Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Senin, 25 Juni 2012

Segera Putuskan: Bersama Kelompok Manakah Kita Bergerak?

Aura kecil senang sekali mendengarkan dongeng sebelum tidur. Terkadang bunda menyerahkan tugas mendongeng itu kepada ayah. Terkadang juga bunda yang mendongeng. Cerita nabi selalu menjadi pilihannya. "Coba yah, cerita tentang nabi Yusuf," kata bunda suatu ketika. "Nabi yusuf? Hm.. Ceritanya begini.. Pada suatu hari, sebelum menjadi nabi, yusuf bermimpi... ".

Begitulah... Cerita usai. Aura belum tidur. Lampu dimatikan. Aura bilang: "ga bisa tidur nda..". Selalu dia bilang begitu dan selalu, beberapa menit kemudian, akhirnya dia tertidur juga.


Kisah nabi Yusuf adalah kisah terindah yang Allah sajikan dalam Alquran. Kisah yang mengobati kegalauan setiap anak manusia. Lelah ia menapaki kehidupan, kisah nabi Yusuf akan kembali menyegarkan semangatnya. Setiap luka akan tersembuhkan oleh kisahnya. Setiap duka akan diakhiri oleh suka usai mendengar kisahnya. Suka dan duka hanyalah bagian dari episode kehidupan yang pasti datang bergantian. Yang perlu kita lakukan hanyalah terus berjalan menapaki garis-Nya. Terus begitu, seperti matahari bulan bintang yang tak pernah lelah beredar di garis edarnya masing-masing. Seperti itulah spirit kisah nabi Yusuf.


Saat itu, aura kecil belum tentu dapat menyerap saripati kisah nabi Yusuf yang didengarnya. Kelak, ketika ia telah merasakan asinnya garam kehidupan, barulah ia akan memahami kisah tersebut. 
Saat aura kecil telah dapat membaca tulisan ini nanti, tentu ia telah dewasa. Dan sudah tentu pula ia telah mencapai usia membaca Alquran secara bermakna. Maka inilah kisah yang pertama kali akan ia resapi. Bukan kisah tentang nabi Yusuf tetapi tentang nabi Adam. Kenapa nabi Adam terlebih dulu? Ya begitulah Allah menyusun ajaran-Nya dalam Alquran.


Pertama kali, dipermulaan Alquran, kisah nabi yang kita baca adalah kisah nabi Adam, bukan nabi yang lain. Untuk apakah? Agar kita mengenali identitas dan tugas kehidupan yang kita emban sebagai bagian dari program penataan dan pemeliharaan alam semesta. Namun sebelum itu, setelah kita menemukan visi misi kehidupan yang diajukan oleh Alfatihah, kita dihadapkan pada sebuah jawaban yang selalu kita minta setiap saat: inilah strateginya! Inilah petunjuknya! Tapi untuk dapat menerapkan strategi itu, kita harus memutuskan di kelompok manakah kita akan bergabung? Ya, ada 3 kelompok yang akan selalu bertarung tiada henti. Nah, sebelum lanjut membaca pedoman gerakan ini, segera putuskan ada di kelompok manakah kita?


Tiga kelompok itu adalah kelompok taqwa, kafir, dan munafik. 


Kitab Alquran itu dapat dibaca oleh siapa saja, tapi hanya kelompok Taqwa sajalah yang mampu menerapkannya sebagai pedoman gerak menata kehidupan bumi. Apakah kita sudah bergabung bersama mereka? Siapakah mereka? Qs.2:2-5 mengajukan ciri-ciri pengenal kelompok taqwa. 



ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ 

Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (QS. 2:2)


الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ 

(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, (QS. 2:3)


وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ 

Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (QS. 2:4)


أُولَٰئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ 

Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Rabb-nya,dan merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. 2:5)


Ya, kita memang belum seperti mereka. Tapi mari kita terus membaca ayat demi ayat untuk mendapati sejumlah kiat menjadi taqwa. Taqwa itu berproses dalam paduan wacana + aksi. Yang perlu kita lakukan hanyalah: baca/dengarkan lalu ikuti. Itu saja, tanpa ragu sedikitpun!


Kelompok kedua adalah kelompok Kafir.

Cukup dua ayat untuk mengungkap identitas mereka, 




إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ 

Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. (QS. 2:6)


خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ 

Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. (QS. 2:7)



Apabila mereka membaca atau mendengar ayat Alquran mereka tidak mau mengikuti. Mereka menolak sistem kehidupan yang diajarkan Alquran. Mereka membuat sistem sendiri diluar Alquran. Akibatnya: tatanan kehidupan semakin rusak.

Coba perhatikan, 

Apakah yang telah dihasilkan oleh sistem komunis, kapitalis, bahkan sistem demokrasi sekalipun?

Jadi untuk kelompok kedua ini, garis pembatasnya sudah jelas. Tidak perlu berpanjang kalam lagi. Akan percuma Alquran dibacakan atau diperdengarkan kepada mereka.



Kelompok ketiga adalah kelompok munafik.

Coba perhatikan dengan jelas identitas mereka yang diungkap dalam Qs.2:8-20. 



Sama halnya dengan kelompok kafir, kelompok ini juga tidak akan mendapat manfaat apa-apa dari Alquran. Itu karena sikap mereka yang penuh basa-basi terhadap ajaran Alquran. Bagi mereka, (disadari atau tidak) ucapan, perilaku ataupun atribut keagamaan hanyalah basa-basi belaka untuk sekedar mencapai kepentingan mereka sendiri.

Jika kita bergabung bersama mereka, maka bacaan Alquran kita menjadi kering tak bermakna bagi kehidupan dan kemanusiaan.



Jadi, sebelum kita melanjutkan membaca ayat demi ayat, segera putuskan: bersama kelompok manakah kita bergerak? Karena di ayat berikut, Allah memberi suatu tugas yang hanya bisa dilakukan oleh satu kelompok saja. Kelompok manakah? 
Tugas apakah?
Nah, mari kita terus membaca Alquran secara bermakna untuk menata kehidupan dan kemanusiaan.


Salam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar