Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Minggu, 15 Maret 2009

Mengapa Harus Cemburu ?

"Cemburu ya?" tanyanya sambil senyum-senyum.
"Ngga." aku jawab datar.
"iih...masa sih ga cemburu? itu namanya ga cinta." katanya agak kesal.

Gantian, sekarang aku yang senyum-senyum. Inilah saatnya: "Nda sayang..." aku hadapkan seluruh tubuhku kepadanya. Seperti biasa, aku ingin sharing sesuatu dan inilah momentnya. Pancing telah bergerak-gerak, umpan telah tersambar. Aku mulai berkata-kata selembut mungkin,

"Justru karena Aa mencintai Nda dengan teramat sangat, dengan semangat cinta memberi, bukan meminta. Dengan semangat cinta membebaskan bukan mengikat. Cemburu itu hanya untuk orang-orang yang meminta. Mereka gembira ketika terpenuhi tetapi marah ketika terabaikan. Mereka ingin mengikat segala pemberian terarah hanya kepada mereka, bukan kepada yang lain. Mereka merasa memiliki, oleh karenanya mereka takut sekali kehilangan. Pada saat merasa terabaikan, takut kehilangan, keinginan tak terpenuhi, cemburu datang menguasai. Lain halnya dengan mereka yang ingin memberi tanpa berharap terima kasih, bahkan tanpa berharap penerimaan sekalipun. Keinginan mereka hanya memberi, itu saja. Mereka telah terpenuhi, berkelebihan, oleh karenanya mereka ingin berbagi. Persoalan apakah orang yang diberi mau menerima atau tidak, tidak menjadi persoalan penting. Pemberian semacam itu adalah pemberian yang tidak mengikat atau memaksa. Pemberian yang membebaskan penerimanya untuk menerima atau tidak. Nah, cinta dengan semangat memberi seperti itu tidak perlu cemburu.

"Aa tidak takut kehilangan Nda?" tanyanya, menyelidiki.

"Bukan begitu Nda sayang. Aa merasa telah mendapatkan cinta yang begitu berkelebihan, meluap-luap, rasanya cinta itu ingin tumpah dan mengalir kemana saja. Dan Aa telah memilih Nda untuk berbagi. Maka kemarilah, tetap disini, tenggelam bersama dalam samudera cinta. Tapi jika Nda merasa cinta ini tak cukup memuaskan dahaga, kenapa Aa harus menahan. Bolehkah kita harus memaksa orang menerima pemberian? kalau pemberian itu tidak sesuai untuknya dan dia menolak menerima, apakah harus dipaksa?"

"Aa hanya ingin mencintai Nda dengan sepenuh cinta yang Aa punya tanpa ingin memaksa Nda menikmati cinta itu atau tidak. Apakah Nda merasakan ada cinta lain yang lebih indah?

Dia tidak menjawab, hanya merapatkan tubuhnya kepadaku. Tanganku pun menyambutnya kedalam pelukan. Sesaat suasana menjadi hening, menghadirkan bahasa cinta sesungguhnya.

"A.." tatapan matanya memanggil, menyampaikan kejujuran tanya, "Cinta Aa hanya untuk Nda kan?" Aku balas menatapnya, menyampaikan kejujuran jawab, melebihi dari sekedar berkata-kata. Sebuah pertanyaan rumit yang tak kuasa bibir ini menjawabnya. Aku hanya bisa menjawabnya dengan kecupan dalam di keningnya seraya berdoa, "ya Allah, biarkan aku mencintainya sepanjang hidupku."

Ya, semoga dia mengerti maksudnya. Semoga dia menangkap pesannya.

Cinta begitu luas untuk dicapai tepi-tepinya dan begitu dalam untuk dijangku dasarnya. Apakah yang bisa kukatakan kepadanya? Cinta ini dari-Nya dan tetap menjadi milik-Nya. Cinta-Nya telah datang menyapa hingga membuatku ingin tersenyum kepada semuanya, menyapa semuanya, dan mencintai semuanya. Jiwaku telah menikmati cinta-Nya hingga ingin sekali kucium semesta, kupeluk semesta. Cukuplah untukmu, istriku sayang, bibir yang selalu mengecupmu, tangan yang selalu melingkari tubuhmu, dan sebuah doa untukmu: Ya Allah, biarkan aku mencintainya sepanjang hidupku ini, hidupku disini dan hidupku disana nanti, amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar