Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Sabtu, 06 September 2008

Mencari Guru

MENCARI GURU

Text Box: Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada muridnya: “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan, atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun.” (QS. Al-Kahfi: 60)  Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. Musa berkata kepada Khidir: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar diantara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” Dia menjawab: “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?” Musa berkata: “Insya Allah kamu akan mendapatiku sebagai seorang yang aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun.” Dia berkata: “Jika kamu mengikutiku,maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu.” (QS. Al-Kahfi: 65-70)

Setiap orang yang berguru ataupun yang sedang mencari guru disebut murid. Kata murid dalam kajian morfologi bahasa Arab adalah isim fa’il yang berarti orang yang menginginkan, berasal dari akar kata arooda-yuriidu yang berarti ingin atau menginginkan.

Seseorang disebut murid, karena dia menginginkan sesuatu dan selalu berupaya mencarinya sampai dapat. Karena itu, seorang murid harus tahu dan mengerti apa yang dia inginkan, sehingga timbul semangat untuk memperolehnya, tahu bagaimana mendapatkannya, dimana memperolehnya, dan siap yang dapat memenuhi keinginannya itu.

Seorang murid yang tidak tahu apa yang menjadi keinginannya, akan tersesat di jalan pencariannya, dan itu akan membuatnya kelelahan, meskipun suatu saat dia akan sampai juga pada keinginannya (mungkin juga tidak). Tidak tahu apa yang diinginkannya membuatnya berputar-putar karena dia juga tidak tahu harus kemana mencarinya. Bisa saja dia berada di tangan orang yang tidak tahu apa yang dia inginkan, atau orang yang pura-pura punya, atau orang yang pura-pura tahu.

Meminta sesuatu harus kepada yang mempunyai sesuatu itu. Jika tidak punya maka jangan diminta. Faaqidusyai’ laa yu’thi, kata orang Arab. Artinya : Orang yang tidak punya tidak dapat memberi. Jadi, jika ingin belajar matematika, maka harus kepada orang yang tahu tentang matematika. Tidak hanya tahu, orang itu juga harus bisa menunjukkan apa itu matematika. Orang yang tahu harus bisa menunjukkan. Jika tahu tetapi tidak bisa menunjukkan, namanya tukang tipu alias tidak tahu tetapi mengaku tahu.

Text Box: Sebuah percakapan mendalam dengan seorang bijak lebih baik daripada sepuluh tahun mempelajari buku.  (Henry Wadsworth Longfellow) Mencari guru berarti mencari orang yang tahu apa yang menjadi keinginan. Guru akan muncul jika murid ada. Dengan kata lain, ada murid ada guru, tidak ada murid tidak ada guru. Apa ada guru yang tidak punya murid ? Penjelasan dituturkan karena ada pertanyaan. Penjelasaan yang diberikan tanpa ada pertanyaan akan terus hambar, kurang berkesan, bisa jadi seperti orang yang makan setelah kenyang. Seperti pemberian tanpa ada permintaan, di terima tetapi kurang berkesan.

Mencari guru sejati artinya mencari orang yang tahu apa yang menjadi keinginan, bahkan sebelum keinginan itu disampaikan. Menjelaskan sebelum pertanyaan itu ditanyakan. Memberi sebelum permintaan diajukan. Guru yang seperti itu memang susah dicari, sulit dikenali sosoknya sebagai guru. Tampaknya bukan guru tapi guru. Tampaknya tidak menjelaskan tetepi menjelaskan. Tampaknya tidak memberi tapi memberi. Tampaknya tidak berkitab tetapi berkitab. Kitabnya pun tidak hanya satu, tetapi banyak berserakan di sekelilingnya. Langit dan bumi beserta isinya merupakan kitabnya, termasuk di dalam dirinya pun termuat kitab-kitab, kitab yang tidak Text Box: “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah berfirman :”siapa saja yang telah memusuhi kekasih-Ku maka Aku menyatakan perang kepadanya. Dan tidak mendekat diri seorang hamba-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku senangi dari menjalankan kewajibannya, dan hamba-Ku itu senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan melakukan ibadat-ibadat sunnah sehingga Aku mencintainya. Maka apabila Aku telah mencintainya, Aku telah menjadi pendengarannya yang ia akan mendengar dengannya, menjadi tangannya yang ia berbuat dengannya, menjadi kakinya yang ia berjalan dengannya, dan jika ia meminta kepada-Ku niscaya Aku akan memberinya, dan jika ia memohon perlindungan-Ku pasti Aku akan melindunginya.”   (Hadits Qudsi)ada lagi keraguan di dalamnya, dzaalikal kitaabu laa raiba fiihi. Setiap orang tidak akan menyalahi apa yang diterangkan dalam kitab itu, apapun agama dan kepercayaannya. Siapa yang dapat menolak bahwa air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat rendah ?

Guru yang seperti itu sulit dijumpai karena dia tidak pernah mengaku sebagian guru. Seorang polisi tidak perlu mengaku polisi. Seperti juga maling tidak perlu mengaku maling. Gerak-geriknya sudah menunjukkan bahwa dia polisi atau maling. Orang mengaku-aku karena khawatir tidak diaku.. Orang mengaku guru karena takut di tidak dianggap sebagi guru, Takut kata-katanya tidak didengar, takut tidak punya pengikut. Guru yang benar-benar guru tidak perlu pengakuan, tidak perlu pendengar dan tidak perlu pengikut. Orang-orang saja rela berkorban mengikutinya.

Mencari guru sejati memang tidak mudah, tetapi juga tidak sulit. Hanya dibutuhkan keinginan sejati, yaitu murid sejati. Hanya murid sejati yang mampu menemukan guru sejati, karena guru sejati tadinya juga murid sejati. Bukankah Al Qur’an telah mengisyaratkan bahwa yang baik akan bertemu yang baik, yang buruk akan bertemu dengan yang buruk ? Begitu pula halnya murid sejati akan bertemu dengan guru sejati.

Text Box: Ada sesuatu pengetahuan di balik penyampaian tertulis Yang lebih bagus dari wawasan terakhir pikiran sehat Buku tidak berisi obat hati Hati diobati dengan bertemankan para majikan hati Pengetahuan buku adalah ampas dari pengetahuan hati Tak mungkin ia ditampung oleh buku-buku. Pengetahuan buku adalah petunjuk dari pengetahuan hati Tak ada yang mengandung apa yang dikandung hati kecuali bagi Yang Tahu akan alam gaib Manusia ditolong oleh buku sementara ia tidak melihat Yang Tercinta. Bila ia melihat Yang tercinta, buku ditolong olehnya  (Syekh Maulai Al-Arabi Ad-Darqawi) Ada banyak guru di dunia ini dan lebih banyak lagi yang mengaku-aku guru. Murid sejati harus mampu mengenali guru beserta tingkatan-tingkatannya. Ada empat tingkatan guru, yaitu guru ujud, guru pituduh, guru sejati dan guru sejatinya sejati. Guru ujud adalah guru yang mengajarkan tentang pendapat umum yang berlaku di kalangan umum. Guru pituduh adalah guru petunjuk. Fungsinya adalah memberi petunjuk kepada muridnya tentang makna hidup dan kehidupan. Guru sejati adalah guru yang mampu mengajarkan muridnya untuk memahami sekaligus mempraktekkan sendiri pemahamannya itu tentang makna hidup dan kehidupan. Guru sejatinya sejati adalah guru tertinggi. Guru yang mencintai karena dia telah dicintai, bukan oleh sesamanya, tetapi oleh Sang Cinta itu sendiri. Dan hanya murid sejatilah yang mampu menemukan guru seperti itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar