Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Jumat, 20 Februari 2009

Berguru Kepada Allah Atau Kepada Syetan?

Seorang teman bertanya: "Apakah benar, jika kita tidak berguru maka syetan datang menjadi guru?" Teman saya itu agak sedikit traumatik dengan kelompok pengajian dan dia selalu enggan bila diajak bergabung. Dia khawatirkembali lagi terjebak dan tersesat dalam sebuah kelompok/organisasi pengajian seperti yang pernah dialaminya. Dia bertanya demikian, karena tetap igin berada di jalan kebenaran tetapi apakah harus dibawah bimbingan seorang guru? Bolehkah jika kita belajar sendiri, dari membaca, mendengar, melihat, dan merenung?

Saya bilang, kita adalah yang terpilih. Tuhan dengan sengaja memilih kita menjadi wakil-Nya. Dia tempatkan di bumi untuk mewujudkan kehendak-kehendak-Nya. Lantas, siapakah yang berhak mengajarkan kita: jalan yang mesti dilalui, pola pikir yag mesti disusun, kata yang mesti dirangkai. Siapakah? bukan siapa-siapa kecuali Dia sendiri!

Dia adalah sang guru yang mengajarkan apa yang tidak kita ketahui, yang memilihkan apa-apa yang mesti dipelajari. Ilmu-Nya begitu meliputi, kebijaksanaan-Nya menopang kelebihan dan kekurangan, kasih sayang-Nya begitu menentramkan. Dia menyelisik kedalam relung-relung hati, mengetahui betikan-betikan hati, menggenggamnya dengan segenap rahmat dan hidayah.

Temanku, kemanakah engkau hendak mencari guru seperti itu?

Dialam rahim, Dia telah membaiat kita, "Apakah Aku Tuhanmu?" dan kita menyambutnya, "Benar, kami telah menyaksikan bahwa Engkaulah Tuhanku." Selanjutnya, Dia mengawasi dan memberikan pengajaran sepanjang waktu.

Sebagai guru, Dia bijaksana memilihkan materi pelajaran untuk setiap murid-Nya, tentu sesuai kapasitas yang dimiliki masing-masing urid. Dia mengetahui setiap murid-Nya berbeda satu sama lainnya, maka materi pelajaran yang diberikan berbeda-beda. Dia pun bijaksana memilih bagaimana menyampaikan pengajaran-Nya. Perhatikan: Dia memilih kita, memberikan tugas dan mengajarkan bagaimana melaksanakan tugas itu. Subhanallah, maha suci Allah yang telah menjadikan alam semesta ini sebagai media pengajaran-Nya. Untuk siapa? Untuk kita! di anatara media-media itu ada yang diam membisu menyimpan hikmah dan ada pula yang bertutur kata. para Rosul, para wali, dan orang-orang yang kita sebut guru hanyalah media pengajaran-Nya yang berkata-kata. Lalu mengapa kita harus takjub kepada media? Takjublah kepada siapa yang menggerakkan media itu, subhanallah, maha suci Allah!

Ya Allah, begitu banyak kesalahan hamba hingga hati ini menghitam tak mampu menangkap pengajaran-Mu
Astaghfirullah al-azhim..............
Ya Allah, hamba datang mengharap-harap maaf-Mu
Ya Alah, sesungguhnya tidak ada yang dapat membimbing hamba kecuali Engkau, maha suci Engkau sesungguhnya hama telah menganiaya diri hamba sendiri.

Sebagai murid, kita hanya perlu diam, duduk bersimpuh, menundukkan kepala, mengheningkan hati dari hruk pikuk dunia, biarkan air mata itu jatuh berderai.

Ya Allah, Engkaulah Rabb yang memelihara, membimbing dan mengajariku
tidak ada pemelihara, pembimbing dan pengajar kecuali Engkau......
sementara hamba ini adalah hamba-Mu yang telah Engkau ciptakan dan tetap berada dalam genggaman-Mu...
Ya Rabb inilah aku dengan segala ketakberdayaanku...
aku datang memohon perlindungan-Mu dari kebodohanku sendiri.........
Ya Rabb, sungguh begitu banyak kasih sayang dan rahmat-Mu tercurah untukku, sementara syukur dan baktiku kepada-Mu begitu tiada berarti....
Ya Rabb ampuni segala kesalahanku karena hanya Engkaulah yang maha mengampuni.

Temanku, engkau telah bertanya, maka dengarkanlah jawaban-Nya:

"Siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang maha pemurah, Kami adakan baginya syaitan maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat pentunjuk."
(QS. Az-Zukhruf, 43:36-37)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar