Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Senin, 04 Mei 2009

MEMBACA SYAHADAT: Menghormati Syiar-Syiar Agama (1)

Pada tahun 90-an, ada sekelompok orang yang mengusung slogan Spirituality, Yes; Organized Religious, No. Gerakan mereka dikenal dengan gerakan New Age. Gerakan ini berangkat dari kesadaran bahwa telah terjadi berbagai krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh alasan-alasan material. Mereka melihat bahwa praktek eksploitasi terhadap lingkungan dan masyarakat terjadi karena manusia tidak lagi menatap ke dalam batinnya hingga menjadi terabaikan, dibandingkan dengan kepentingan jasmaninya. Struktur batinnya tenggelam tertutupi oleh struktur lahir.

Oleh karena struktur lahir yang menonjol, bahkan mendominasi kehidupan manusia, maka pola pikir dan tingkah laku materialitas menjarah habis-habisan nilai-nilai kemanusiaan dan mencabut manusia dari fitrah kemanusiaannya. Materialitas manusia dipuja, sedangkan spiritualitas manusia terabaikan. Dan yang terjadi adalah: kemanusiaan tidak lagi menjadi utuh. Kehidupan manusia berjalan timpang. Dan yang terlihat adalah: proses dehumanisasi.

Mereka kembali merindukan perdamaian, toleransi, persamaan, keadilan, kesadaran ekologi, keseimbangan alam, dan kearifan hidup dan kehidupan. Oleh karenanya mereka bersemangat melakukan pencarian jati diri manusia. Mencari jati diri berarti melakukan ziarah batin hingga menemukan fitrah kemanusiaan.

Manusia perlu kembali kepada fitrahnya sebagai manusia, kembali kepada the sacred self yang abadi, yang tidak memiliki identitas apa-apa karena non-material, karena itu ia tidak kehilangan apapun. Namun dalam ketiadaan apa-apa itu, secara paradoksal, termuat kecukupan yang merupakan dasar dari semua rasa keamanan batinnya sebagai manusia. Rasa aman itu membawa manusia kepada kepuasan, penuh kedamaian, penuh cinta, hingga menapai puncak keadaan yang penuh kebahagiaan secara rohani.

Menarik dan luar biasa! Mereka, gerakan New Age, menawarkan kita suatu sikap pasrah yang berkekuatan dengan merealisasikan hakikat dari yang original, fitrah. Dan dengan itu, keharmonisan kosmis yang bersifat universal tercapai.

Tetapi yang perlu kita catat di sini adalah mereka berusaha mengeluarkan manusia dari agama, tepatnya agama yang terlembagakan. Mereka beranggapan bahwa kita dan sebagian besar orang di dunia telah terjebak dalam agama yang terlembagakan. Dan nyatanya, agama sebagai suatu lembaga telah membuat masyarakat dunia terkotak-kotak dengan klaim kebenarannya masing-masing.

Agama yang terlembagakan dengan segala warna ritual dilihat sebagai sumber konflik masyarakat secara luas, karenanya agama harus ditinggalkan. tanpa agama secara ritual pun, manusia bisa saja hidup berdampingan, selama mereka senantiasa berziarah kedalam batinnya itu.

Mereka berpandangan bahwa manusia, apapun agamanya bahkan yang mengaku tak beragama sekalipun, dengan ziarah batin tersebut akan menemukan hakikat diri kemanusiaan apa adanya yang dianugerahkan oleh Tuhan apa adanya. Tuhan apa adanya adalah Tuhan yang terlepas dari penamaan atau definisi apapun. Tuhan ya Tuhan, apa adanya. Dia telah menciptakan manusia apa adanya pula. Pertemuan antara keduanya akan melahirkan nilai dan makna yang lepas dari penamaan khas agama tertentu. Demikian gerakan New Age.

Tetapi kita adalah seorang Muslim! Muslim apa adanya adalah orang yang telah memasrahkan jiwa-raganya kepada sang pencipta dan pemilik jiwa-raga itu. Ziarah batin yang dilakukannya adalah untuk menemukan Tuhan, di mana segala kepasrahan akan diletakkan. Penemuan akan Tuhan itu bersifat kognitif yang akan menimbulkan kesadaran dan akhirnya: cinta! Cinta yang menggerakkan untuk senantiasa bertemu.

Oleh karenanya, batin seorang muslim senantiasa meratap, memanggil-manggil nama-Nya. Kita ingin menemukannya dan Dia ingin ditemukan. Karena itu, Dia memilih beberapa di antara manusia untuk mengenalkan driri-Nya, untuk mengenalkan nama-nama-Nya agar Dia ditemukan. Dia berkata: Ssungguhnya yang kamu sebut Allah itu ya Aku, tidak ada Tuhan selain Aku maka mengabdilah kepada-Ku.

Pengabdian manusia kepada Allah, sejatinya dilakukan setelah pengucapan ikrar dua kalimat syahadat. Ikrar itu penting untuk menjaga pengabdian agar dilakukan secara utuh, yaitu pengabdian lahir-batin sekaligus pada saat yang sama. Namun sekali lagi, jangan dilupakan bahwa pengabdian lahir seseorang hanya diakui berdasarkan suasana batin orang itu. Dan bagaimana suasana batin itu, akan terlihat dari tampak lahirnya. Demikianlah bagi orang yang memasuki penyerahan yang utuh, suasana batin akan mempengaruhi suasana lahir.

----
Supaya ga kepanjangan, bersambung aja deh...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar