Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Senin, 25 Juni 2012

Kelompok Taqwa Adalah Kelompok Aksi


Baiklah, kita telah memilih menjadi bagian dari kelompok Taqwa dengan tujuan kita dapat membaca Alquran sebagai kitab petunjuk bagaimana menjalani kehidupan yang sesuai dengan kehendak Allah (Qs.2:2) 

Membaca Alquran adalah upaya kita memahami nilai-nilai kehidupan yang dirancang Allah yang tersusun sebagai sebuah sistem yang utuh. Pemahaman tersebut terinternalisasi dalam diri pembaca Alquran melalui proses aksi membuktikan nilai-nilai tersebut secara terus-menerus. Aksi itu kita kenal dengan istilah amal sholeh.

Oleh karena itu, kelompok Taqwa tidak hanya sekedar membaca Alquran untuk memuaskan dahaga intelektual saja, tetapi mereka membaca untuk beraksi. Paduan wacana + aksi yang berproses terus-menerus inilah yang menjaga kita tetap bertahan dalam kelompok Taqwa. lalu apakah tujuan aksi kelompok Taqwa?

Tujuan aksi kelompok Taqwa adalah mengajak seluruh umat manusia agar ikut bergabung ke dalam kelompok Taqwa, agar mereka juga mampu membaca Alquran sebagai  kitab petunjuk, lalu secara bersama-sama mengelola kehidupan bumi. Tujuan itu dicapai, sekaligus juga dipelihara melalui jalan pengabdian murni kepada Allah.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ 
Hai manusia, sembahlah Rabb-mu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa. (QS. 2:21)

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ 
Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (QS. 2:22)


Sebagai permulaan, Alquran menyebut cara dan tujuan aksi secara global sebagaimana yang tertulis dalam Qs.2:21-22. Pada ayat-ayat berikutnya, Alquran akan menjelaskan secara detail mengenai cara dan tujuan aksi kelompok Taqwa.

  

Segera Putuskan: Bersama Kelompok Manakah Kita Bergerak?

Aura kecil senang sekali mendengarkan dongeng sebelum tidur. Terkadang bunda menyerahkan tugas mendongeng itu kepada ayah. Terkadang juga bunda yang mendongeng. Cerita nabi selalu menjadi pilihannya. "Coba yah, cerita tentang nabi Yusuf," kata bunda suatu ketika. "Nabi yusuf? Hm.. Ceritanya begini.. Pada suatu hari, sebelum menjadi nabi, yusuf bermimpi... ".

Begitulah... Cerita usai. Aura belum tidur. Lampu dimatikan. Aura bilang: "ga bisa tidur nda..". Selalu dia bilang begitu dan selalu, beberapa menit kemudian, akhirnya dia tertidur juga.


Kisah nabi Yusuf adalah kisah terindah yang Allah sajikan dalam Alquran. Kisah yang mengobati kegalauan setiap anak manusia. Lelah ia menapaki kehidupan, kisah nabi Yusuf akan kembali menyegarkan semangatnya. Setiap luka akan tersembuhkan oleh kisahnya. Setiap duka akan diakhiri oleh suka usai mendengar kisahnya. Suka dan duka hanyalah bagian dari episode kehidupan yang pasti datang bergantian. Yang perlu kita lakukan hanyalah terus berjalan menapaki garis-Nya. Terus begitu, seperti matahari bulan bintang yang tak pernah lelah beredar di garis edarnya masing-masing. Seperti itulah spirit kisah nabi Yusuf.


Saat itu, aura kecil belum tentu dapat menyerap saripati kisah nabi Yusuf yang didengarnya. Kelak, ketika ia telah merasakan asinnya garam kehidupan, barulah ia akan memahami kisah tersebut. 
Saat aura kecil telah dapat membaca tulisan ini nanti, tentu ia telah dewasa. Dan sudah tentu pula ia telah mencapai usia membaca Alquran secara bermakna. Maka inilah kisah yang pertama kali akan ia resapi. Bukan kisah tentang nabi Yusuf tetapi tentang nabi Adam. Kenapa nabi Adam terlebih dulu? Ya begitulah Allah menyusun ajaran-Nya dalam Alquran.


Pertama kali, dipermulaan Alquran, kisah nabi yang kita baca adalah kisah nabi Adam, bukan nabi yang lain. Untuk apakah? Agar kita mengenali identitas dan tugas kehidupan yang kita emban sebagai bagian dari program penataan dan pemeliharaan alam semesta. Namun sebelum itu, setelah kita menemukan visi misi kehidupan yang diajukan oleh Alfatihah, kita dihadapkan pada sebuah jawaban yang selalu kita minta setiap saat: inilah strateginya! Inilah petunjuknya! Tapi untuk dapat menerapkan strategi itu, kita harus memutuskan di kelompok manakah kita akan bergabung? Ya, ada 3 kelompok yang akan selalu bertarung tiada henti. Nah, sebelum lanjut membaca pedoman gerakan ini, segera putuskan ada di kelompok manakah kita?


Tiga kelompok itu adalah kelompok taqwa, kafir, dan munafik. 


Kitab Alquran itu dapat dibaca oleh siapa saja, tapi hanya kelompok Taqwa sajalah yang mampu menerapkannya sebagai pedoman gerak menata kehidupan bumi. Apakah kita sudah bergabung bersama mereka? Siapakah mereka? Qs.2:2-5 mengajukan ciri-ciri pengenal kelompok taqwa. 



ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ 

Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (QS. 2:2)


الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ 

(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, (QS. 2:3)


وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ 

Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (QS. 2:4)


أُولَٰئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ 

Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Rabb-nya,dan merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. 2:5)


Ya, kita memang belum seperti mereka. Tapi mari kita terus membaca ayat demi ayat untuk mendapati sejumlah kiat menjadi taqwa. Taqwa itu berproses dalam paduan wacana + aksi. Yang perlu kita lakukan hanyalah: baca/dengarkan lalu ikuti. Itu saja, tanpa ragu sedikitpun!


Kelompok kedua adalah kelompok Kafir.

Cukup dua ayat untuk mengungkap identitas mereka, 




إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ 

Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. (QS. 2:6)


خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ 

Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. (QS. 2:7)



Apabila mereka membaca atau mendengar ayat Alquran mereka tidak mau mengikuti. Mereka menolak sistem kehidupan yang diajarkan Alquran. Mereka membuat sistem sendiri diluar Alquran. Akibatnya: tatanan kehidupan semakin rusak.

Coba perhatikan, 

Apakah yang telah dihasilkan oleh sistem komunis, kapitalis, bahkan sistem demokrasi sekalipun?

Jadi untuk kelompok kedua ini, garis pembatasnya sudah jelas. Tidak perlu berpanjang kalam lagi. Akan percuma Alquran dibacakan atau diperdengarkan kepada mereka.



Kelompok ketiga adalah kelompok munafik.

Coba perhatikan dengan jelas identitas mereka yang diungkap dalam Qs.2:8-20. 



Sama halnya dengan kelompok kafir, kelompok ini juga tidak akan mendapat manfaat apa-apa dari Alquran. Itu karena sikap mereka yang penuh basa-basi terhadap ajaran Alquran. Bagi mereka, (disadari atau tidak) ucapan, perilaku ataupun atribut keagamaan hanyalah basa-basi belaka untuk sekedar mencapai kepentingan mereka sendiri.

Jika kita bergabung bersama mereka, maka bacaan Alquran kita menjadi kering tak bermakna bagi kehidupan dan kemanusiaan.



Jadi, sebelum kita melanjutkan membaca ayat demi ayat, segera putuskan: bersama kelompok manakah kita bergerak? Karena di ayat berikut, Allah memberi suatu tugas yang hanya bisa dilakukan oleh satu kelompok saja. Kelompok manakah? 
Tugas apakah?
Nah, mari kita terus membaca Alquran secara bermakna untuk menata kehidupan dan kemanusiaan.


Salam. 

Kamis, 14 Juni 2012

MEMBANGUN KARAKTER MUSLIM

Pusat Kurikulum memberikan pengertian karakter sebagai watak, tabiat, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi nilai-nilai kebajikan yang diyakini dan digunakannya sebagai landasan cara pandang, berpikir, bersikap dan bertindak.


Karakter = Akhlak = Iman + Amal Sholeh

Iman adalah kumpulan nilai-nilai kebenaran yang dipahami dan diyakini secara mutlak, yang kemudian mengarahkan pemikiran, membentuk kemauan dan meluruskan perilaku.

Amal Sholeh adalah kumpulan tindakan dan sikap yang lahir dari kesadaran pemikiran akan nilai-nilai kebenaran, kebaikan, keindahan serta kemauan yang kuat yang berubah menjadi tekad


Membangun Karakter adalah usaha sadar dan terencana dalam menanamkan nilai-nilai sehingga terinternalisasi dalam diri peserta didik yang mendorong dan mewujud dalam sikap dan perilaku yang baik


Prinsip Dasar Membangun Karakter
       AKAR dari KARAKTER adalah PIKIRAN
       MEMBANGUN KARAKTER = MENGUATKAN PIKIRAN = MEMPERBAIKI WAWASAN
       Untuk itu harus dilakukan TERAPI KOGNITIF = TERAPI IMAN
       Terapi Iman menghasilkan pondasi yang kokoh bagi terwujudnya amal sholeh

10 Langkah Terapi Iman

(Tahap Pengosongan)
  1. Tanya pada diri sendiri tentang apa dan siapa saja yang mempengaruhi pemikiran anda.
  2. Coba untuk mengevaluasi pikiran-pikiran untuk merumuskan kembali nilai-nilai hidup anda
  3. Lakukan evaluasi pada saat tubuh dan pikiran dalam keadaan tenang, hening, dan jauh dari kesibukan
  4. Lepaskan semua ide/pikiran, yang tidak sesuai dengan ajaran Allah
(Tahap Pengisian)
  1. Luaskan wawasan dan pemahaman Alquran untuk memperoleh Quranic Feeling dalam menyikapi segala sesuatu
  2. Aktifkan Quranic Feeling dengan melakukan perjalanan dan pengamatan dari waktu ke waktu secara teratur untuk melihat berbagai sisi kehidupan
(Tahap Pemeliharaan)
  1. Menjalin komunikasi terus menerus kepada Allah dengan cara membaca Alquran untuk tidak terlepas dari ajaran dan kehendak-Nya
  2. Kontrol semua lintasan pikiran yang lewat dalam benak anda
  3. Lakukan Perenungan untuk menciptakan kejernihan dalam pemikiran anda
  4. Berdoalah agar Allah menjaga iman anda

10 Langkah Terapi Amal Sholeh
  1. Jangan mendahului Allah dan Rasul-Nya dalam bersikap dan bertindak
  2. Jangan melebihi apa yang disunnahkan oleh Rasulullah saw
  3. Lakukan check and recheck terhadap informasi apapun yang anda terima
  4. Gunakan Quranic Feeling dalam bersikap dan bertindak
  5. Mendamaikan perselisihan sesuai dengan nilai-nilai kebenaran dan dengan cara yang benar pula untuk mewujudkan persaudaraan yang luas dan kokoh
  6.  Jangan mengolok-olok, menghina dan merendahkan orang lain
  7. Jangan berprasangka buruk dan menggunjing, bergosip dan membuat fitnah
  8. Jangan menutup diri untuk saling mengenal satu  sama lain untuk menguatkan bangunan kehidupan bermasyarakat
  9. Lakukan semua bentuk kebaikan dengan penuh tekad dan pengorbanan murni karena Allah
  10. Jangan bersikap sombong, mencari pamrih selain Allah dan merasa berjasa. Lakukan dengan rendah hati, semua kebaikan terwujud karena pertolongan Allah
Wujud Bangunan Karakter Muslim

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit.

تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.

وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الْأَرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ
Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap tegak sedikitpun.

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ ۚ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ 
Allah meneguhkan iman orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.
(QS. 14:24-27)