Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Kamis, 18 September 2008

Air Matamu Adalah Embun Pagi

AIR MATAMU ADALAH EMBUN PAGI

Saat yang paling menyenangkan bagi Ayah, juga bagi Bunda adalah saat engkau tersenyum, tertawa. Bunda bilang, ketika tersenyum, engkau terlihat benar-benar seperti bayi padahal engkau memang bayi berusia satu tahun. Tapi senyum dan tawamu mengingatkan kami bahwa engkau barulah manusia kecil berusia satu tahun, manusia yang dunianya hanya dipenuhi oleh main-main dan kesenangan-kesenangan, dunia yang tidak sesungguhnya. Beda dengan kami, senyum dan tawa yang kami tampilkan tidak melulu berasal dari kesenangan. Demi toleransi, kami tersenyum dan tertawa. Demi rasa hormat, kami tersenyum dan tertawa. Singkatnya, demi orang lain yang sedang tersenyum dan tertawa, kami pun ikut tersenyum dan tertawa, latah, dunia yang sesungguhnya.

Saat engkau menangis adalah saat yang menyedihkan. Secara harfiah juga secara maknawi. Bagimu, engkau menangis adalah tanda bahwa engkau mulai mengenali dunia: Harapan yang tak sampai, keinginan yang tak terpenuhi, hak milik yang terampas, kewajiban yang merangsek sedikit demi sedikit. Bagi kami, engkau menangis adalah tanda dimulainya satu episode kehidupan kami yang mungkin akan penuh dengan air mata, keringat dan darah.

Meski demikian, menangislah anakku, dengan air mata, jangan tanpa air mata. Air matamu adalah embun pagi yang cerah berkilauan, memantulkan harapan-harapan baru yang akan bermunculan sepanjang hari. Menangislah, basahi jiwa kami dan tenggelamkan raga kami. Sucikan kami dari kesombongan. Sesakkan dada kami yang membusung. Luapkan mata kami dengan air matamu, hingga air mata kami pun meluap. Air mata kami adalah penyesalan yang mengendap. Kadang kami lupa bahwa engkau bukanlah boneka Barbie yang bisa kami pamerkan kemana-mana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar