Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Jumat, 17 Juni 2011

KAPAN WAKTU YANG TEPAT UNTUK BELAJAR AL QURAN?

Al Quran adalah bacaan yang mulia yang diwahyukan Allah kepada Muhammad untuk menata kehidupan semesta, karena itu janganlah dianggap remeh (QS. Al Waqiaah [56] ayat 77-81). Tentu saja kita tidak ingin menjadi bagian dari orang-orang yang dikeluhkan Rasulullah saw karena meremehkan Al Quran (QS. Al Furqaan [25] ayat 30). Oleh karenanya marilah kita pikirkan betul kapan waktu yang tepat untuk mempelajari Al Quran.

Sebagai muslim, tentu kita harus tunduk-patuh kepada Rabb yang membimbing kehidupan semesta. Maka, biarkan Dia bertindak langsung sebagai Sang Maha Guru Al Quran (QS. Ar Rahman [55] ayat 1 dan 2) dan memilihkan waktu yang efektif agar pelajaran Al Quran dapat meresap ke dalam hati sanubari lalu berfungsi membentuk sikap & pandangan hidup.

Dengarlah, Sang Maha Guru Al Quran telah menyapa:

يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ
1. Hai Muzzammil!

قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلاً
2. Banyaklah bangun malam (jangan terlalu banyak menggunakannya untuk tidur).

نِصْفَهُ أَوِ انقُصْ مِنْهُ قَلِيلاً
3. Bangunlah setengah malam atau kurang dari setengahnya;

أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلاً
4. Atau lebihkan dari setengahnya. Lalu kajilah Al Quran setertib-tertibnya.

إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلاً ثَقِيلاً
5. Pasti (bila dilakukan pengkajian demikian), Kami akan resapkan suatu konsep/ pedoman hidup yang mahaberbobot.

إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْءاً وَأَقْوَمُ قِيلاً
6. Suasana malam itu benar-benar cocok, dalam arti lebih mendukung pemahaman ujaran (ilmu/konsep);

إِنَّ لَكَ فِي اَلنَّهَارِ سَبْحاً طَوِيلاً
7. Sedangkan pada siang hari kamu mempunyai banyak kesibukan.

وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلاً
8. Maka (pada malam hari) tancapkanlah ajaran Rabbmu ke dalam kesadaran, sampai kamu berpegang kepadanya sekuat-kuatnya.

رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلاً
9. (Dialah Allah) penguasa Masyriq dan Maghrib; hanya Dia yang layak dijadikan ilah. Maka jadikanlah ajaran-Nya sebagai satu-satunya andalan.

وَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَاهْجُرْهُمْ هَجْراً جَمِيلاً
10. Selanjutnya, teguh bertahanlah menghadapi “propaganda” mereka (para penentang Quran), serta jauhi mereka dengan cara sebaik-baiknya.

وَذَرْنِي وَالْمُكَذِّبِينَ أُولِي النَّعْمَةِ وَمَهِّلْهُمْ قَلِيلاً
11. Selebihnya (yang di luar kemampuanmu), yaitu para Mukadzdzibin (penipu masyarakat dengan gado-gado haq dan bathil) yang menguasai fasilitas kehidupan, serahkan saja kepadaku (biarkan sunnahku berjalan sebagaimana mestinya). Biarkan mereka merasakan kesenangan semu sesaat.

إِنَّ لَدَيْنَا أَنكَالاً وَجَحِيماً
12. Sebenarnya Kami (Allah) pastikan bagi mereka belenggu dan penjara kehidupan (jahïman) karena pilihan demikian;

وَطَعَاماً ذَا غُصَّةٍ وَعَذَاباً أَلِيماً
13. Serta “hidangan” (buah usaha) yang menyesakkan, yang menyebabkan penderitaan luar biasa yang pasti akan mereka rasakan.

يَوْمَ تَرْجُفُ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ وَكَانَتِ الْجِبَالُ كَثِيباً مَّهِيلاً
14. Suatu masa (ada giliran) bumi (pendukung sistem kehidupan) dan gunung-gunung (penegak sistem) berguncang (bergejolak), sehingga pada waktu itu gunung-gunung pun longsor seperti seonggok pasir.

إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولاً شَاهِداً عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَى فِرْعَوْنَ رَسُولاً
15. Jelas sekali bahwa Kami mengutus kepada kalian seorang Rasul (Muhammad) sebagai syahïd (uswatun hasanah) bagi kalian; sebagaimana dulu Kami utus seorang rasul (Musa) kepada Fir’aun (dan warga Mesir).

فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذاً وَبِيلاً
16. Maka Fir’aun menentang Sang Rasul, sehingga (karena itu) Kami timpakan kepadanya siksa mahakeras.

فَكَيْفَ تَتَّقُونَ إِن كَفَرْتُمْ يَوْماً يَجْعَلُ الْوِلْدَانَ شِيباً
17. Bagaimana cara kalian menyelamatkan diri, bila kalian menolak (untuk mempelajari) suatu masa (pergiliran sejarah), yang akan mengubah para bayi (konsep, ideologi) menjadi manusia tua-renta (tak berdaya, kadaluarsa)?

السَّمَاء مُنفَطِرٌ بِهِ كَانَ وَعْدُهُ مَفْعُولاً
18. (perubahan itu menyebabkan) as-samã’ (tatanan kehidupan, struktur masyarakat) pecah berantakan. Ini merupakan rumusannya (Allah) yang dulu (dan seterusnya pasti) terlaksana.

إِنَّ هَذِهِ تَذْكِرَةٌ فَمَن شَاء اتَّخَذَ إِلَى رَبِّهِ سَبِيلاً
19. Ini adalah peringatan yang sangat gamblang. Siapa pun yang suka (mematuhinya), maka berjuanglah dia menempuh jalan hidup yang diajarkan Tuhannya.

إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَى مِن ثُلُثَيِ اللَّيْلِ وَنِصْفَهُ وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِّنَ الَّذِينَ مَعَكَ وَاللَّهُ يُقَدِّرُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ عَلِمَ أَن لَّن تُحْصُوهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ فَاقْرَؤُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ عَلِمَ أَن سَيَكُونُ مِنكُم مَّرْضَى وَآخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِن فَضْلِ اللَّهِ وَآخَرُونَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَاقْرَؤُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللَّهِ هُوَ خَيْراً وَأَعْظَمَ أَجْراً وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
20. Tuhanmu mengajarkan agar kamu (Muhammad) mengatur waktu bangun malam yang lebih cocok di antara dua pertiga, setengah, dan sepertiga malam; dan (begitu juga) segolongan orang yang (mau melakukan hal yang sama) mengikuti dirimu (dipersilakan memilih waktu yang cocok). Allah selalu memelihara kepastian pergiliran malam dan siang. Dia tahu bahwa (pengaturan waktu belajar malam itu) tak akan pernah terlintas perhitungan-(pemikiran)-mu, sehingga ia memberikan rujukan (tãba) kepada kalian. Maka selanjutnya (setelah ada rujukan, yakni cara pembagian waktu itu), kajilah Al Quran mulai dari mana saja yang Dia (Allah) mudahkan bagi kalian (dalam memahaminya). Dia (Allah) mengetahui bahwa di antara kalian akan ada yang sakit (namun mereka tetap bisa menggunakan waktu malam untuk mengkaji Al Quran), sementara yang lain sibuk bertebaran di seluruh permukaan bumi mencari rizqi yang diridhai Allah (namun mereka tetap bisa menggunakan waktu malam untuk mengkaji Al Quran), dan yang lainnya harus bertugas dalam peperangan demi tegaknya ajaran Allah (tapi mereka tetap bisa menggunakan waktu malam untuk mengkaji Al Quran). (Justru karena itulah) maka kajilah Al Quran dengan memilih yang terasa mudah bagi kalian, lalu lakukanlah Shalat (sebagai sarana pemantapan hafalan dan peresapan ke dalam kesadaran), dan selanjutnya wujudkan Zakat (sebagai gerakan pembabatan ajaran setan sekaligus penumbuhan ajaran Allah), atau (dengan kata lain) angsurlah (pengkajian dan pelaksanaan) konsep Allah itu dengan cara mengangsur yang sebaik-baiknya. Karena kebaikan apa pun yang kalian lakukan, yang kalian jalankan demi memenuhi kehendak Allah, dia akan menjadi suatu kebaikan yang mendatangkan keuntungan lebih besar. Maka (melalui pengkajian Al Quran dan shalat ini) bangunlah kerinduan untuk mela-kukan perbaikan hidup dengan ajaran Allah; karena Allah (dengan ajarannya) adalah maha pemberlaku perbaikan serta maha pewujud kehidupan kasih-sayang.

(silakan direnungkan sedalam-dalamnya QS. Al Muzammil [73] ayat 1-20)

Demikianlah Muhammad Rasulullah saw pernah mengalami penempaan ruhiyah. Proses penempaan itu tidak berlangsung sekali dua kali, tetapi terus berulang-ulang. Sebagai umat yang menjadikannya uswah hasanah (QS. Al Ahzab [33] ayat 21), bukankah sudah seharusnya ikut mengalami proses penempaan ruhiyah tersebut? Dengan pilihan waktu yang tepat (pada malam hari) dan materi pembinaan yang tepat pula (kajian Al Quran) umat ini berproses menjadi umat unggulan (QS. Ali Imran [3] ayat 138-139) yang senantiasa melakukan amar makruf nahi munkar dalam upaya menata kehidupan semesta (QS. Ali Imran [3] ayat 110)

2 komentar:

  1. terima kasih.. jazakallah.. teruskan kerja saling ingat mengingatkan ini... baik untuk orang2 beriman

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah.. mohon doanya, insya Allah

    BalasHapus