Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Sabtu, 26 Desember 2009

“Apakah yang terjadi Jendral?”

“Apakah yang terjadi Jendral?” tanya Raja menyelidik.
Pertanyaan tiba-tiba dan sangat singkat membuat Jendral Serigala Hitam tercebur dalam pusaran keterkejutan. Pusaran itu nampak sekali diwajahnya. Dengan segala kemampuan menguasai kendali diri, ia menjawab: “Tuanku Baginda Raja, kehidupan Hutan kita ini sedang berevolusi menuju… -menurut pendapat umum yang sedang berkembang- … kepada kehidupan yang lebih baik.”

“BEREVOLUSI? BAGAIMANA BISA? SEMENTARA MEREKA … YANG BISA MELOMPAT HANYA MELOMPAT, YANG BISA MEMANJAT HANYA MEMANJAT, YANG BISA BERENANG HANYA BERENANG, YANG BISA MERAYAP HANYA MERAYAP … KEMAMPUAN MEREKA TIDAK BERKEMBANG DAN MANDEG SELAMA RIBUAN TAHUN!”

“Karena itu Tuanku, mereka sedang mengembangkan sebuah gagasan yang akan menjadi pondasi bagi gagasan-gagasan berikutnya, begitu seterusnya. Mereka berharap, sebuah gagasan yang mereka kembangkan saat ini akan mewujud menjadi bangunan besar gagasan peradaban…”
“Sampai kapan?” tanya Raja menyela, menyangsi.
“Mereka percaya, anak cucu merekalah yang akan memanen apa yang telah mereka tanam sekarang.” Jawab Jendral meyakinkan.
“Lalu apa yang harus kita lakukan Jendral hitamku? Bukankah engkau selalu mempunyai solusi atas setiap permasalahan?”

Sang Jendral tersenyum licik.
“Kita berikan apa yang mereka mau, Tuanku.”
“M a k s u d n y a ?”

“Kita perlihatkan seolah-olah Kerajaan mendukung apa yang mereka lakukan … sementara kita tahu betul bahwa menemukan satu buah gagasan pun bukanlah perkara yang mudah, apalagi mengembangkannya. Kesulitan pertama yang harus mereka atasi adalah: menyusun kata-kata penyampai gagasan. Menyusun kata-kata itu lebih berat daripada menyusun suara, perlu kaidah dan aturan yang sangat ketat. Tidak seperti ketika mereka bersuara, asal bunyi saja. Selain itu, untuk dapat menghasilkan kata-kata yang mengandung gagasan bermutu, mereka harus telah memiliki berbagai macam pengalaman, baik pengalaman berfikir maupun pengalaman beraksi. Sementara, mereka hanya memiliki satu macam pengalaman saja: pengalaman beraksi. Pengalaman itu pun saling berbeda satu sama lainnya dan mereka saling percaya bahwa pengalaman beraksi yang mereka miliki lebih baik daripada pengalaman binatang lainnya. Selanjutnya, kesulitan yang paling keras yang harus mereka hadapi adalah saat memilih mana gagasan yang bermutu dan mana yang tidak, kemudian mereka harus mencernanya dengan baik sehingga saripati gagasan itu dapat terserap keseluruh bagian tubuh mereka yang akan membuat mereka bergerak mewujudkan gagasan tersebut. Jika tidak, gagasan hanya tinggal gagasan lalu hilang tak berbekas. Memang, selama ini mereka berkemampuan memilih dan mencerna makanan dengan baik, karenanya mereka menjadi kuat, sehat, dan mampu mengatasi segala penyakit alam. Tetapi gagasan adalah makanan yang sangat baru dan asing bagi mereka. Jika mereka salah memilih dan mencerna gagasan, mereka akan tersakiti oleh gagasan itu sendiri…”

Semakin panjang Sang Jendral menjelaskan semakin Sang Raja curiga: jangan-jangan Jendral hitam-licik inilah biang keladi yang telah merekayasa semua kekacauan yang terjadi. “Baiklah Jendral,” ucap Raja memotong. “dari sekian banyak kata-kata yang engkau keluarkan, pada bagian manakah kita akan menyudahi semua kekacauan ini?”

Kembali Sang Jendral tersenyum, tambah licik. Lalu katanya, “pada saat keyakinan akan pengalaman sendiri yang paling benar + (setiap gagasan x kesalahpahaman saling bertikai) = terjadi kekacauan sosial, pada saat itulah kita akan menangkapi mereka satu persatu. Dengan dalih dan bukti bahwa berkata-kata hanyalah menimbulkan kekacauan dan mengganggu ketertiban umum, Tuanku Baginda Raja dapat mengeluarkan titah bahwa perilaku berkata-kata merupakan tindakan makar, maka siapapun yang terus berkata-kata demi menemukan gagasan dan berniat menularkannya kepada yang lain akan ditindak sesuai dengan hukum kerajaan yang berlaku!.”

Sang Raja mengangguk-angguk.
Sang Jendral tersenyum puas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar