Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Jumat, 20 Mei 2011

KEMAMPUAN TEKNIS PEMBACA ALQURAN: BAHASA ARAB


Kemampuan teknis ini mencakup kemampuan internal dan kemampuan eksternal yang harus dimiliki oleh siapa saja yang hendak belajar Al Quran. Merujuk kepada QS. 2:185, bahwa Al Quran adalah bacaan yang dibaca untuk diketahui/diperoleh petunjuk/ajarannya (Al Quran Hudan li An Naas), maka engkau harus memiliki kemampuan bahasa yang meliputi kosa-kata, teori kata, dan teori kalimat bahasa Arab, mengingat bahasa yang digunakan Al Quran adalah bahasa Arab. Di samping itu juga, Al Quran adalah sekumpulan ajaran yang saling menjelaskan agar dapat dipahami maksud dan tujuannya (Al Quran Bayyinaat min Al Huda). Itu berarti engkau diminta menguasai wawasan ayat dan juga wawasan sejarah. Penguasaan atas kemampuan itu akan akan teruji, apakah Al Quran yang engkau bacakan itu akan menjadi alat untuk membedakan/memisahkan satu sama lainnya (Al Furqan) sebagaimana telah dijelaskan sebelum ini.

1. Kemampuan Bahasa Arab

Mau tidak mau, seorang pembaca Al Quran harus memiliki kemampuan bahasa Arab karena bahasa yang digunakan Al Quran adalah bahasa Arab.

"Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami (nya)." (QS. Az Zukhruf [43] ayat 3)

"Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Qur'an itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah." (QS. Ar Ra’du [13] ayat 37)

"Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Qur'an itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa `Ajam, sedang Al Qur'an adalah dalam bahasa Arab yang terang. (QS. An Nahl [16] ayat 103)

"Dan jikalau Kami jadikan Al Qur'an itu suatu bacaan dalam selain bahasa Arab tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?". Apakah (patut Al Qur'an) dalam bahasa asing, sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Qur'an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh". (QS. Fushshilat [41] ayat 44)

Para ulama telah mengungkapkan tentang pentingnya bahasa Arab dalam menafsirkan dan memahami al-Qur’an. Di antaranya adalah Imam Malik bin Anas, beliau berkata :

“Tidaklah didatangkan seseorang yang tidak mengetahui bahasa Arab lalu ia menafsirkan Kitabulloh (al-Qur’an), melainkan ia akan aku jadikan sebagai hukuman.” (Al-Burhan fii ‘Uluumil Qur’an, az-Zarkasyi, II/160 dan beliau menisbatkannya kepada Syu’abil Iman, karya Imam al-Baihaqi.)

Bahkan sebagian ulama seperti Imam asy-Syathibi telah menjelaskan bahwa setiap makna yang terambil dan bersumber dari al-Qur’an semuanya pasti sesuai dengan bahasa Arab. Beliau menyatakan, “Jadi, semua makna yang di-istimbat-kan (diambil hukumnya) dari al-Qur’an, akan tetapi tidak sejalan dengan bahasa Arab, maka makna tersebut sama sekali tidak termasuk di antara ilmu-ilmu al-Qur’an, bukan termasuk makna yang terambil darinya dan tidak pula dapat diambil faedahnya. Barangsiapa yang mengaku-aku akan hal itu, maka ia telah batil dalam pengakuannya itu.” (Al-Muwafaqoot, Imam asy-Syathibi, IV/224 – 225)

As-Suyuthi mengatakan, “Tidak diragukan lagi bahwa bahasa Arab adalah termasuk bagian dari agama, karena ia adalah termasuk masalah yang hukumnya fardhu kifayah, dan dengannya akan diketahui makna lafadz-lafadz al-Qur’an dan Sunnah.” (Al Muzhir fii Uluumil Lughoh, jilid 2, hal. 302).

Mujahid pernah mengatakan :

“Tidak halal bagi seseorang yang beriman kepada Alloh dan hari akhir untuk berbicara tentang Kitabulloh apabila dia tidak mengetahui bahasa Arab.” (Al-Burhaan fii ‘Uluumil Qur’an, az-Zarkasyi, I/292).

Ketika Imam as-Suyuthi menjelaskan tentang syarat-syarat menjadi penafsir al-Qur’an, beliau menjelaskan bahwa di antara syarat yang harus dipenuhi adalah menguasai beberapa cabang ilmu tentang bahasa Arab. Beliau menyebutkan bahwa cabang bahasa Arab yang harus dikuasainya adalah bahasa Arab, Nahwu, Tashirif, Isytiqoq, al-Bayan, al-Ma’ani, al-Badi’. (Al-Itqoon fii ‘Uluumil Qur’an, as-Suyuthi, II/510).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar