Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Senin, 02 April 2012

MEMULAI KEHIDUPAN DENGAN RAHMAN RAHIM


Teman: “Anak lu kan cewek, kenapa dikasih nama cowok coy?” Aku: “Iya sih.. tapi bukankah nama Rahman mengandung kualitas Tuhan yang sangat feminim, yaitu penyayang? Lagian kan, nama depan dan tengahnya terdengar feminim juga, jadi kalau dirangkai: Kiara Aqluna Rahman.”

Itu komentar seorang teman ketika tahu nama lengkap Kiara. Seirama dengan nama Aura. Jangan kalian mengira,  dengan memberi nama Rahman Rahim di ujung nama kalian, Ayah lebih menginginkan anak lelaki daripada anak perempuan. Tidak. Memang anak lelaki tidaklah sama dengan anak perempuan. Pada umumnya anak lelaki lebih diinginkan daripada anak perempuan. Anak lelaki dianggap lebih berperan daripada anak perempuan. Lelaki akan menjadi pemimpin bagi perempuan. Tapi sungguh, anak lelaki atau perempuan sama saja bagi ayah. Barangkali inilah amanat Allah yang menurut-Nya dapat ayah tunaikan, sesuai dengan batas kemampuan ayah. Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan tanggung jawab kepada seorang hamba di luar batas kemampuannya.

Sebenarnya, perempuan juga mempunyai peran yang tidak kalah penting dari lelaki. Jika ada seorang lelaki yang menjadi pemimpin hebat, tentu ia telah diasuh oleh perempuan hebat pula. Cobalah ingat secuil sejarah bangsa ini, siapakah yang telah “mengasuh” Soekarno Sang Proklamator?  Seorang perempuan bernama Ingrid. Jadi tidak masalah ayah mendapatkan kalian berdua sebagai perempuan. Lagipula secara khusus, Alquran telah memberikan garis besar pendidikan anak, malah secara eksplisit di ayat itu disebutkan anak perempuan.

Begini,
(ingatlah), ketika istri Imran berkata: “ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar ini) dariku. Sungguh Engkaulah Yang Maha mendengar, Maha Mengetahui.” Maka ketika melahirkannya, dia berkata: “Ya Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan.” Padahal Allah lebih tahu apa yang dia lahirkan. Dan anak laki-laki tidak sama dengan anak perempuan. “Dan aku memberinya nama Maryam, dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari (gangguan) setan yang terkutuk. Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah), dia dapati makanan di sisinya. Dia berkata, “wahai Maryam! Darimana ini engkau peroleh?” dia (maryam) menjawab, “itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan. (QS. Ali Imran [3] ayat 35-37).

Kisah keluarga Imran, terutama kisah bagaimana mereka mendidik Maryam, merupakan petunjuk bagaimana ayah harus mendidik kalian berdua. Maryam dididik oleh Zakaria. Sedangkan Zakaria adalah seorang Nabi, maka sudah tentu Maryam dididik di bawah bimbingan wahyu Ilahi. Maka seperti itu pula kalian berdua akan dididik, di bawah bimbingan Alquran. Ayah berharap, pendidikan Qurani akan mewujudkan Rahman Rahim dalam setiap aktifitas kehidupan kalian. Nama Rahman Rahim mewujud menjadi sifat. Nama mewujud menjadi perilaku.

Jadi, ayah tidak sekedar menyelipkan nama Rahman Rahim di ujung nama kalian. Nama adalah doa, dan ayah berkewajiban mewujudkan doa itu, tentu dengan pertolongan Allah. Bukankah berdoa kepada Allah berarti mengajak Allah untuk mewujudkan apa yang kita minta dalam doa itu?

Ayah terobsesi dengan ide kasih sayang yang memenuhi kehidupan. Jadi, siapapun yang terlahir dari rahim Bunda, entah lelaki ataupun perempuan, namanya harus berkaitan dengan ide kasih sayang. Begitulah nama kalian. Yang pertama: Aura Aqluna Rahim. Yang kedua: Kiara Aqluna Rahman. Aqluna berarti: ikatan kita. Sedangkan Rahman Rahim adalah nama-Nya. Dengan nama itu, ayah selalu ingin berbisik kepada kalian, saat memanggil kalian, ataupun saat kalian menuliskan nama kalian sendiri:  Aura... Kiara...  ikatan diantara kita adalah ALLAH ARRAHMAN ARRAHIM maka tetaplah engkau menyayangi kami sebagaimana kami tetap menyayangimu dan berdoalah selalu semoga ALLAH ARRAHMAN ARRAHIM senantiasa merahmati hidup kami sebagaimana kami merawat hidupmu diwaktu kecil. Dan karena pancaran kasih sayang ALLAH ARRAHMAN ARRAHIM itulah maka tidaklah pernah harta, pangkat dan jabatan memisahkan kita, dan biarlah segala sesuatu yang berada diatas debu tetaplah menjadi debu.

Begitu banyak peran kehidupan. Ayah tidak tahu peran apakah yang cocok buat kalian. Ayah tidak bisa pilihkan satu peran apapun untuk kalian. Ayah hanya bisa berharap, semoga selalu ada semangat kasih sayang dalam peran apapun yang kalian mainkan. Allah telah memulai skenario kehidupan ini dengan nama Rahman-Rahim-Nya. Karena itu pula, ayah titipkan nama itu kepada kalian, agar kalian memulai kehidupan kalian dengan nama Rahman-Rahim-Nya pula.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar