menjadi satu instrumen investasi termahal pada saat itu. Simbol dari materialisme sejati. Silakan baca uraian lebih jelasnya di tafsir Albarru.

Begitulah kisah Bani Israil, sebuah gambaran dari masyarakat Tauhid yang akhirnya tergerus oleh budaya paganisme yang berlandaskan paham materialisme. Pada akhirnya terjadi sinkretisme antara ajaran Taurat dengan Filsafat Materialisme. Itulah yang menyebabkan Bani Israil gagal menjadi Khalifah: Penanggung Jawab kehidupan di muka bumi. Lalu bagaimana dengan kita saat ini? Sebagai pewaris ajaran Tauhid dari Nabi Muhammad saw, sudah amankah dari gempuran Materialisme? Akankah juga terjadi sinkretisme antara ajaran Alquran dengan Materialisme?

bersambung...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar