Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Rabu, 01 April 2009

Berhenti Sejenak...(2)

BULATKAN TEKAD, SUCIKAN HATI, LANJUTKAN PERJALANAN

Suatu kali, Chuban Bustami, seorang teman di FB, mengirimkan gift berupa satu nama dari Al-Asma Al-Husna, yaitu Al-Jabbar: Maha Memaksa. Saya terus bertanya-tanya sendiri, mengapa Al-Jabbar, bukan nama-Nya yang lain? Apakah ia memilihnya begitu saja dengan tanpa bermaksud apa-apa? Mungkin ia begitu, tetapi Allah tidak begitu. Perbuatan-Nya tidak pernah terjadi sia-sia, tidak pernah tanpa maksud, melainkan ada satu tujuan tertentu. Rabbanaa maa khalaqta hadza baathila. Tanpa pernah menanyakan kepada sang pemberi, saya biarkan gift itu tertempel di wall profile saya, dengan harapan suatu hari nanti, saya memahami mengapa Al-Jabbar datang menyapa.

Di waktu yang lain, seorang teman di FB juga, Zainal Ahmad, datang secara pribadi tanpa bertemu muka. Ada satu fokus yang kami perbincangkan sampai akhirnya saya menemukan dari kalimat-kalimatnya 3 buah kata yang menghentak saya: nah ini dia: KHOLIQ-MAKHLUQ-AKHLAQ. Saya coba merangkai ketiga kata tersebut dalam benak saya: ketika KHOLIQ menyapa MAKHLUQ, maka Dia akan bertajalli dalam bentuk AKHLAQ.

Pada waktu yang lain lagi, saya bertanya-tanya lagi dalam hati: siapakah Al-Jabbar? Lalu saya mencari-Nya dibuku Laleh Bahktiar yang berjudul meneladani akhlak Allah melalui Al-Asma Al-Husna, dan saya menemukan di halaman 48:

"....Maha Memaksa (Al-Jabbar)....(QS. Al-Hasyr [59]: 23)
Maha Memaksa adalah sifat Allah yang memiliki kekuatan kehendak yang menguasai segala makhluq dan segala sesuatu, sementara tak ada kekuatan kehendak yang menguasai-Nya. Tak ada yang bebas dari kekuatan ini. Kehendak Allah itu mutlak dan hal ini menjadikan kebesaran Allah berada di atas segala wujud lain. Melalui kehendak-Nya, Allah memaksa makhluk-Nya untuk mematuhi nasihat-nasihat-Nya yang positif (amar bi al ma'ruf) atau perintah-Nya dan mencoba mencegah perkembangan yang negatif (nahy 'an al-munkar) atau larangan-Nya. Nasihat ini merupakan bagian dari sifat naluriah yang terkandung dalam makhluk dan benda. Nasihat ini membuat makhluk cenderung mengikuti kehendak Allah. Pada tingkat tertinggi kecenderungan ini, ia akan menyadari jiwanya, yang kemudian digunakannya untuk bersaksi tentang Sang Pencipta. Tentu Allah sanggup memaksa semua makhluk, tetapi tak ada yang memaksa Dia. Tak ada seorang pun di dunia ini yang mendekati kekuatan Allah dan ketakterjangkauan-Nya. Menurut Al-Ghazali, sifat ini paling baik menggambarkan Muhammad saw."

dan dihalaman 99:

"Dengan menjelmakan bagian dari sifat Maha Memakasa (Al-Jabbar), ia menemukan bahwa dengan menyempurnakan kehendak Allah, ia akan memiliki kesadaran yang diperlukan untuk memahami apa yang ingin dilakukannya, menemukan kekuatan kehendaknya, dan bertindak.
Tekad ksatria ruhani menuju yang Maha Memaksa adalah bergerak menuju penyembuhan dengan mulai menyucikan hatinya, menghiasinya dengan perbuatan terpuji. Ia kini memasuki proses kreatif dan melalui proses ini ia bertekad untuk menciptakan kembali atau mewujudkan fitrah Allah yang dibawanya sejak lahir."

Akhirnya, yang harus kita lakukan setelah menemukan identitas sebagai hamba Allah dan wakil-Nya adalah membulatkan tekad mewujudkan identitas tersebut dengan mulai menyucikan hati dan menghiasi diri dengan perbuatan terpuji.

Saya, Chuban Bustami, Zainal Ahmad dan Laleh Bakhtiar belum pernah bertatap muka dan suara sampai saat ini, namun Allah swt, dengan cara-Nya, menghendaki kami bertemu di jalan menuju kepada-Nya, subhanallah, semoga Allah merahmati mereka.

Dan...perjalanan MENJADI MUSLIM APA ADANYA kembali dimulai.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar