Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Selasa, 02 September 2008

Anakku, Engkaulah Guru

ANAKKU, ENGKAULAH GURU

Text Box: Maka, upayakan dirimu untuk selalu berlaku sederhana, baik murni, serius, terbebas dari kepura-puraan. Jadilah sahabat keadilan, pemuja Tuhan. Bersikaplah ramah dan penuh simpati. Jadilah pekerja keras untuk semua yang patut dilakukan. Berjuanglah untuk terus berharap bahwa filosofi ini akan membentukmu. Hormatilah Tuhan dan bantulah sesame manusia karena hidup itu pendek.  (Marcus Aurelius) Pada umumnya, setiap orang suka melihat bayi tanpa perlu peduli dari rahim siapa dia dilahirkan. Melihatnya seperti melihat ketenangan, kedamaian, hening, bersih, tak menyimpan kepalsuan, tak ada ambisi, wajahnya polos begitu saja. Bila dia senang, dia tesenyum. Dan bila lapar dia menangis. Tak ada yang dilebih-lebihkan. Tak ada yang dibuat-buat. Semua gerak-geriknya berlangsung dengan wajar. Dia sangat terbuka bagi siapa saja yang ingin bermain dengannya, menyentuhnya dan menggendongnya. Tapi maaf, bila dia ingin pipis, dia akan pipis begitu saja tanpa menimbang-nimbang terlebih dahulu siapa yang kena pipisnya. Dia tidak perlu khawatir, apakah orang itu akan marah atau senang dengan ulahnya itu. Senang atau tidak senang, dia akan segera melupakannya saat dia tertidur. Tidurnya pun pulas sekali, alami tanpa dibuat-buat. Seolah-olah belum pernah ada kejadian sedikitpun yang menimpa dirinya. Dunia dan semua bayang-bayangnya lenyap begitu saja saat dia memejamkan mata. Tak tergambar kegelisahan hati pada wajahnya, orang-orang di sekitarnya pun berusaha tenang karena tak ingin mengganggu tidurnya.

Itulah rahasia kehidupan yang selalu diajarkan oleh setiap kelahiran. Bayi lahir tidak pernah membawa apa-apa kecuali tangisan, tetapi orang-orang tersenyum bahagia menyambutnya. Mereka senang mendekatinya meskipun dia tidak punya apa-apa untuk diberikan sebagai hadiah. Mereka senang mengajaknya berbicara, meskipun dia tidak punya kata-kata untuk menanggapinya. Mereka senang menghiasinya, membawakannya hadiah-hadiah, memberinya biskuit dan susu, meskipun dia tidak pernah meminta semua itu. Semua yang dia butuhkan ataupun tidak, tersedia tanpa dia mengangan-angankannya.

Itulah rahasia dari Yang Maha Hidup dan Menghidupkan yang selalu dititipkan pada setiap kelahiran. Bagi orang yang terbuka pengertiannya, bayi terlahir sebagai guru yang mengajarkan bahwa senyum bahagia datang setelah kita menangis. Kecukupan datang setelah kita merasakan melarat. Orang-orang datang mendekat karena kita tidak menginginkan apa-apa yang mereka miliki.

Guru mungil kita berkata : ucapkanlah Alhamdulillah dengan wajahmu, maka orang lain akan turut berbahagia bersamamu. Ucapkanlah Insya Allah dengan gerak-gerikmu, maka orang lain akan ridha dengan kelakuanmu. Ucapkanlah astaghfirullah dengan tangismu, maka penderitaanmu akan segera reda. Seluruh anggota tubuhmu lah yang harus senantiasa berdzikir, mulutmu hanya berusaha melatihnya kembali. Untuk itu, kalau kamu mau minum atau mandi, gunakanlah air bismillah maka kebutuhanmu akan terpenuhi, kamu pun senantiasa akan sehat badan dan sehat hati.

Guru mungil kita berkata lagi : hentikan semua keinginan, niscaya tidurmu akan pula alami, orang-orangpun akan tenang demi ketenanganmu. Hentikan semua angan-angan dan ambisimu, niscaya senyum dan tangismu akan menjadi wajar, orang-orang pun akan senang ada di dekatmu. Selama ini, kamu terus menginginkan milik orang lain, hingga mereka selalu waspada terhadapmu. Kamu pun selalu merasa memiliki semua ini dan semua itu, hingga kamu tak henti-hentinya curiga kepada mereka. Kamu takut, mereka datang hanya karena ingin mengambil darimu. Bukalah tanganmu untuk siapa saja, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan wajah riang, senyum tulus dan hadiah-hadiah untukmu.

Text Box: Jasad-jasad ini adalah sangkar burung atau kandang ternak. Maka tengoklah dirimu, dari mana kamu berasal.  (Abu Bakar As-Shiddiq) Demikianlah, setiap kelahiran adalah awal dari kehidupan, bagi yang lahir maupun yang menjenguk kelahiran. Kelahiran mengajak kita untuk berhenti sejenak, merenungi dari mana hidup ini kita mulai. Kehidupan yang selalu menoleh kembali pada awalnya akan terus hidup. Bagi yang tidak, dia akan mati. Melihat ke belakang bukan untuk menghentikan langkah, tetapi semata-mata untuk memperbaiki langkah ke depan. Karena akhir tergantung pada awal, seperti hasil tergantung pada niat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar