Begini ceritanya…

Hutan Rimba Raya terusik ketenangannya, kehidupan para binatang di hutan itu berjalan tidak biasanya. Mereka diliputi kegelisahan, ketakutan dan kesedihan. Apakah ada sekelompok pemburu? Kalau cuma pemburu atau bahkan pemangsa sekalipun, mereka tidak akan sepanik ini. Bagi mereka, diburu atau dimangsa adalah sesuatu yang biasa terjadi sehari-hari di dalam komunitas hutan. Kebiasaan memburu-diburu atau memangsa-dimangsa merupakan kejadian rutin yang sudah berlangsung lama secara turun-temurun. Jadi apa yang membuat mereka panik begitu?
Beo : “kehidupan di hutan ini mulai terasa membosankan!”
Sapi : “apakah kita akan terus terjebak dalam kerutinan yang tak berkesudahan?”
Kura-kura : “sudah berapa lamakah kita tinggal dihutan ini?”
Ular : “tetapi kehidupan berlangsung begini-begini aja.”
Kuda : “ya, padahal kalau kita mau, kita bisa menata kehidupan hutan ini menjadi semakin baik daripada hari-hari sebelumnya.”
Buaya : “coba bayangkan, kalau tidak memakan ya dimakan, kalau tidak mengejar ya dikejar,…”
Kelinci : “ benar, kalau sudah melompat ya melompat saja… apakah cuma cara itu saja yang ada?”
Kura-kura : “sebenarnya banyak cara, hanya saja kita sudah terlanjur tinggal dilingkungan yang terus melakukan pembodohan ini….”
Menjangan : “dan kita tidak berani untuk sedikit saja melahirkan kreatifitas…”
Sapi : “dan kita semua menyepakati cara-cara hidup seperti itu.”
Tikus : “tapi sampai kapan?”
Ular : “harus ada yang berani memulai, tapi siapa?”
Buaya : “bukankah ada The Lion King?”
Kura-kura : “ya, sebagai Raja seharusnya dia bertanggung jawab menjamin kelangsungan hidup yang dinamis berkelanjutan.”
Sapi : “jangan-jangan…Raja kita itu juga telah terkurung oleh rutinitas hutan… sama seperti kita?”
Beo : “atau jangan-jangan… dialah yang sengaja membuat kondisi seperti ini untuk melanggengkan kekuasaannya?”
Ular : “lagi pula siapa ya yang mengangkatnya menjadi Raja?”
Kelinci : “jadi bagaimana dong?”
Begitulah kasak-kusuk yang terjadi di setiap tempat di Hutan Rimba Raya itu. Dan ujung dari setiap kasak-kusuk itu adalah:…… PERUBAHAN!…. PENINJAUAN KEMBALI HUKUM RIMBA! … GANTI KEPEMIMPINAN!
Menjangan : “tapi jangan anarkis…”
Buaya : “ya enggak lah, kita sudah bosan dengan perusakan , saling menumpahkan darah, dsb, kita ingin kehidupan yang saling berdampingan, saling melindungi, saling asah-asih-asuh, begitu kan?”
Akhirnya, para binatang itu sibuk saling menyusun cara, saling mengajukan ide, saling menguji teori, manakah yang terbaik? Mereka, para binatang yang menginginkan kehidupan yang lebih daripada yang sudah-sudah, selalu bertanya disetiap kesempatan bertemu: cara siapakah yang lebih baik?” Pada saat pertanyaan itu dilontarkan, pada saat itulah terjadi terkam-menerkam yang lebih mematikan daripada terkam-menerkam yang biasa mereka lakukan sebelumnya. Kali ini yang mereka hujamkan sesama mereka bukan taring, cakar ataupun tanduk, melainkan kata-kata. Mereka terluka, tetapi bukan pada jasad melainkan jiwa. Selama ini, jika jasad mereka teluka parah, tidak pernah terlihat bangkai-bangkai berserakan tak terurus di sembarang tempat. Tetapi, yang terluka kini adalah jiwa mereka… bangkai-bangkai mereka berkeliaran seolah-olah tak pernah mati dan tak akan mati… padahal mereka sudah lama mati… termangsa oleh kata-kata.
Asyik juga nih, ambil pelajaran dari dongeng Holywood. Sumber dr Qur'an n Hadist udah habis ya?
BalasHapuslagi mo berfantasi dulu biar banyak variasi
BalasHapus