Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Rabu, 11 Maret 2009

Jika Saya Seorang Caleg (1)

Ini tentang imajinasi saya, senadainya saya seorang caleg. Seperti para caleg lainnya, tentu saya juga kampanye. Untuk itu saya pasang baliho besar-besar, sebar stiker banyak-banyak, kontrak stasiun TV dan radio sering-sering, belanja iklan media cetak berlembar-lembar (ehm..apa lagi ya?) Di semua media iklan itu, saya tidak menyerukan orang memilih saya. Saya tidak katakan: mohon doa dan contrengannya, pilihlah saya, dsb. Sebab saya percaya bahwa tidak boleh memberian kekuasaan/jabatan/amanat kepada yang memintanya, karena disitu ada nafsu, dan sepanjang sejarah kehidupan nafsu selalu saja bad ending. Di media iklan itu saya ingin mengajak orang-orang mampir ke sutris.blogspot.com atau ke akaun facebook/sutrisno supaya meraka kenal saya melalui ide-ide yang saya tuliskan. Jika saya tidak terpilih, cukuplah ide-ide saya telah tersampaikan dan pada saat itu saya telah berhasil sebagai penyampai kebajikan. Apakah mereka setuju atau tidak dengan ide-ide saya itu, tidak jadi persoalan serius bagi saya. Tugas saya hanya menyampaikan.

Dengan menjadicaleg, saya hanya ingin ambil kesempatan lebih luas supaya saya bisa bicara lebih banyak tentang, salah satunya, perlunya memilih pemimpin yang baik. Saya percaya, pemimpin yang baik itu adalah:

1) seorang muslim. Bagi saya, muslim itu harus apa adanya sebagaimana konsep dan tujuan penciptaan, bukan muslim kira-kira, muslim prasangka, atau muslim ide. Nah, untuk mengetahui lebih jauh tentang muslim apa adanya, anda perlu bergabung di grup muslim apa adanya (klik lagi deh facebook/sutrisno).

2) hobi menulis. Bukan sekedar menulis, tetapi menulis sebagai bentuk perumusan diri. dengan menulis, seolah-olah kita ingin bilang: itulah saya, tau paling tidak: saya ingin seperti itu. Kita mengenal seseorang dari tulisan yang tidak hanya satu atau dua buah bukan? Kalau hanya bicara, banyak orang hobi bicara apa saja karena sudah itu menguap tanpa bekas. Saya suka dengan pemimpin yang pidato membaca teks. Tapi teks yang ditulisnya sendiri. Karena disitu ia telah melalui suatu pergumulan hebat antara potensi baik dan potensi buruk dalam dirinya. Pokoknya, pemimpin yang baik adalah yang hobi menulis, bukan hobi menyanyi atau mendongeng.

3)punya website/blog/beranda facebook. Nah, kalau ini tidak usah dijelaskan lagi, semua sudah paham kan? Itu adalah ruag tamu yang terbuka untuk siapa saja. Pemimpin yang baik pasti mau membuka diri dan kehidupannya secara jujur dan terbuka, karena dirinya adalah bukan miliknya lagi, tetapi sudah menjadi milik orang yang telah memilihnya.

Jadi, kalau anda memilih saya, diucapkan terima kasih banyak, kalau tidak, pilihlah orang baik sebab anda adalah orang baik. Saya percaya, orang baik akan dipimpin oleh orang baik pula. Perlu anda ingat, jika kehidupan bangsa ini bertambah baik, andalah penyebabnya, dan jika bertambah buruk, anda pula penyebabnya.

Bagi saya, menjadi caleg adalah awal prjuangan, dan harus dimulai dari sini, sekarang, meski baru jadi caleg, bukan nanti kalau terpilih. Perjuangan tidak perlu syarat. Kalau ingin memperbaiki bangsa ini ya dimulai saat ini, bukan nanti kalau terpilih.

Saya percaya, kalau bangsa ini akan menjadi baik bila dipimpin oleh orang-orang baik. Siapakah mereka itu? Nah, hanya orang baik yang dapat mengenali orang baik. Hanya orang baik yang ingin dipimpin oleh orang baik pula.

Ah, barangkali selama ini kita telah salah memilih. Dikiranya orang itu baik hingga layak dipilih, tapi ternyata? begitu mengecewakan. Mengapa kita bisa salah memilih? Mengapa kita tidak bisa melihat dengan benar, apakah orang itu benar-benr baik atau berpura-pura baik? Apakah karena kita juga berpura-pura dan mengaku baik? pas kalau begitu! kepura-puraan bertemu dengan kepura-puraan. akhirnya bangsa ini sesak dengan orang yang suka berpura-pura, suka mengaku-ngaku, munafik! Lihat saja sila pertama, ketuhanan YME, tapi pada prakteknya, sila-sila itu juga yang dijadikan sebagai Tuhan.

Kalau sudah begitu, yuk kita ikhlaskan saja bangsa ini menjadi bangsa pura-pura, karena pemimpin dan rakyatnya suka berpura-pura, suka mengaku-ngaku.

Bangsa ini belum sejahtera? jangan salahkan pemimpim, salah kita sendiri, karena kitalah mereka jadi pemimpin. Kita yang dulu memilih mereka atau kita yang dulu membiarkan mereka terpilih dengan menjadi golput. Bukankah pilihan menunjukkan kualitas sang pemilih?

Nah, saat ini adalah saat kita memulai kembali dengan benar. Pilihlah orang baik sebagai pemimpi. UNtuk dapat mengenali manakah pemimpin yang baik, kita harus menjadi baik terlebih dahulu. Jadi, kebaikan dimulai dari sini, dari diri kita sendiri. Bersihkan hati, maka kita kan mampu melihat tembus melampaui segala macam atribut, simbol dan kata-kata. Bersihkan hati maka kita tidak akan kecewa.

Hal-hal seperti itulah yang sedang saya perjuangkan. Untuk itu saya rela menghabiskan banyak uang, waktu dan tenaga. Seandainya saya tidak terpilih, uang waktu dan tenaga yang telah tercurahkan tetap tidak akan sia-sia. Saya berharap, perjuangan saya ini akan membuat orang lain ikut berjuang pula, menjadi baik untuk dapat memilih yang baik.

.....bersambung aja ya....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar