Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Kamis, 26 Juli 2012

Belajar Dari Kegagalan Khalifah Bani Israil: Jangan Khianati Allah. (1)


Coba dengarkan,
Bumi telah lama merintih, menahan sakit.
Karena para Khalifah-Nya lalai tak bertanggung jawab!

-------

Setelah belajar dari Adam sebagai Khalifah Pertama, kita dihadapkan pada kisah Bani Israil. Bisa dibilang, Bani Israil adalah kelompok manusia yang gagal mengemban amanat kekhalifahan di bumi. Mengapa kita harus belajar dari para Khalifah yang telah gagal menjalankan tugas? tentu saja agar kita tidak mengulangi kesalahan mereka.

Pelajaran dari para Khalifah yang gagal dimulai dari ayat 40, masih di surat Albaqarah, sampai ayat 123.

Oleh karena ayat-ayat ini adalah pelajaran buat kita, maka jangan bayangkan Bani Israil sebagai pihak yang menerima ayat, sedangkan kita mengambil posisi sebagai pengamat. Tidak begitu. Ayat-ayat yang mulanya dihadapkan kepada mereka, kini dihadapkan pada kita. Kita adalah sasaran yang dituju oleh ayat. Maka, sikap kita adalah sami'na wa atha'na, dengarkan dan taati. Bukan sekedar menikmati sejarah.

Jadi, apakah yang membuat mereka gagal mengemban amanat khilafah?

Mulai dari ayat 40 kita membaca adanya perjanjian antara Bani Israil dan Allah. Dan ternyata, perjanjian itu dikhianati.

Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu, dan hanya kepada-Ku lah kamu harus takut tunduk (QS.2:40)


Dan ingatlah ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat gunung Tur Sayna di atasmu seraya Kami berfirman, "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada di dalamnya agar kamu bertaqwa" (QS.2:63)


Kemudian kamu berpaling setelah adanya perjanjian itu, maka kalau tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya atasmu, niscaya kamu tergolong orang-orang yang merugi (QS.2:64)


Dan ingatlah ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, yaitu janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat, dan tunaikanlah zakat. Kemudian, kamu tidak memenuhi janji itu kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu selalu berpaling (QS.2:83)


Dan ingatlah ketika Kami mengambil janji dari kamu, yaitu kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar akan memenuhinya sedang kamu mempersaksikannya (QS.2:84)


Kemudian kamu membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolonngan dari kamu dari kampung halamannya, kamu bantu-membantu terhadap mereka dengan perbuatan dosa dan permusuhan, tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu juga terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebagian kitab Taurat dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian darimu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat (QS.2:85)


Dan ingatlah ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit Tur Sayna di atasmu seraya kami berfirman: "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!" Mereka menjawab, "Kami mendengarkan tetapi kami tidak menaati." Dan telah kami resapkan ke dalam hati mereka itu kecintaan menyembah anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah, "Amat jahat perbuatan yang diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman." (QS.2:93)


Dan setiap kali mereka telah mengikat janji, segolongan mereka melemparkannya, bahkan sebagian besar dari mereka tidak beriman (QS.2:100)


Jika kita perhatikan isi perjanjian antara Bani Israil dengan Allah, maka ternyata kita pun mengikat janji yang sama kepada Allah. Dan sejarah telah mencatat bahwa mereka yang telah mengkhianati perjanjiannya dengan Allah akan mengalami kegagalan dalam mengemban amanat khilafah, yaitu amanat pengelolaan kehidupan di bumi. Kegagalan dalam mengelola kehidupan di bumi tentu saja akan mendatangkan bencana kehidupan dan kemanusiaan secara kolektif. Bukankah ketika kita gagal mengelola kehidupan kita sendiri akan mengundang kesusahan bagi kehidupan orang lain?

Mereka telah gagal, lalu bagaimana dengan kita?
Memang benar, Kita adalah bagian dari kaum muslimin, berpenampilan islami, tetapi jangan-jangan mentalitas kita adalah mentalitas Yahudi?

Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar