Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Senin, 31 Agustus 2009

RAMADHAN DATANG MEMBAWA DUA KEGEMBIRAAN

Tersenyum, bahagia, dan optimis menatap hari-hari, itulah yang sedang melanda kaum muslimin saat ini, saat Ramadhan menyapa mereka dengan dua kegembiraan, yaitu: saat berbuka dan saat bertemu dengan Tuhan semesta alam.

Tentu saja kita bergembira pada saat berbuka, tetapi bukan karena terbebasnya nafsu syahwat dari belenggu lapar dan haus dengan berlimpahnya makanan-minuman beraneka macam dan rasa terhidang di meja makan. Kita bergembira karena bisa merasakan bahwa seteguk air dan secicip makanan merupakan nikmat yang luar biasa terasa setelah sepanjang hari kelaparan dan kehausan. Suasana berbuka puasa mengajarkan kita bahwa ternyata kita hanya mampu makan dan minum seperlunya saja selebihnya dapat menyakitkan.

Kegembiraan yang kedua adalah saat kita bertemu dengan Sang Pencipta dan Pemelihara alam semesta, kapan? Ramadhan datang menghadirkan kegembiraan itu saat ini juga! Ya, setiap saat Allah membuka diri untuk ditemui, tetapi tidak setiap saat kita membuka diri untuk Allah. Nah, Ramadhan datang membuat kita membuka diri untuk Allah. Pertama, Ramadhan bertanya: apakah kamu orang beriman? Ramai-ramai kita menjawab: ya, kami semua beriman! Kedua, Ramadhan mengajak: kalau begitu berpuasalah. Ramai-ramai pula kita mengangguk-angguk: ya, mari kita berpuasa. Ketiga, Ramadhan mengingatkan: aku juga membawa al-Qur’an, bacalah! Lantas ramai-ramai kita berlomba-lomba membaca Al-Qur’an dan ramai-ramai juga kita saling bertanya: sudah berapa juz?

Pada saat kita membaca ayat-ayat Al-qur’an, bukankah kita sedang bertemu dengan Allah? Seperti kita saat bertemu di FB: pertemuan tanpa wajah, tanpa kontak fisik, tetapi dengan segenap emosi dan kata. Begitu pula kita bertemu dengan Allah melalui dialog-dialog Qur’ani. Seperti Umar bin Abdul Aziz ra selalu membaca Al-Fatihah ayat demi ayat dan berhenti di ujung setiap ayat. Beliau ditanya apa sebabnya, lalu beliau berkata: agar aku bias menikmati jawaban Tuhanku.

Saudaraku, kalau kita gemar saling bertanya: sudah berapa juz? Bukankah lebih baik juga kita gemar saling bertanya: Allah bilang apa? Lantas kita akan saling memberi kabar gembira supaya kita teguh dalam kebaikan, dan juga kita akan saling member peringatan supaya kita sudahi kejahatan yang kita lakukan.

Ya Allah…
Betapa kami ingin bertemu dan bercakap-cakap dengan-Mu
Duhai…
Kebodohan inilah yang membuat kami lalai mendengar dan menikmati jawaban-Mu
Lalu bagaimanakah kami bisa merasakan kegembiraan Ramadhan-Mu?

1 komentar:

  1. bagus2 tulisanya bro. trus kembangin idenya...
    kunjungan balik.
    http://kompiexxx.blogspot.com

    BalasHapus