Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Jumat, 03 Oktober 2008

Membaca Tanda

MEMBACA TANDA

Text Box: Katakanlah! Perhatikan apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan (juga) peringatan-Nya bagi orang yang tidak beriman.  (QS. Yunus: 101)  Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya menjadi pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran.  (QS. Shad: 29) Sesuatu yang ada pasti mempunyai tanda yang menunjukkan adanya. Jika ada tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda adanya, pastilah adanya itu di ada-adakan atau mengada-ada supaya dianggap ada, padahal tidak ada. Ada tetapi adanya disembunyikan supaya tidak diketahui juga memiliki tanda-tanda yang menunjukkan bahwa yang ada itu disembunyikan. Karena itulah, setiap orang yang hendak mencari yang ada, baik bersembunyi maupun tidak, harus mencari tanda-tandanya terlebih dahulu.

Orang yang mengaku bahwa sesuatu itu ada pada dirinya harus mampu memperlihatkan tanda-tanda keberadaannya. Siapa yang mengaku punya ilmu harus memperlihatkan tanda-tanda adanya ilmu itu pada dirinya. Maling punya tanda, kyai punya tanda, semua punya tanda. Tanda-tanda maling berbeda dengan tanda-tanda kyai. Gerak-geriknya pun berbeda, pandangannya berbeda, kebiasaannya juga berbeda. Tidak usah mengaku-aku kyai, semua bisa dilihat dari tanda-tandanya.

Setiap eksistensi mempunyai tanda yang berbeda-beda, karena kalau sama maka keteraturan dan keseimbangan kehidupan dunia ini akan menjadi kacau. Tidak jelas mana orang baik mana orang jahat. Kalau semua tanda bercampur menjadi satu, orang hidup penuh dengan kecurigaan. Tidak ada Text Box: Kelak akan Aku tunjukkan kepadamu tanda-tanda-Ku, maka janganlah kamu terburu meminta-Ku (untuk mendatangkannya).  (QS. Al-Anbiya: 37)lagi beda antara benar dan salah. Beda antara keduanya menjadi samara-samar, karena tanda-tandanya juga sudah kabur. Kalau begitu, yang ada hanya satu tanda yaitu tanda adanya kemunafikan.

Mengaku orang sholeh tapi tandanya orang pendosa. Mengaku manusia tapi tandanya tanda binatang. Menzinahi anak sendiri, berkelahi adu kejantanan, saling memamerkan anggota tubuh dan lain-lain. Semua itu yang melakukan manusia tapi menunjukkan adanya binatang. Mereka yang hidup di rimba belantara, wajar jika hidupnya memakai hukum rimba, wajar jika mereka saling memikat dengan memperdengarkan suaranya, kicauannya, aumannya. Memperlihatkan keindahan bulu-bulunya, ketajaman cakar-cakarnya. Semua itu wajar, karena mereka itu adalah binatang. Nilai kebinatangan mereka ada di situ. Lalu mengapa mereka yang mengaku manusia ikut-ikutan mempunyai tanda-tanda seperti itu ?

Tanda seorang manusia bukan terletak pada suaranya, tubuhnya, pakaiannya, atau hartanya. Melainkan ada pada akal budinya, pada jiwanya yang mampu membaca tanda-tanda, baik tanda-tanda bisu seperti langit dan bumi maupun tanda-tanda yang berkata-kata seperti kitab suci dan sabda para Nabi. Melalui tanda-tanda itu manusia bisa menyaksikan adanya Sang Wujud Yang Maha Kaya tanpa ragu-ragu lagi. Kemudian dia bisa mempersembahkan seluruh amal bakti kepada-Nya dengan tulus dan ikhlas.

Sang Wujud Yang Maha Nyata adanya telah meletakkan tanda-tanda keberadaan-Nya pada alam, hewan, tumbuhan dan manusia yang merupakan tanda-tanda kauniyah-Nya. Tanda-tanda tersebut dapat dipahami secara langsung melalui perenungan ataupun penjelasan-penjelasan dari kitab suci dan sabda Nabi yang merupakan tanda-tanda Qauliyah-Nya.

Tanda yang satu menjelaskan tanda yang lain. Seluruh tanda-tanda tersebut susun-menyusun menjadi tanda besar. Untuk mengenali-Nya, haruslah membaca keseluruhan tanda-tanda secara utuh. Keberadaan Yang Maha Besar tidak bisa dikenali hanya dengan satu tanda saja, seperti orang buta yang mengenali gajah lewat belalainya saja, kemudian dikatakan bahwa gajah itu panjang seperti ular. Orang melek mengenali gajah dari keseluruhan tanda-tandanya, karena yang namanya gajah bukan hanya belalainya, kupingnya, perutnya atau kakinya, tetapi gajah adalah keseluruhannya.

Keberadaan Allah SWT tidak dapat dikenali oleh orang yang buta mata hatinya. Tanda-tanda-Nya hanya dapat dikenali oleh orang yang mata hatinya melek secara total. Masuklah kamu kedalam kepasrahan secara total lahir dan batin, sehingga penglihatan dan pendengaran hatimu bisa terbuka dan kamu bisa membaca tanda-tanda qauliyah dan kauniyah-Nya yang tertulis dalam kitab besar ini, yaitu kitab yang tidak ada lagi keragu-raguan di dalamnya.

3 komentar:

  1. Pak Sutris, gimana caranya agar bisa konsisten pasrah total lahir batin, agar mati hati selalu terbuka.. saya sering membaca buku dan artikel mengenai ini namun masih perlu bimbingan untuk implementasinya.

    trims.

    BalasHapus
  2. Assalamuallaikum!
    Pak Sutris, gimana caranya biar bisa konsisten pasrah total lahir batin, agar mati hati selalu terbuka.. saya sering membaca buku dan artikel mengenai ini namun masih perlu bimbingan untuk implementasinya.
    anyway, membaca setiap tulisan di blog ini selalu berhasil membuat air mataku menetes.. kok bisa yaa.. :)

    salam.

    BalasHapus
  3. Sindy yang baik, saya selalu berusaha untuk kembali kepada saat saya dilahirkan, saat itu saya hanya menerima setiap keadaan sambil berprasangka baik kepada ibu saya.pokoknya saya yakin apapun yang ibu berikan adalah yang terbaik utuk saya. saya menyusu tanpa perlu tanya ini itu, pokoknya ya menyusu seperti yang ia sodorkan.
    sekarang saya sudah besar, tapi saya berusaha untuk selalu menjadi bayi di hadapan Tuhan.

    BalasHapus