Sebelum
membaca ayat lebih jauh, kita diingatkan sejak awal bahwa Alquran yang kita baca
adalah kitab petunjuk aksi (QS.2:1-2). Oleh karenanya, bacaan Alquran menjadi
bermakna di tangan orang-orang yang memang sedang melakukan aksi menata
kehidupan dan kemanusiaan, paling tidak menata kehidupan dan kemanusiaan
dirinya sendiri. Aksinya yang paling mendasar adalah seperti yang tertulis di
QS.2:21-22 yaitu mengajak orang lain untuk bergabung kedalam kelompok Taqwa
melalui jalan pengabdian murni kepada Allah.
Adanya
tugas aksi itu bukan berarti kelompok Taqwa mementingkan segi kuantitas,
meskipun hal itu merupakan suatu kewajaran sebagaimana naluri alami yang
dimiliki setiap kelompok. Anggota kelompok Taqwa tidak terbebani oleh target
berapa banyak yang ikut bergabung. Kewajiban mereka hanya sekedar menyampaikan,
tidak memaksa. Berbeda dengan kelompok lain, target mengajak orang bergabung
itu merupakan beban berat, akibatnya mereka menghalalkan berbagai macam cara.
Ayat
selanjutnya, QS. 2:23-25 menggambarkan kondisi kita pada saat pelaksanaan aksi.
Ada yang mantap melakukan tugas aksinya dan ada juga yang ragu. Kita patut
bertanya kepada diri kita sendiri yang ragu beraksi: Mengapa ragu? Bukankah
setelah memutuskan ikut bergabung bersama kelompok Taqwa itu berarti kita ikut
membaca Alquran sebagai kitab petunjuk aksi? Tentu saja Alquran akan
mengajarkan langkah demi langkah secara sistematis agar pembacanya tidak
melenceng dari jalan aksi yang benar. Lalu
mengapa ragu? Jika masih ada keraguan dalam melangkah, maka Alquran, sebelum
menyampaikan hal lainnya, menyatakan dengan tegas: Dan jika kamu (tetap) dalam
keraguan tentang Alquran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad),
buatlah satu surat (saja) yang semisal Alquran itu dan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika
kamu tidak dapat membuatnya dan pasti kamu tidak akan dapat membuatnya,
peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang
disediakan bagi orang-orang yang kafir. (QS.2:23-24)
Dan bagi
yang terus mantap bergerak berdasarkan kitab petunjuk aksi, Alquran memberikan
kabar gembira: Dan sampaikanlah kabar gembira kepada mereka yang beriman dan
beramal sholeh bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam
surga-surga itu. Mereka mengatakan: “inilah yang pernah diberikan kepada kami
dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada
isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya (QS.2:25)
Salah satu
ciri kelompok Taqwa adalah beriman kepada Alquran, tandanya mereka memiliki
nilai-nilai yang diajarkan Alquran yang diperoleh dari hasil membaca dan
memahami. Nilai-nilai itu menjadi landasan berpikir dan bergerak dalam
melakukan amal kebaikan (amal sholeh).
Bagi
kelompok Taqwa, janji surga adalah janji yang diwujudkan dengan upaya
sungguh-sungguh sehingga mereka memperoleh kehidupan surga di dunia sebelum di
akhirat. Mereka mengenali kehidupan surga di akhirat karena mereka telah
merasakannya di dunia. Oleh karenanya mereka berkata di surga akhirat nanti:
“inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Kehidupan surga adalah
kehidupan sejahtera lahir dan batin, terpenuhi semua kebutuhan jasmani dan
rohani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar