Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Sabtu, 28 Mei 2011

KEMAMPUAN TEKNIS PEMBACA AL QURAN: WAWASAN SEJARAH


Abu Bakar berkata: “Langit yang mana aku bernaung, bumi yang mana aku berpijak, kalau aku menafsirkan Kitabullah tanpa ilmu”. Perkataan Abu Bakar itu menunjukkan bahwa seorang pembaca Alquran haruslah memiliki ilmu sebagai kemampuan teknis yang dibutuhkan untuk memahami bacaannya. Pada pembahasan lalu, telah dikemukakan dua kemampuan teknis, yaitu penguasaan bahasa Arab dan wawasan ayat (ayat dipahami dengan ayat lainnya). Kemampuan teknis lainnya adalah wawasan sejarah.

"(Ini adalah) satu surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan hukum-hukum yang ada di dalam) nya, dan Kami turunkan di dalamnya ayat-ayat yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya." (QS. An Nuur [24] ayat 1)

Sebagai Bayyinat, Al Quran tidak saja dijelaskan oleh ayat-ayatnya sendiri dalam Al Quran, tetapi juga Al Quran dijelaskan pula oleh catatan sejarah/peristiwa yang terjadi di luar Al Quran sebagai data pendukung. Catatan sejarah itu dapat bersumber dari sejarah kehidupan Muhammad Rasulullah saw.

Rasulullah s.a.w. bersabda,

أَلَا إِنِّي أُوتِيْتُ الْقُرْآنَ وَمِثْلَهُ مَعَهُ

“Ketahuilah, aku diberi al-Quran dan sesuatu yang serupa dengannya (al-Quran) bersamanya (yaitu as-Sunnah).” (HR. Ahmad dari Al-Miqdam bin Ma’di Kariba al-Kindi).

Ketika Aisyah ditanya bagaimana kepribadian (akhlak) Rasulullah s.a.w. , beliau menjawab:

كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ

Maksudnya: Akhlak Rasulullah s.a.w. refleksi dari keseluruhan syari’at Alllah yang terdapat di dalam al-Quran (HR. Muslim ).

Allah berfirman,

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. Al Ahzaab [33] ayat 21)

Jika Al Quran diposisikan sebagai konsep kehidupan manusia, keseluruhan hidup Muhammad Rasulullah saw dapat diposisikan sebagai contoh nyata penerapan konsep tersebut. Tidak mungkin, kita ingin menerapkan konsep Al Quran tetapi kita mengabaikan contoh nyata penerapan konsep tersebut yang telah dipentaskan oleh Muhammad Rasulullah saw.

kehidupan para Sahabat dan generasi setelahnya dapat pula dirujuk sebagai data sejarah dalam memahami Al Quran. Begitu juga dengan catatan-catatan sejarah lainnya yang menjelaskan bahwa Al Quran adalah berita yang benar dan dapat dibuktikan kebenarannya.

"Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)." (QS. Ali Imraan [3] ayat 137)

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)." (QS. An Nahl [16] ayat 36)

"Katakanlah: "Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa." (QS. Al Quran [27] ayat 69)

"Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al Ankabuut [29] ayat 19-20)

Buku adalah jendela dunia, maka engkau dapat menjelajahi dunia masa kini, dan bahkan dunia masa silam dengan membaca buku-buku sejarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar