Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Sabtu, 20 April 2013

Surat Yusuf: Tentang Kisah Anak Manusia Mewujudkan Visi Kekuasaan


Keseluruhan isi surat Yusuf, dari awal sampai akhir surat, adalah persoalan kemanusiaan dalam memenuhi kebutuhan hidup, mulai dari kebutuhan pangan, cinta, sampai kekuasaan. Dinamika pemenuhan kebutuhan tersebut dirangkai dg indah dalam satu kisah utuh berkesinambungan, kisah kehidupan Yusuf.

Kebutuhan akan kekuasaan adalah satu hal yg manusiawi, dan biasanya memiliki daya perusak yg sangat kuat dibandingkan kebutuhan lainnya. Maka, hasrat berkuasa itu perlu dikelola dan dibimbing.

Tampaknya, kekuasaan menjadi tema utama dalam kisah Yusuf dan menjadi pelajaran penting bagaimana jalan menuju kekuasaan hendaknya ditempuh.

Dalam sistematika penulisan kisah, pembaca dapat menangkap sebuah tema dari pendahuluan dan penutup. Demikianlah surat Yusuf disusun.

Kisah Yusuf dibuka oleh ayat 4-6

Qs. Yusuf ayat 4

إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَٰٓأَبَتِ إِنِّى رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًۭا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِى سَٰجِدِينَ
(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku."

Qs. Yusuf ayat 5

قَالَ يَٰبُنَىَّ لَا تَقْصُصْ رُءْيَاكَ عَلَىٰٓ إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا۟ لَكَ كَيْدًا ۖ إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لِلْإِنسَٰنِ عَدُوٌّۭ مُّبِينٌۭ
Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia."

Qs. Yusuf ayat 6

وَكَذَٰلِكَ يَجْتَبِيكَ رَبُّكَ وَيُعَلِّمُكَ مِن تَأْوِيلِ ٱلْأَحَادِيثِ وَيُتِمُّ نِعْمَتَهُۥ عَلَيْكَ وَعَلَىٰٓ ءَالِ يَعْقُوبَ كَمَآ أَتَمَّهَا عَلَىٰٓ أَبَوَيْكَ مِن قَبْلُ إِبْرَٰهِيمَ وَإِسْحَٰقَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ عَلِيمٌ حَكِيمٌۭ
Dan demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan diajarkan-Nya kepadamu sebahagian dari ta`bir mimpi-mimpi dan disempurnakan-Nya ni`mat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya`qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan ni`mat-Nya kepada dua orang bapakmu [743] sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Dari tiga ayat diatas kita bs mencatat:

1. Yusuf mendapatkan Visi besar ttg kekuasaan, meskipun begitu, kita tdk melihat ada ambisi dalam kehidupan Yusuf.
2. Jalan menuju kekuasaan merupakan jalan yg penuh dg makar. Makar Al-Haq Vs Makar Al-Batil. Makar manakah yg akan menang?
3. Kekuasaan adalah hak Allah yg diberikan kepada manusia yg dipilih oleh-Nya. Kekuasaan bukan untuk direbut, tetapi untuk diterima berdasarkan kepantasan.

Visi Besar ttg Kekuasaan

Yusuf bin Yakub telah diperlihatkan Visi Besar ttg kekuasaan

Qs. Yusuf ayat 4

إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَٰٓأَبَتِ إِنِّى رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًۭا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِى سَٰجِدِينَ
(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku."

Kemudian, proses demi proses dijalani dg benar hingga akhirnya Visi besar itupun mewujud. Happy endingnya dapat kita baca di ayat 100 - 101

Kita juga memahami di surat Al-Isra ayat 1 bahwa Muhammad Rasulullah saw juga diperlihatkan Visi Besar ttg kekuasaan yg happy endingnya kita baca di surat Al-Maidah ayat 3

Tampaknya, kekuasaan itu memang sudah menjadi Visi Besar bagi Muslimin. Al-Quran menjadi petunjuk bagaimana mencapai Visi Besar tersebut. Dan sebagaimana fungsi Al-Quran sbg bayyinat minal huda, Al-Quran berkali-kali memperlihatkan bahwa Visi Besar kaum Muslimin tersebut terwujud selama kaum Muslimin tetap berada dlm petunjuk Al-Quran.

Salah satu bayyinatnya adalah surat Yusuf yg sdg kita kaji.

Jalan Menuju Kekuasaan adalah Jalan Penuh Makar

Tanpa adanya sebuah Visi, pergerakan berjalan serabutan, tanpa arah. Mau kemana?

Kaum muslimin dihadapkan pada Visi Besar, yaitu kekuasaan untuk menata kehidupan. Begitu yg kita baca dlm surat Al-Baqarah ayat 2.

Kisah Yusuf mengingatkan bahwa jalan menuju kekuasaan adalah jalan penuh makar. Dan diakui atau tidak, kita memang merasakan adanya pertarungan ideologis dalam tatanan kehidupan global. Dg berbagai cara, semua berlomba menuju puncak kekuasaan.

Qs. Yusuf ayat 5

قَالَ يَٰبُنَىَّ لَا تَقْصُصْ رُءْيَاكَ عَلَىٰٓ إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا۟ لَكَ كَيْدًا ۖ إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لِلْإِنسَٰنِ عَدُوٌّۭ مُّبِينٌۭ
Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia."

Pembaca Al-Quran tentunya memahami bahwa makar yg dibuat Allah akan mengalahkan makar-makar yg dibuat oleh selain-Nya.

"Mereka (orang-orang kafir itu) membuat makar, dan Allah membalas makar mereka. Dan Allah sebaik-baik pembuat makar." [Qs. Ali Imran : 54]

"Sesungguhnya mereka (orang-orang kafir itu) merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya. Dan Aku pun merencanakan tipu daya pula, dengan sebenar-benarnya." [Qs. Ath-Thariq : 15-16]

"Dan Dia-lah Dzat Yang Maha keras tipu daya-Nya." [Qs. Ar-Ra'd : 13]

Catatan sejarah kehidupan Yusuf telah membuktikan kehebatan makar Allah. Dg pertolongan Allah, berkali-kali Yusuf lolos dari jeratan makar dan tipu daya syetan.

Jalan menuju kekuasaan memang penuh makar, tetapi bukan berarti tdk bisa dilalui dg selamat.

Allah memberi strategi sebagaimana yg pernah di terapkan oleh Yusuf. Bagaimanakah?

Qs. Yusuf ayat 5

قَالَ يَٰبُنَىَّ لَا تَقْصُصْ رُءْيَاكَ عَلَىٰٓ إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا۟ لَكَ كَيْدًا ۖ إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لِلْإِنسَٰنِ عَدُوٌّۭ مُّبِينٌۭ
Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia."

Dua strategi yg kita pahami dari ayat di atas:

Pertama,
Jgn umbar Visi Besarmu kpd "orang luar" yg bisa jadi hanya membuat mereka dengki lalu mereka membuat makar untuk mengganjalmu. Jelaskan Visi Besarmu hanya kpd org yg kiranya dpt membantu wujudkan Visi Besar tersebut.

Kedua,
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Jadi jgn jalin pertemanan dg syaitan. Indikasi engkau berteman dg syaitan adalah engkau melupakan dan berpaling dari pengajaran Al-Quran

Qs. Az-Zukhruf ayat 36

وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ ٱلرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُۥ شَيْطَٰنًۭا فَهُوَ لَهُۥ قَرِينٌۭ
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur`an), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.

Ayat di atas tdk menyebutkan dzikr Allah, tetapi dzikr Ar-Rahman. Siapakah Ar-Rahman. Dalam surat Ar-Rahman ayat 1-2, kita baca bahwa Ar-Rahman adalah yang mengajarkan Al-Quran.

Begitulah Yusuf, ia menapaki jalan yg penuh makar ini dg senantiasa berpegang teguh kpd ajaran Allah. Dan akhirnya, ia menjadi pantas dianugerahi kekuasaan.

Kekuasaan merupakan kebutuhan yg sangat manusiawi, bahkan kekuasaan dibutuhkan agar penataan kehidupan di bumi berlangsung tertib. Oleh karenanya, Allah mengajarkan kpd pembaca Al-Quran bagaimana kekuasaan dpt terwujud.

Surat Yusuf adalah pelajaran detail yg menggambarkan lika-liku perwujudan kekuasaan. Pembaca surat Yusuf memahami bahwa tdk nampak ada ambisi dalam perwujudan kekuasaan, karena memang kekuasaan itu bukanlah keinginan yg diperebutkan, tetapi (sekali lagi) kebutuhan. Maka yg menjadi kata kuncinya adalah: Allah memilih siapa yg pantas diberikan kekuasaan.

Qs. Yusuf ayat 6

وَكَذَٰلِكَ يَجْتَبِيكَ رَبُّكَ وَيُعَلِّمُكَ مِن تَأْوِيلِ ٱلْأَحَادِيثِ وَيُتِمُّ نِعْمَتَهُۥ عَلَيْكَ وَعَلَىٰٓ ءَالِ يَعْقُوبَ كَمَآ أَتَمَّهَا عَلَىٰٓ أَبَوَيْكَ مِن قَبْلُ إِبْرَٰهِيمَ وَإِسْحَٰقَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ عَلِيمٌ حَكِيمٌۭ
Dan demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan diajarkan-Nya kepadamu sebahagian dari ta`bir mimpi-mimpi dan disempurnakan-Nya ni`mat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya`qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan ni`mat-Nya kepada dua orang bapakmu [743] sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Tugas kita hanyalah sekedar memantaskan diri. Dg apa? Dg standar kepantasan yg diajarkan Allah dlm surat An-Nuur ayat 55:

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik."

Kepantasan itu dpt kita rumuskan sbb:

Kekuasaan = kepantasan
Kepantasan = menjadi hamba Allah + tanpa laku kemusyrikan

Demikian Bab I ttg Pendahuluan surat Yusuf, selanjutnya Bab II ttg dinamika kehidupan Yusuf menuju kekuasaan, insya Allah.

Bersambung...
Silakan berbagi :)
Pin 2A93F0C3

Surat Yusuf: Bagaimana Membaca Kisah Yusuf?

Di akhir surat Yusuf, Allah menjelaskan bahwa fungsi Al-Quran adalah sebagai petunjuk dan rahmat. Hal itu juga menjelaskan bahwa:

Surat Yusuf = Petunjuk yg menjadi rahmat bagi pembacanya = Solusi praktis dlm menghadapi dinamika kehidupan

Di ayat itu juga, yaitu ayat 111,  Allah mengajukan syarat agar pembaca bs menjadikan surat Yusuf sbg petunjuk dan rahmat, yaitu Pembaca surat Yusuf haruslah memiliki sikap iman.

Apakah sikap iman itu?

Surat Al-Baqarah ayat 285 menjelaskan bahwa sikap iman adalah sami'na wa atha'na

Sami'na = memahami apa yg dibaca
Atha'na = menaati apa yg dipahami

Oleh karena itu, pada permulaan surat Yusuf, Allah sdh mengingatkan kpd pembaca surat Yusuf bahwa kisah yg paling indah ini merupakan bagian dari Al-Quran yg berbahasa Arab, maka untuk mengambil pelajaran dari kisah ini engkau harus mampu membacanya dan memahaminya

Qs. Yusuf ayat 1

الٓر ۚ تِلْكَ ءَايَٰتُ ٱلْكِتَٰبِ ٱلْمُبِينِ
Alif, laam, raa [741]. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Qur`an) yang nyata (dari Allah).

Qs. Yusuf ayat 2

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ قُرْءَٰنًا عَرَبِيًّۭا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur`an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.

Qs. Yusuf ayat 3

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ ٱلْقَصَصِ بِمَآ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ وَإِن كُنتَ مِن قَبْلِهِۦ لَمِنَ ٱلْغَٰفِلِينَ
Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Qur`an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.

Sangat menarik jika kita kaitkan dg teori membaca bahwa membaca merupakan kegiatan fisik dan mental sekaligus.

Kegiatan fisik yaitu melihat atau meraba bagi yg buta, dan bersuara. Sedangkan kegiatan mental yaitu merenungi atau memikirkan untuk memahami apa yg dibaca.

Surat Yusuf ayat 1-3 mengarahkan kita untuk membaca secara fisik dan sekaligus mental.

Secara fisik, surat Yusuf ayat 2 mengajak kita untuk memahami bahasa Arab sbg bahasa Al-Quran. Memahami Al-Quran tdk bisa hanya dg membaca terjemahannya saja. Jika ada 10 terjemahan, maka bisa jadi ada 10 pengertian yg berbeda.

Membaca Al-Quran terjemahan berarti mengikuti pengertian si penterjemah yg belum tentu disepakati oleh penterjemah lainnya. Beda penterjemah sudah tentu akan beda rasa bahasa, dan tidak pas benar sesuai makna asli.

Oleh karena itu, pembaca Al-Quran haruslah membaca teks arabnya. Untuk itulah bahasa Al-Quran tetap terjaga sebagaimana aslinya.

Secara mental, surat Yusuf ayat 3 mengajak kita untuk sadar diri bahwa sebelum ini kita memang tidak mengetahui apa-apa. Itu berarti kita menyediakan diri sbg gelas kosong yg siap dipenuhi. Dan faktanya, nasehat/ajaran apapun tdk akan bs diterima jika penerimanya melihat diri sebagai gelas yg sdh penuh terisi alias sok tahu.

Qs. Yusuf ayat 7
۞ لَّقَدْ كَانَ فِى يُوسُفَ وَإِخْوَتِهِۦٓ ءَايَٰتٌۭ لِّلسَّآئِلِينَ
Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya bagi orang-orang yang bertanya.

Bersambung...
Silakan berbagi :)
Pin 2A93F0C3

Senin, 15 April 2013

MENGAPA SURAT YUSUF ?

Mengapa surat Yusuf?

Pertama,
Ada mitos di masyarakat yg perlu diperbaiki, katanya: ibu hamil harus sering baca surat Yusuf biar lahir anak lelaki yg ganteng, benarkah?

Adanya Mitos seputar Al-Quran memang sdh dikabarkan dlm

Qs. Al-Baqarah:78

وَمِنْهُمْ أُمِّيُّونَ لَا يَعْلَمُونَ ٱلْكِتَٰبَ إِلَّآ أَمَانِىَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ
Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga

Dikarenakan tdk mengetahui isi Kitab, pembacanya menduga-duga bahwa ayat tertentu atau surat tertentu dapat berfungsi sbg mantra. Konon kabarnya, surat Yusuf difungsikan juga sbg mantra pengasihan >:/

Alasan kedua,

Banyak kisah yg kita baca atau kita dengar ttg kehidupan Nabi Yusuf, terutama (yg dianggap paling menarik) ttg kisah cinta Yusuf Zulaikha

Bahkan banyak juga di seputar resepsi pernikahan, sang ustad mendoakan pasangan pengantinnya dengan doa seperti ini

اَللَّهُمَّ اَلِّفْ بَيْنَهُمَا بِمَحَبَّتِكَ كَمَا اَلَّفْتَ بَيْنَ آدَمَ وَحَوَّى وَاَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا اَلَّفْتَ بَيْنَ يُوْسُفَ وَزُلَيْخَا وَمُحَمَّدٍ وَخَدِيْجَةِ اْلكُبْرَى وَأَصْلِحْ جَمْعَهُمَا فِى الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَهَبْ لَهُمَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَقُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْهُمَا مِنْ عِبَادِكَ النَّافِعِيْنَ عَلَى دِيْنِكَ وَلِمَصَالِحِ اْلمُؤْمِنِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

“Ya Allah, satukan mereka berdua (pengantin laki-laki dan perempuan) dengan cinta-Mu, sebagaimana Engkau satukan antara Nabi Adam dan Hawa. Satukanlah keduanya sebagaimana Engkau satukan Nabi Yusuf dan Zulaikha, Nabi Muhammad Saw dan Khadijah al-Kubra. Baikkanlah penyatuan keduanya di dunia dan akhirat, berikanlah rahmat dan ‘penyejuk mata’ kepada keduanya. Jadikanlah keduanya hambam-Mu yang bermanfaat terhadap agama-Mu dan kemaslahatan orang-orang yang beriman, berkat rahmat-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Penyayang.”

Pertanyaannya, “Benarkah Nabi Yusuf dan Zulaikha menikah, dan menjadi pasangan sejati, penuh cinta dan rahmat, serta langgeng ke anak cucu, sebagaimana yang diceritakan secara turun temurun?”

Sebagian kisah tersebut adalah kisah israiliyat, dan bagi kita cukuplah apa yg dikisahkan oleh Al-Quran,

Ttg membaca kisah israiliyat, Rasulullah saw pernah marah kepada Umar bin khatab ra,
أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكِتَابٍ أَصَابَهُ مِنْ بَعْضِ أَهْلِ الْكُتُبِ فَقَرَأَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَغَضِبَ فَقَالَ أَمُتَهَوِّكُونَ فِيهَا يَا ابْنَ الْخَطَّابِ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ
جِئْتُكُمْ بِهَا بَيْضَاءَ نَقِيَّةً لَا تَسْأَلُوهُمْ عَنْ شَيْءٍ فَيُخْبِرُوكُمْ بِحَقٍّ فَتُكَذِّبُوا بِهِ أَوْ بِبَاطِلٍ فَتُصَدِّقُوا بِهِ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ مُوسَى صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ حَيًّا مَا وَسِعَهُ إِلَّا أَنْ يَتَّبِعَنِيِِِِ.
“Umar Ibnu al-Khaththab memberikan satu buku dari Ahli Kitab, lalu Nabi membacanya dan marah, serta bersabda, “Apakah kamu kagum dengan buku ini wahai anak al-Khaththab? Demi Tuhan yang diriku berada dalam genggaman-Nya, sungguh yang aku berikan kepada kamu (Alquran) yang terang lagi murni. Janganlah kamu bertanya sesuatupun kepada Ahli Kitab, sehingga mereka mengabarkan kepada kamu yang benar lalu kamu dustai atau mereka kabarkan yang batil lalu kamu benarkan. Demi diriku yang berada dalam genggaman-Nya, jika Nabi Musa as hidup sekarang, tidak ada pilihan baginya kecuali mengikutiku.” (HR. Imam Ahmad dalam al-Musnad).

Maka sekali lagi, cukuplah bagi kita apa yg telah dikisahkan oleh Al-Quran. Tentang kehidupan Nabi Yusuf as, Al-Quran telah menyajikan setiap episodenya secara berkesinambungan dalam susunan kisah yg paling indah lebih dari kisah" lainnya baik di dlm Al-Quran apalagi di luar Al-Quran.

Qs. Yusuf:3

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ ٱلْقَصَصِ بِمَآ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ وَإِن كُنتَ مِن قَبْلِهِۦ لَمِنَ ٱلْغَٰفِلِينَ
Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Qur`an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui

Dua alasan telah dikemukakan, yaitu agar kita tdk terjebak mitos yg membuat waktu yg kita miliki menjadi tdk produktif.

Alasan ketiga adalah agar kita mendapatkan pelajaran dari kisah tersebut

Qs. Yusuf:111

لَقَدْ كَانَ فِى قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌۭ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ ۗ مَا كَانَ حَدِيثًۭا يُفْتَرَىٰ وَلَٰكِن تَصْدِيقَ ٱلَّذِى بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَىْءٍۢ وَهُدًۭى وَرَحْمَةًۭ لِّقَوْمٍۢ يُؤْمِنُونَ
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur`an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.

Pengajaran yg kita dapatkan dari surat Yusuf adalah pengajaran yg menjadi pelipur lara kehidupan.

Dalam suatu riwayat Ibnu `Abbas r.a. mengemukakan: Abu Bakar r.a. berkata: “Wahai Rasulullah, sungguh Anda telah beruban!” Rasulullah saw. bersabda: “Surah Hud, Surah al Waqi’ah, Surah al Mursalat, Surah Amma Yatasa’alun dan Surah Idzasy-Syamsu kuwwirat, menyebabkan aku beruban.”

Coba perhatikan,
Dalam sistematika Al-Quran, surat Yusuf berada dlm urutan ke-12 setelah surat Hud. Begitu beratnya arahan surat Hud sehingga membuat rambut Rasulullah saw lekas beruban. Lalu surat Yusuf datang menghibur hati sang Rasul.

Bagaimanakah surat Yusuf menghibur hati pembacanya?

Bersambung...
Silakan berbagi :)
  2A93F0C3