Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Minggu, 07 Juni 2009

MENJADI ROSUL: Mengajarkan Alkitab dan Alhikmah (1)

Setelah menyampaikan ayat dan membebaskan dirinya dan masyarakatnya dari segala ketergantungan kepada selain Allah, tugas kerosulan berikutnya adalah mengajarkan Alkitab dan Alhikmah (QS. 2:151). Tampaknya, seorang muslim yang berperan sebagai Muhammad Rosulullah harus senantiasa berada di tengah-tengah masyarakat yang mengenalinya. Karena itu, seorang muslim hendaknya tetap menjaga dan memelihara rekam jejak kehidupnya supaya terus berada di jalan yang lurus, yaitu jalan yang pernah dilalui oleh para Nabi dan para Rosul. Dari situ, keselarasan antara kata dan perbuatannya benar-benar diuji oleh masyarakatnya.

Kepada siapakah seorang muslim mengajarkan Alkitab dan Alhikmah? kepada orang-orang kafir dan musyrik? lalu siapakah orang-orang kafir dan musyrik itu? Melemparkan pandangan kepada non muslim hanya akan membuat kita tidak mengaca diri, apakah kita sendiri telah terbebas dari kekafiran dan kemusyrikan? Untuk mengetahuinya, kita dapat melihat parameter kekafiran dan kemusyrikan yang ditetapkan oleh Allah sendiri. Parameter itu telah termaktub dalam Alkitab dan Alhikmah, dan bisa diuji kapan saja oleh siapa saja. Parameter itu bersifat obyektif yang bisa diukur secara kuantitatif dan kualitatif, bukan subyektif yang bersumber dari angan-angan dan khayalan seseorang yang bisa saja berbeda satu sama lainnya. Begitu pula dengan paramater keislaman seseorang.

Untuk menguraikan parameter-parameter itu, rasanya ruang ini tidak mencukupi. Perlu dibuat satu forum khusus yang berkelanjutan dan menggerakkan, bukan terbatas pada pengungkapan wacana tetapi harus menghasilkan sebuah gerakan Revolusioner untuk kebangkitan Islam.

Duhai...
Rindukah engkau? Pada suatu hari kita duduk-duduk bersama mempelajari Alkitab dan Alhikmah. Dan jika waktunya telah tiba, seseorang diantara kita berdiri mengumandangkan adzan lalu kita berdiri dalam barisan-barisan yang rapat, dan seseorang diantara kita yang paling dalam dan luas pemahamannya tentang Alkitab dan Alhikmah dipilih sebagai Imam. Kemudian ia maju kedepan memimpin jamaah dan berkata: luruskan dan rapatkan barisan, jangan biarkan setan-setan berada dalam barisan, memasuki hidup kalian lalu merusak pengabdian kalian kepada Allah.

Tapi baiklah, saya ajukan satu parameter saja: Sesungguhnya orang-orang kafir itu, sama saja bagi mereka, diberi peringatan atau tidak, mereka tidak beriman juga (QS. 2:6). Apakah peringatan itu? Alqur'an? Sudah berapa lamakah kita membaca dan mengajarkannya? Apakah yang kita peroleh darinya untuk kehidupan dan kemanusiaan kita? Iman? Apakah dengan iman itu kita hanya mengangguk-angguk percaya begitu saja? ataukah dengan iman itu kita melakukan aksi-aksi seperti Rosulullah dan para sahabatnya? Sudahkah dengan iman itu kita menghasilkan karya-karya nyata untuk perbaikan tatanan kehidupan dan kemanusiaan? Bagaimanakah kesadaran kita seharusnya? Perhatikan: Sesungguhnya Kami telah memberikan Alkitab dan Alhikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikannya 'kerajaan yang besar' (QS. 4:54).

Bukankah kita telah menerima ajaran dari Alkitab dan Alhikmah, yaitu ajaran yang pernah diterima oleh Muhammad dan Ibrahim? tetapi kapankah kita mewujudkan 'kerajaan yang besar' itu? Alkitab dan Alhikmah adalah epistemologi/manhaj/thariiqoh umat Islam untuk mencapai 'kerajaan yang besar' itu, lalu apakah yang telah kita capai dengan Alkitab dan Alhikmah yang sama itu? Masihkah kita bertahan dengan epistemologi/manhaj/thariiqoh yang terbukti tidak mampu mengantarkan kita kepada 'kerajaan yang besar' itu?

Seorang muslim menyadari bahwa cara-cara terbaik hanya ada dalam Alkitab dan Alhikmah. Oleh karena itu, ia selalu membaca dan mengajarkannya. Muhammad Rosulullah saw telah berkata: orang yang terbaik diantara kalian adalah orang yang membaca Alqur'an dan mengajarkannya. Kepada siapakah? kepada sesama muslim itu sendiri. loh? Ya! seorang muslim hendaknya berdakwah terlebih dahulu kepada sesamanya. Setelah umat Islam mampu membaca Alkitab dan Alhikmah, memahami ketetapan-ketetapan Allah di dalamnya, menerima ajaran-ajaran-Nya dan menjadikannya sebagai sikap dan pandangan hidupnya sehingga konsep dan perilaku kehidupan umat Islam begitu baik bagi tatanan kehidupan dan kemanusiaan, maka dengan sendirinya, kelak umat lainpun akan tunduk dan bergabung dalam Islam dengan berbondong-bondong tanpa perlu didakwahi (QS. 110:1-2)

Begitulah yang dilakukan oleh Muhammad Rosulullah saw, ia menyampaikan ayat-ayat Tuhan, mensucikan diri dan mengajarkan Alkitab dan Alhikmah kepada kaumnya sendiri (QS. 62:2). Ia tidak menyampaikan risalahnya kepada Yahudi dan Nasrani, tetapi ia berhadap-hadapan dengan kaum Quraisy Mekah yang masih kerabatnya sendiri. Kepada mereka, ia tidak mendakwahkan sebuah agama baru yang tidak dikenal. Ia mengajak kaumnya untuk menegakkan kembali ajaran Tauhid, yaitu Al-Islam sebagaimana yang telah diajarkan oleh Ibrahim, nenek moyang mereka sendiri.

Untuk lebih jelas, baiklah kita menengok ke masa lalu. Sejarah mencatat bahwa kota Mekah adalah sebuah oase di tengah padang pasir yang tidak pernah terjajah oleh kekuasaan adidaya pada saat itu, yaitu Persia dan Romawi. Kota Mekah juga tidak pernah tersentuh oleh agama apapun: Yahudi, Nasrani dan Majusi. Agama mereka adalah agama Ibrahim yaitu Islam yang semakin hari semakin diselewengkan oleh tradisi paganisme dan kapitalisme. Jadi, kaum Quraisy Mekah adalah sekelompok muslim yang telah meninggalkan ajarannya dan lama-kelamaan mereka menjadi tersesat jauh sekali. Lalu Muhammad Rosulullah saw datang mensucikan dan membebaskan mereka dari ketersesatan sehingga mereka dapat kembali kepada ajaran Tuhan mereka.

Bacalah dengan tertib dan perlahan-lahan:

Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat perintah dan larangan, lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu sebagai imam bagi seluruh manusia. Ibrahim berkata: dan juga dari keturunanku. Allah berfirman: Janji-Ku ini tidak mengenai orang-orang yang zhalim (QS. 2:124).

Dan ingatlah ketika Kami menjadikan rumah itu, yaitu Baitullah sebagai tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim sebagai tempat sholat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, i'tikaf, ruku dan sujud (QS. 2:125).

Dan ingatlah ketika Ibrahim berdoa: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali (QS. 2:126)

Dan ingatlah ketika Ibrahim membina dasar-dasar Baitullah bersama Ismail seraya berdoa: Ya Tuhan kami terimalah amalan-amalan kami. Sesungguhnya Engkaulah yang maha mendengar lagi maha mengetahui (QS. 2:127).

Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua sebagai muslim dan jadikanlah juga anak cucu kami sebagai umat Islam, dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang maha menerima taubat lagi maha penyayang (QS.2:128).

Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rosul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Alkitab dan Alhikmah serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang maha perkasa lagi maha bijaksana (QS. 2:129).

Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: Berislamlah! Ibrahim menjawab: aku telah berislam kepada Tuhan semesta alam (QS. 2:131)

Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'kub. Ibrahim berkata: hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali kamu tetap memeluk agama Islam (QS. 2:132).

Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan tanda-tanda maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: Apa yang kamu sembah sepeninggalku? Mereka menjawab: kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq yaitu Tuhan yang maha esa dan kami adalah orang-orang Islam yang tunduk patuh kepada-Nya (QS. 2:133)

Dan mereka berkata: hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk. Katakanlah: Tidak, tetapi kami mengikuti agama Ibrahim yang lurus. Dan ia bukanlah termasuk orang-orang musyrik (QS. 2:135).

-----bersambung aja.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar