Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Sabtu, 12 September 2009

Wasiat Hitam (3)

Iblis tidak peduli dengan semua motivasi itu. Dia tidak pernah memikirkan berapa jumlah pengikutnya. Yang penting baginya adalah berjuang terus, menjalani sisi yang sudah menjadi takdir hidupnya. Dia sangat menyadari, bahwa apabila Allah memberi petunjuk kepada hamba-Nya maka tidak ada yang akan mampu menyesatkannya, dan apabila Allah menyesatkan hamba-Nya maka tidak ada yang mampu menunjukinya. Jadi yang terpenting baginya adalah terus berkarya. Masalah hasil sudah ada yang menentukan. Konon, Iblis adalah sesepuh para malaikat sebelum menjadi biang kesesatan. Karena itu, dia paham betul soal kekuasan Allah.

Oleh karena itu, dia mengingatkan kepada para pengikutnya : “ Wahai para pengikutku, apabila kalian telah mengikuti jalanku ini, maka berlaku setialah (pada kesesatan ini), sambil terus berjuang untuk (kesesatan) orang-orang yang kamu kenal atau tidak kamu kenal. Ketahuilah aku telah berjanji demi kemuliaan Tuhanku, bahwa aku akan menyesatkan semua hamba-hamba-Nya itu, dan memenuhi neraka dengan mereka itu, hingga api neraka semakin bertambah-tambah kobarannya, seperti perapian yang tak sepi dari pasokan kayu bakar. Manusia dan batu adalah kayu bakar api neraka, maka aku akan terus mengumpulkan mereka sampai akhir zaman.”

“Hidup ini bagaikan sebuah permainan yang sangat serius dan berat, hingga tak ada penontonnya, karena semuanya adalah pemain. Hitam melawan putih. Putih menghajar hitam. Hitam dan putih terus bergumul sepanjang waktu. Dimana matahari bersinar, disitulah awan hitam menutupinya. Kadang cahaya membuyarkan gumpalan awan hitam itu ke tempat lain, dan kadang pula membuatnya menangis bercucuran air mata penyesalan hingga biru langit kembali terang. Air mata itu ada yang berhasil memecah benih-benih. Lalu benih-benih itu menghasilkan dedaunan dan buah-buahan, tetapi ada juga yang kembali menjadi gumpalan-gumpalan awan hitam, berusaha menutupi cahaya matahari. Begitulah permainan ini terus berlangsung, sampai matahari bosan dengan takdir peredarannya.”

“Bermainlah kamu wahai pecinta kegelapan, dengan permainan yang sungguh-sungguh. Ini adalah peperangan yang nyata. Kita adalah musuh mereka. Mereka pun musuh kita, karena surga dan neraka tidak akan pernah bersatu. Namun kita harus pandai berpura-pura, hingga mereka menyangka yang putih adalah hitam dan yang hitam adalah putih. Hingga mereka tak kenal lagi mana dan mana putih. Berusahalah menjadikan mereka belang-belang, kadang-kadang hitam dan kadang-kadang putih. Sisipkanlah secara halus, rasa kebanggaan ke dalam dada mereka, bahwa hanya merekalah yang putih, sedangkan yang lainnya adalah hitam, hingga mereka merendahkan orang-orang yang mereka rasa hitam, atau bahkan memeranginya. Masukkan ke dalam dada mereka secara perlahan-lahan, rasa masa bodoh terhadap saudaranya, hingga yang putih merasa nyaman dalam putihnya, dan mereka pun akan berpendapat: biarlah hitam putih menjadi urusan individu, tidak boleh saling mengganggu.

Salam,
Ayo dukung bahasa Al-Qur’an jadi pelajaran di sekolah-sekolah Indonesia, silahkan klik: http://sutris.blogspot.com dan berdoalah agar kelak di tahun 2015 kita menemukan lulusan SMP/SMA/sederajat sudah menguasai kosa kata dan tata bahasa Al-Qur’an, dan lihat apa yang akan terjadi pada umat ini nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar