Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Kamis, 17 September 2009

Sebelum Ramadhan Berakhir...

Sebentar lagi, Madrasah Ramadhan akan selesai. para murid bersiap-siap meninggalkan gerbang Madrasah. Di antara mereka ada yang bersorak kegirangan, merasa telah sukses melewati masa pembinaan Ramadhan, dan merasa pantas menjadi orang bertaqwa. Dan ada juga yang bergetar sedih dan cemas: berhasilkah ia meraih gelar taqwa? lalu bagaimana selanjutnya ia menapaki hari-hari setelah Ramadhan?

Bagaimana dengan kita? tentu kita ingin keluar dari Madrasah Ramadhan sebagai orang bertaqwa. Mengapa harus bertaqwa? dan untuk apa? Pertanyaan penting yang harus kita jawab mumpung kita belum keluar dari Ramadhan. Dengan menjawab pertanyaan itu kita akan memutuskan, apakah kita akan keluar dari Ramadhan ini sebagai orang bertaqwa atau bukan? dan selanjutnya mau apa?

Semua yang diciptakan Tuhan pasti punya tujuan (QS. 3:191) termasuk juga perintah bertaqwa. untuk apa?
Begini,
Bulan Ramadhan, melalui perintah puasa dan membaca Alqur'an (QS. 2:185), bertujuan membina seorang muslim yang beriman untuk mencapai derajat taqwa (QS. 2:183). Maka, pada hari pertama Ramadhan, kita dihadapkan pada pesan Alqur'an bahwa Allah adalah Sang Pemelihara alam semesta (QS. 1:2). Dapatkah kita merasakan bahwa perintah berpuasa dan membaca Al-Qur'an di bulan Ramadhan adalah cara Allah mendidik kita ikut memelihara kehidupan alam semesta? Puasa mengajarkan pengendalian diri sedangkan membaca Alqur'an adalah upaya mendapatkan petunjuk bagaimana memelihara kehidupan alam semesta ini. Kita terus membaca dan mendapati petunjuk-petunjuk itu.

Petunjuk pertama yang kita dapati adalah Allah menjadikan ibadah dan doa hambanya sebagai sarana pemeliharaan kehidupan alam semesta. Oleh karena itu, beribadah dan berdoalah dalam rangka pemeliharaan alam semesta. Maka, kita beribadah dan berdoa sebagai bagian dari sebuah masyarakat meskipun kadang kita melakukannya seorang diri. Kita berkata: iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'iin (QS. 1:5).

Duhai Tuhan pemelihara alam semesta...
bukan aku saja yang beribadah dan berdoa kepada-Mu
tetapi kami semua
maka bimbinglah kami semua kepada jalan-Mu yang lurus

Jalan lurus itu harus dilalui bersama-sama. Di jalan yang lurus itu, tidak ada seorangpun yang terasing ataupun mengasingkan diri dari yang lainnya. Keterasingan bisa disebabkan oleh ambisi materialitas seperti yang telah dilakukan oleh kaum Nabi Musa yang dimurkai (akan kita dapati kisah itu nanti disurah Albaqarah). Keterasingan juga bisa disebabkan oleh ambisi spiritualitas seperti yang dilakukan oleh kaum Nabi Isa yang tersesat (akan kita dapati kisah itu nanti di surah Ali Imran). Jalan lurus itu hanya akan ditemukan jika kita tetap beribadah dan berdoa sebagai satu kesatuan sosial, meskipun kadang dilakukan secara individual.

Oleh karena ibadah dan doa yang kita panjatkan itu adalah dalam rangka memelihara kehidupan alam semesta, maka kita membaca ayat-ayat selanjutnya sebagai petunjuk sistematis, mantap dan tidak meragukan untuk memelihara kehidupan alam semesta.

Nah, disinilah fungsi ketaqwaan itu. Kita membaca: dzaalikal kitaabu laa raiba fiihi hudal lil muttaqiin (QS. 2:2). Menjadi orang bertaqwa adalah menjadi orang yang dapat membaca Alqur'an sebagai petunjuk memelihara kehidupan alam semesta.

Setelah mengetahui untuk apa menjadi orang bertaqwa, kini kita akan memutuskan apakah kita benar-benar akan keluar dari Madrasah Ramadhan ini sebagai orang bertaqwa? jika kita menjawab: ya! maka kita dihadapkan pada tugas besar, yaitu memelihara kehidupan alam semesta, dimulai dari memelihara kehidupan kita sendiri, kehidupan masyarakat sampai kehidupan sosial yang lebih luas lagi.

nah, siapkah kita menjadi orang yang bertaqwa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar