Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Jumat, 06 Mei 2011

ALQURAN; NIKMAT YANG TERLUPAKAN


Jika engkau seorang yang beragama Islam, maka engkau pasti tidak akan menolak bahwa Alquran adalah Kitab pertama dan utama yang harus dipelajari oleh umat Islam. Tiga pernyataan di bawah ini memberikan gambaran mengapa umat Islam harus belajar Alquran:
1. Ibnu khaldun dalam buku “Muqaddimah”nya, ia menjelaskan akan pentingnya pengajaran Al-Qur’an untuk anak-anak, karena ia merupakan fondasi pengajaran bagi seluruh kurikulum, sebab Al-Qur’an merupakan salah satu “syiar agama” yang menguatkan aqidah dan mengokohkan keimanan.
2. Ibnu Sina dalam buku “As-Siyasah” nya, menasehatkan agar kita mulai mengajar anak dengan pengajaran Al-Qur’an. Seluruh potensi anak, baik jasmani maupun akalnya hendaknya dicurahkan untuk menerima pelajaran Al-Qur’an ini agar anak mendapat bahasa asli dan agar aqidah bisa mengalir dan tertanam kokok dalam kalbunya.
3. Dr. Sayyid Quthub dalam tafsirnya ‘Fi Zhilalil Qur’an” menegaskan bahwa maju dan mundurnya umat Islam sangat tergantung kepada mengerti atau tidaknya umat terhadap kitab sucinya.

Sebaik-baik engkau adalah orang yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya, begitu kata Muhammad Rasulullah SAW menurut kabar Bukhari. Kabar lain yang diberitakan oleh Imam Ahmad dari Nabi adalah: Hak anak atas orang tuanya ada tiga, yaitu 1) memberi nama yang baik ketika baru lahir, 2) mengajarkan kitab Al-Qur’an ketika sudah bisa berfikir dan 3) menikahkannya ketika sudah dewasa.

Bagi engkau yang menjalankan syariat agama Islam di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah seharusnya bersyukur kepada Allah bahwa Pemerintah RI tidak melarang, malah mendukung dan mendorong setiap warga negara Indonesia yang beragama Islam untuk melakukan proses belajar mengajar Alquran. Perhatikan produk hukum berikut ini:
1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, terutama Pasal 30 tentang pendidikan keagamaan.
2. Surat Keputusan Bersama Dua Menteri (Mendagri dan Menag) No. 128 dan No. 44A, 13 Mei 1982 tentang “Usaha peningkatan kemampuan baca tulis huruf Al-Qur’an bagi umat Islam dalam rangka peningkatan, penghayatan dan pengamalan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari”.
3. Instruksi Menteri Agama RI Nomor 3 Tahun 1990, tentang pelaksanaan upaya peningkatan kemampuan baca tulis huruf Al-Qur’an.
4. Instruksi Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Nomor 08 Tahun 1991, tentang: upaya mempercepat peningkatan gerakan baca tulis Al-Qur’an di kalangan masyarakat Islam.

Nah, sikap syukur seperti apakah yang akan engkau tunjukkan kepada Allah? "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim (14) ayat 7)

Bersyukur adalah berterima kasih kepada si pemberi atas pemberiannya, dan menunjukkan sikap yang menyenangkan si pemberi karena engkau telah memanfaatkan pemberiannya sesuai dengan nilai manfaatnya. Pemberi merasa senang karena pemberiannya bermanfaat. Oleh karena itu, terlebih dahulu engkau harus mengetahui apakah yang harus engkau syukuri agar engkau dapat menunjukkan sikap syukur yang benar.

Jadi, apakah yang harus engkau syukuri?
"Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan ni`mat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah (As Sunnah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni`mat) -Ku." (QS. Al Baqarah (2) ayat 151-152)

Ya! Al Quran itulah ni’mat yang harus engkau syukuri. Dan bukankah engkau kini tinggal di sebuah wilayah yang penguasanya membebaskan engkau membaca dan mendengar ayat-ayat Al Quran? Di antara orang-orang ini, di manakah engkau?
Apakah engkau bersama orang-orang yang mengingkari Al Quran? Maka bacalah firman Allah ini: "Mereka itulah orang-orang yang telah kami berikan kepada mereka kitab, hikmat (pemahaman agama) dan kenabian. Jika orang-orang itu mengingkarinya (yang tiga macam itu), maka sesungguhnya Kami akan menyerahkan kitab, hikmat, dan kenabian kepada kaum yang sekali-kali tidak akan mengingkarinya." (QS. Al An’aam (6) ayat 89)

Apakah engkau bersama orang-orang yang murtad dari Islam sehingga engkau meninggalkan Al Quran sama sekali? Maka bacalah firman Allah ini: "Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al Maaidah (5) ayat 54)

Duhai, engkau yang telah mewarisi Al Quran, Apakah engkau mengira bahwa engkau adalah orang yang dibutuhkan oleh Islam untuk melestarikan Al Quran?
"Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan) nya kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak dapat membuat mudharat kepada-Nya sedikitpun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pemelihara segala sesuatu." (QS. Huud (11) ayat 57)

Duhai engkau yang telah mewarisi Al Quran, Apakah yang akan engkau lakukan selanjutnya dengan Al Quran yang ada di tanganmu itu?
"Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar." (QS. Fathir [35] ayat 32)"Dan mereka (ahli kitab) tidak berpecah belah melainkan sesudah datangnya pengetahuan kepada mereka karena kedengkian antara mereka. Kalau tidaklah karena sesuatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulunya (untuk menangguhkan azab) sampai kepada waktu yang ditentukan, pastilah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang diwariskan kepada mereka Al-Kitab (Taurat dan Injil) sesudah mereka, benar-benar berada dalam keraguan yang menggoncangkan tentang kitab itu." (QS. Asy Syura [42] ayat 14)

Apakah engkau akan memilih sikap sebagaimana sikap orang-orang yang mewarisi Kitab Taurat dan Injil? Apakah engkau akan memilih sikap sebagaimana sikap kebanyakan orang-orang yang mewarisi Al Quran, bahwa kebanyakan mereka telah mengabaikan Kitab yang telah diberikan kepada mereka dan dijadikannya isi Kitab itu terpilah-pilah? Mereka hendak memilih sebagian isi Kitab yang mereka senangi dan meninggalkan sebagian yang lain? Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an ini suatu yang tidak diacuhkan". (QS. Al Furqaan [25] ayat 30) "Sebagaimana (Kami telah memberi peringatan), Kami telah menurunkan (azab) kepada orang-orang yang membagi-bagi (Kitab Allah), Yaitu orang-orang yang telah menjadikan Al Qur'an itu terbagi-bagi." (QS. Al Hijr [15] ayat 90-91)
"Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?" (QS. Al Maaidah [5] ayat 104)

Untuk bersikap benar terhadap Al Quran, marilah kita buka Al Quran, dan biarkan Allah sendiri yang mengajari kita, bagaimana membaca Kitab-Nya. Sesungguhnya, Tuhanmulah yang akan mengajarkan Al Quran kepadamu. Dialah yang telah menurunkan Al Quran sebagai pedoman menata kehidupan semesta, karena itu, adakah yang lebih mengetahui tentang bagaimana membaca Al Quran selain Allah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar