Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Selasa, 17 Februari 2009

Istriku sayang, aku ingin menikah lagi...

Istriku sayang, yuk kita menikah lagi. Bukan, bukan bulan madu, tetapi menikah, menjadi pengantin, duduk bersanding sambil menikmati nasihat-nasihat pernikahan.

Ah, pasti engkau menganggap ajakanku ini mengada-ada. Memang, biasanya setelah sekian lama orang menikah, mereka mengajak pasangannya berbulan madu, menyegarkan kembali suasana pernikahan. Sedangkan aku? aku benar-benar ingin mengajakmu menikah lagi, bukan hanya sekedar berbulan madu.

Pada saat berbulan madu, kita hanya sekedar menyegarkan jiwa ddari sensasi raga yang teralami. Pada saat itu jiwa kita tersenyum, takjub akan kebesaran ilahi. Subhanallah, Maha Suci Allah yang telah meniptakan raga-raga ini begitu sempurna. Engkau ddiciptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Aku pun demikian. Juga raga-raga yang lain. Apakah yang dihasilkan oleh kesempurnaan ketika ia berpadu satu di atas kesempurnaan? sempurna yang menyempurnakan!

Istriku sayang, perhatikanlah, sampai kapan raga-raga ini memberikan sensasi ilahi yag begitu menyadarkan akan realitas penyatuan? Bukankah raga-raga ini tercipta dari debu dan setiap debu akan kembali menjadi debu? karena itulah, aku mengajakmu menikah lagi, duduk bersanding menjadi pengatin, menikmati nasihat-nasihat pernikahan.

Sungguh, nasihat-nasihat itu begitu menggetarkan, membuat jantung berdetak-detak lebih dari biasanya. Perasaan hati begitu menggelora, meluapkan kebahagiaan yang tak terbendung. Airmata pun menetes tak kuasa menanggung rahmat Allah yang begitu deras tercurah. Duhai...awal hari ini saja Engkau bahagiakan kami sedemikian rupa, apalagi nanti.

Istriku sayang, aku mengajakmu kembali menikah bukan karena pernikahan kita ini telah sepi dari getar-getar suka cita. Tidak, istriku. Pernikahan kita ini adalah rasa syukur di atas kesyukuran. Hanya saja aku ingin mengajakmu mersakan kembali getar-getar ilahi yang merasuk dalam jiwa pada awal hari dimana nikmat kita disempurnakan. Coba perhatikan khutbah nikah ini,

Ananda! bila kelak biduk rumah tangga bertubrukan dengan benteng karang kehidupan, bila impian remaja telah berganti menjadi kenyataan yang pahit, bila bukit-bukit harapan diguncang gempa cobaan, segenap keluarga ingin melihat Ananda teguh disamping suami. Istri atau suami akan tetap tersenyum walaupun langit makin mendung. Pada saat seperti itu, tidak ada yang paling menyejukkan suami selain melihat pemandangan yang mengharukan. Ia bangun imalam hari. Didapatinya Ananda tidak disampingnya. Kemudian, ia dengar suara wanita bersujud, suaranya gemetar. ia sedang memohon agar Allah menganugerahkan pertolongan bagi suaminya. Pada saat seperti itu, suami Ananda akan menegakkan tangan ke langit, bersamaan dengan tetesan air matanya. Ia berdoa; ya Allah, karuniakan kepada kami istri dan keturunan yang menentramkan hati kami dan jadikanlah kami penghulu orang-orang takwa.


Istriku sayang, indah bukan. yuk kita berterima kasih kepada Prof. Suyanto yang telah menyampaikannya, dan kepada bapak Ahmad Syafii Maarif yang telah menuliskannya di Resonansi Republika, selasa, 17/02/09.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar