Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Jumat, 20 April 2012

Menjadi Hamba Ar-Rahman



Dialah Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, yang mempunyai nama-nama yang terbaik (QS. 20: 8) Dari 99 nama-Nya yang terbaik, pertama kali dan yang paling utama engkau harus mengenal Ar-Rahman. Itulah nama yang pertama kali engkau dapati dalam Al-Quran (QS. 1:1) Dan itulah nama yang paling utama setelah nama Allah (QS. 17:110)

Ada apa? Tampaknya nama Ar-Rahman begitu istimewa? Isyarat apakah? Maka, tanyakanlah kepada yang lebih mengetahui tentang Ar-Rahman (QS. 25:59) Karena dia adalah utusan Ar-Rahman, maka tentu saja dia yang lebih mengetahui tentang Ar-Rahman. Dia diutus untuk membacakan Al-Quran (QS. 13:30) Yuk, kita membaca Al-Quran agar kita mendapatkan informasi tentang Ar-Rahman langsung dari-Nya. Setelah  mengenal-Nya, engkau tidak lagi bertanya-tanya: siapakah Ar-Rahman? Ketidaktahuanmu tentang-Nya akan membuatmu enggan sujud kepada-Nya (QS. 25:60)  

Duhai, tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Ar-Rahman selaku seorang hamba (QS. 19:93) Apakah engkau yang menghamba kepada Ar-Rahman? yang selalu mengawali perbuatan dengan menyebut nama-Nya?  yang berbuat atas nama-Nya? Biarkan mereka merasakan bahwa engkau adalah benar-benar hamba Ar-Rahman, yaitu hamba yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan (QS. 25:63)

Jika benar engkau menghamba kepada Ar-Rahman maka bersiaplah engkau menerima ajaran Al-Quran sebagai pedoman kehidupan. Dari siapakah? Langsung dari Ar-Rahman!

Ar-Rahman, Dialah Tuhan yang mengajarkan Al-Quran. Menciptakan manusia, dan mengajarkannya pandai bicara dengan logika dan pembuktian (QS. 55:1-4) Ya, Al-Quran akan membuatmu cerdas karena Al-Quran akan menjelaskan segala sesuatu kepadamu (QS. 16:89) tentang alam semesta yang ditata penuh keseimbangan (QS. 55:5-7) agar engkau jangan merusak keseimbangan itu (QS. 55:8-9). Jangan merusak, berarti engkau harus ikut memelihara keseimbangan itu, bahkan engkau harus hidup selaras dengan keseimbangan itu. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan? (QS. 55:13).

Ar-Rahman, Dialah Tuhan yang mengajarkan Al-Quran (QS. 55:1). Jika dibacakan ayat-ayat Ar-Rahman (Al-Quran) maka apakah engkau akan tunduk, sujud, dan menangis? (QS. 19:58) ataukah engkau malah berpaling dari peringatan Ar-Rahman dan sebagai akibatnya setan akan terus menjerumuskanmu kedalam kesesatan? (QS. 43:36) Tidakkah engkau tahu, bahwa setan itu sangat durhaka kepada Ar-Rahman?  (QS. 19:44) Dan ketika itu, ketika engkau seiring sejalan dengan setan, engkau akan mendapatkan azab dari Ar-Rahman. Bukan kasih sayang-Nya, tetapi azab-Nya! (QS. 19:45) Maka, janganlah engkau mempermainkan ajaran Al-Quran yang menyebabkanmu menjadi bagian dari orang-orang kafir . (QS. 7:50-52) Lalu engkau akan menjumpai hari yang penuh kesukaran ketika kelak engkau menghadapi Ar-Rahman  (QS. 25:26)

Duhai engkau yang mengaku hamba Ar-Rahman, tidakkah engkau juga merasakan kegelisahan Sang utusan Ar-Rahman? 

وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا 
Berkatalah Rasul: Ya Rabbku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Quran ini sesuatu yang diabaikan. (QS. 25:30)


nyambung lagi nanti.....

Selasa, 17 April 2012

Ayat-Ayat Tentang Ar-Rahman (3)



إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ 
Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi)nya: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. 27:30)



إِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمَٰنَ بِالْغَيْبِ ۖ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ 
Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan takut kepada Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihat-Nya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.
(QS. 36:11)


قَالُوا مَا أَنْتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا وَمَا أَنْزَلَ الرَّحْمَٰنُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ  
Mereka menjawab: Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka. (QS. 36:15)


أَأَتَّخِذُ مِنْ دُونِهِ آلِهَةً إِنْ يُرِدْنِ الرَّحْمَٰنُ بِضُرٍّ لَا تُغْنِ عَنِّي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا وَلَا يُنْقِذُونِ 
Mengapa aku akan menyembah ilah-ilah selain-Nya, jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafaat mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku? (QS. 36:23)



قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا ۜ ۗ هَٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ 
Mereka berkata: Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)? Inilah yang dijanjikan (Rabb) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya). (QS. 36:52)



تَنْزِيلٌ مِنَ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ 
Diturunkan dari (Rabb) Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. 41:2)



وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِمَا ضَرَبَ لِلرَّحْمَٰنِ مَثَلًا ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ 
Padahal apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa yang dijadikan sebagai misal bagi Allah Yang Maha Pemurah; jadilah mukanya hitam pekat sedang dia amat menahan sedih. (QS. 43:17)



وَجَعَلُوا الْمَلَائِكَةَ الَّذِينَ هُمْ عِبَادُ الرَّحْمَٰنِ إِنَاثًا ۚ أَشَهِدُوا خَلْقَهُمْ ۚ سَتُكْتَبُ شَهَادَتُهُمْ وَيُسْأَلُونَ
Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaikat-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggung-jawaban. (QS. 43:19)



وَقَالُوا لَوْ شَاءَ الرَّحْمَٰنُ مَا عَبَدْنَاهُمْ ۗ مَا لَهُمْ بِذَٰلِكَ مِنْ عِلْمٍ ۖ إِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ 
Dan mereka berkata: Jikalau Allah Yang Maha Pemurah menghendaki tentulah kami tidak menyembah mereka (malaikat). Mereka tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga belaka. (QS. 43:20)



وَلَوْلَا أَنْ يَكُونَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً لَجَعَلْنَا لِمَنْ يَكْفُرُ بِالرَّحْمَٰنِ لِبُيُوتِهِمْ سُقُفًا مِنْ فِضَّةٍ وَمَعَارِجَ عَلَيْهَا يَظْهَرُونَ 
Dan sekiranya bukan karena hendak menghindari manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), tentulah Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada (Rabb) Yang Maha Pemurah loteng-loteng perak bagi rumah mereka dan (juga) tangga-tangga (perak) yang mereka menaikinya. (QS. 43:33)



وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ 
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran (Rabb) Yang Maha Pemurah (Al-Quran), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (QS. 43:36)



وَاسْأَلْ مَنْ أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رُسُلِنَا أَجَعَلْنَا مِنْ دُونِ الرَّحْمَٰنِ آلِهَةً يُعْبَدُونَ 
Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu: Adakah Kami menentukan ilah-ilah untuk disembah selain Allah Yang Maha Pemurah? (QS. 43:45)



قُلْ إِنْ كَانَ لِلرَّحْمَٰنِ وَلَدٌ فَأَنَا أَوَّلُ الْعَابِدِينَ 
Katakanlah, jika benar (Rabb) Yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka akulah (Muhammad) orang yang mula-mula memuliakan (anak itu). (QS. 43:81)



مَنْ خَشِيَ الرَّحْمَٰنَ بِالْغَيْبِ وَجَاءَ بِقَلْبٍ مُنِيبٍ 
(Yaitu) orang yang takut kepada Rabb Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat, (QS. 50:33)



الرَّحْمَٰنَ عَلَّمَ الْقُرْآنَ   
Ar-Rahman, Yang telah mengajarkan Al-Quran. (QS. 55:1-2)



هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ ۖ هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ 
Dia-lah Allah Yang tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. 59:22)



الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا ۖ مَا تَرَىٰ فِي خَلْقِ الرَّحْمَٰنِ مِنْ تَفَاوُتٍ ۖ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِنْ فُطُورٍ 
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? (QS. 67:3)



أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صَافَّاتٍ وَيَقْبِضْنَ ۚ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا الرَّحْمَٰنُ ۚ إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ بَصِيرٌ 
Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu. (QS. 67:19)



أَمَّنْ هَٰذَا الَّذِي هُوَ جُنْدٌ لَكُمْ يَنْصُرُكُمْ مِنْ دُونِ الرَّحْمَٰنِ ۚ إِنِ الْكَافِرُونَ إِلَّا فِي غُرُورٍ 
Atau siapakah dia yang menjadi tentara bagimu yang akan menolongmu selain daripada Allah Yang Maha Pemurah? Orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu. (QS. 67:20)



قُلْ هُوَ الرَّحْمَٰنُ آمَنَّا بِهِ وَعَلَيْهِ تَوَكَّلْنَا ۖ فَسَتَعْلَمُونَ مَنْ هُوَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ 
Katakanlah: Dia-lah Allah Yang Maha Penyayang, kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah kami bertawakkal. Kelak kamu akan mengetahui siapakah dia yang berada dalam kesesatan yang nyata. (QS. 67:29)



رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الرَّحْمَٰنِ ۖ لَا يَمْلِكُونَ مِنْهُ خِطَابًا 
Rabb yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pemurah. Mereka tidak dapat berbicara dengan Dia. (QS. 78:37)



يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلَائِكَةُ صَفًّا ۖ لَا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَٰنُ وَقَالَ صَوَابًا 
Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang diberi izin kepadanya oleh Rabb Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar. (QS. 78:38)

Ayat-Ayat Tentang Ar-Rahman (2)



وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَٰنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا
Dan tidak layak lagi Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. (QS. 19:92)



إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا آتِي الرَّحْمَٰنِ عَبْدًا
Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. (QS. 19:93)



إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَٰنُ وُدًّا
Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka kasih sayang. (QS. 19:96)



الرَّحْمَٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَىٰ
(Yaitu) Yang Maha Pemurah, yang bersemayam di atas Arsy. (QS. 20:5)



وَلَقَدْ قَالَ لَهُمْ هَارُونُ مِنْ قَبْلُ يَا قَوْمِ إِنَّمَا فُتِنْتُمْ بِهِ ۖ وَإِنَّ رَبَّكُمُ الرَّحْمَٰنُ فَاتَّبِعُونِي وَأَطِيعُوا أَمْرِي
Dan sesungguhnya Harun telah berkata kepada mereka sebelumnya: Hai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan dengan anak lembu itu dan sesungguhnya Rabbmu ialah (Rabb) Yang Maha Pemurah, maka ikutulah aku dan taatilah perintahku. (QS. 20:90)



يَوْمَئِذٍ يَتَّبِعُونَ الدَّاعِيَ لَا عِوَجَ لَهُ ۖ وَخَشَعَتِ الْأَصْوَاتُ لِلرَّحْمَٰنِ فَلَا تَسْمَعُ إِلَّا هَمْسًا
Pada hari itu manusia mengikuti (menuju kepada suara) penyeru dengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua suara kepada Yang Maha Pemurah,maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja. (QS. 20:108)



يَوْمَئِذٍ لَا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَٰنُ وَرَضِيَ لَهُ قَوْلًا
Pada hari itu tidak berguna syafaat,kecuali (syafaat) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya. (QS. 20:109)



وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَٰنُ وَلَدًا ۗ سُبْحَانَهُ ۚ بَلْ عِبَادٌ مُكْرَمُونَ
Dan mereka berkata: Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak,Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimulyakan, (QS. 21:26)



وَإِذَا رَآكَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ يَتَّخِذُونَكَ إِلَّا هُزُوًا أَهَٰذَا الَّذِي يَذْكُرُ آلِهَتَكُمْ وَهُمْ بِذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ هُمْ كَافِرُونَ
Dan apabila orang-orang kafir itu melihat kamu, mereka hanya membuat kamu menjadi olok-olok. (Mereka mengatakan): Apakah ini orang yang mencela ilah-ilahmu?, padahal mereka adalah orang-orang yang inkar mengingat Allah Yang Maha Pemurah. (QS. 21:36)



قُلْ مَنْ يَكْلَؤُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ مِنَ الرَّحْمَٰنِ ۗ بَلْ هُمْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِمْ مُعْرِضُونَ
Katakanlah: Siapakah yang dapat memelihara kamu di waktu malam dan siang hari selain (Allah) Yang Maha Pemurah? Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang berpaling dari mengingati Rabb mereka. (QS. 21:42)



قَالَ رَبِّ احْكُمْ بِالْحَقِّ ۗ وَرَبُّنَا الرَّحْمَٰنُ الْمُسْتَعَانُ عَلَىٰ مَا تَصِفُونَ
(Muhammad) berkata: Ya Rabbku, berilah keputusan dengan adil. Dan Rabb kami adalah Rabb Yang Maha Pemurah lagi Yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu katakan. (QS. 21:112)



الْمُلْكُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ لِلرَّحْمَٰنِ ۚ وَكَانَ يَوْمًا عَلَى الْكَافِرِينَ عَسِيرًا
Kerajaan yang hak pada hari itu adalah kepunyaan Rabb Yang Maha Pemurah. Dan adalah (hari itu), hari yang penuh kesukaran bagi orang-orang yang kafir. (QS. 25:26)



الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۚ الرَّحْمَٰنُ فَاسْأَلْ بِهِ خَبِيرًا
Yang Menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia. (QS. 25:59)



وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اسْجُدُوا لِلرَّحْمَٰنِ قَالُوا وَمَا الرَّحْمَٰنُ أَنَسْجُدُ لِمَا تَأْمُرُنَا وَزَادَهُمْ نُفُورًا ۩
Dan apabila dikatakan kepada mereka. Sujudlah kamu sekalian kepada Yang Maha Penyayang, mereka menjawab: Siapakah Yang Maha Penyayang itu? Apakah kami akan sujud kepada Rabb Yang kamu perintahkan kami (bersujud kepada-Nya)?, dan (perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman). (QS. 25:60)



وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
Dan hamba-hamba yang baik dari Rabb Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. (QS. 25:63)



وَمَا يَأْتِيهِمْ مِنْ ذِكْرٍ مِنَ الرَّحْمَٰنِ مُحْدَثٍ إِلَّا كَانُوا عَنْهُ مُعْرِضِينَ
Dan sekali-kali tidak datang kepada mereka suatu peringatan baru dari Rabb Yang Maha Pemurah, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya. (QS. 26:5)



Bersambung ya...

Ayat-Ayat Tentang Ar-Rahman



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ 
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. 1:1)


الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. 1:3)



وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ
Dan Ilah kamu adalah Ilah Yang Maha Esa; Tidak ada Ilah melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. 2:163)



كَذَٰلِكَ أَرْسَلْنَاكَ فِي أُمَّةٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهَا أُمَمٌ لِتَتْلُوَ عَلَيْهِمُ الَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَهُمْ يَكْفُرُونَ بِالرَّحْمَٰنِ ۚ قُلْ هُوَ رَبِّي لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ مَتَابِ
Demikianlah, Kami telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada mereka (Al-Quran) yang Kami wahyukan kepadamu, padahal mereka kafir terhadap Rabb Yang Maha Pemurah. Katakanlah: Dialah Rabbku tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia; hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku bertaubat. (QS. 13:30)



قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَٰنَ ۖ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ ۚ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَٰلِكَ سَبِيلًا
Katakanlah: Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan jangan kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu. (QS. 17:110)



قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَٰنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا
Maryam berkata: Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertaqwa. (QS. 19:18)



فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا ۖ فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَٰنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا
Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini. (QS. 19:26)



يَا أَبَتِ لَا تَعْبُدِ الشَّيْطَانَ ۖ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلرَّحْمَٰنِ عَصِيًّا
Wahai bapakku, janganlah kamu meyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Yang Maha Pemurah. (QS. 19:44)



يَا أَبَتِ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يَمَسَّكَ عَذَابٌ مِنَ الرَّحْمَٰنِ فَتَكُونَ لِلشَّيْطَانِ وَلِيًّا
Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab oleh Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaitan. (QS. 19:45)



أُولَٰئِكَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ مِنْ ذُرِّيَّةِ آدَمَ وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ وَمِنْ ذُرِّيَّةِ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْرَائِيلَ وَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَاجْتَبَيْنَا ۚ إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ آيَاتُ الرَّحْمَٰنِ خَرُّوا سُجَّدًا وَبُكِيًّا ۩
Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nimat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayt-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis. (QS. 19:58)



جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدَ الرَّحْمَٰنُ عِبَادَهُ بِالْغَيْبِ ۚ إِنَّهُ كَانَ وَعْدُهُ مَأْتِيًّا
Yaitu surga Adn yang telah dijanjikan oleh Yang Maha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya, sekalipun (surga itu) tidak nampak. Sesungfguhnya janji Allah itu pasti akan ditepati. (QS. 19:61)



ثُمَّ لَنَنْزِعَنَّ مِنْ كُلِّ شِيعَةٍ أَيُّهُمْ أَشَدُّ عَلَى الرَّحْمَٰنِ عِتِيًّا
Kemudian pasti akan Kami tarik dari tiap-tiap golongan siapa di antara mereka yang sangat durhaka kepada Yang Maha Pemurah. (QS. 19:69)



قُلْ مَنْ كَانَ فِي الضَّلَالَةِ فَلْيَمْدُدْ لَهُ الرَّحْمَٰنُ مَدًّا ۚ حَتَّىٰ إِذَا رَأَوْا مَا يُوعَدُونَ إِمَّا الْعَذَابَ وَإِمَّا السَّاعَةَ فَسَيَعْلَمُونَ مَنْ هُوَ شَرٌّ مَكَانًا وَأَضْعَفُ جُنْدًا
Katakanlah: Barangsiapa yang berada di dalam kesesatan, maka biarlah Rabbnya yang Maha Pemurah memperpanjang tempo baginya, sehingga apabila mereka telah melihat apa yang diancamkan kepadanya, baik siksa maupun kiamat, maka mereka akan mengetahui siapa yang lebih jelek kedudukannya dan lebih lemah penolong-penolongnya. (QS. 19:75)



أَطَّلَعَ الْغَيْبَ أَمِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمَٰنِ عَهْدًا
Adakah ia melihat yang ghaib atau ia telah membuat perjanjian di sisi Rabb Yang Maha Pemurah?, (QS. 19:78)



يَوْمَ نَحْشُرُ الْمُتَّقِينَ إِلَى الرَّحْمَٰنِ وَفْدًا
(Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang taqwa kepada Yang Maha Pemurah sebagai putusan yang terhormat, (QS. 19:85)



لَا يَمْلِكُونَ الشَّفَاعَةَ إِلَّا مَنِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمَٰنِ عَهْدًا
Mereka tidak berhak mendapat syafaat kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Rabb Yang Maha Pemurah. (QS. 19:87)



وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَٰنُ وَلَدًا
Dan mereka berkata: Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. (QS. 19:88)



أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَٰنِ وَلَدًا
Karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Penurah mempunyai anak. (QS. 19:91)



Bersambung lagi aja......

Senin, 16 April 2012

Allah Yang Mana ?


Andai diriku bisa
Seperti yang lain
Yang Kau sayang
Yang Kau rindukan
Yang Kau cintai

Aku lemah tanpaMu aku lelah
Aku sungguh tak berdaya
Tolongku
Tolongku
Yaa Allah

Setiap air mataku mengalir
Allah aku lemah dan tak berarti
Setiap derai tangis membasahi
Allah jangan tinggalkan aku lagi

Aku sayang Allah
Aku rindu Allah
Aku cinta Allah

Syair yang indah dan rendah hati dari Wali Band. Sebuah kebutuhan yang teramat sangat kepada Allah.  

Maka, bagi engkau yang membutuhkan, merindukan, dan senantiasa berharap pertolongan Allah sudah seharusnya engkau memahami siapakah Dia sebenarnya. Dan berbahagialah, Dia sendiri telah mengajarkan cara untuk mengenal-Nya. Cara yang bisa diikuti oleh siapa saja. Cara yang sangat obyektif. Telah dibuktikan dan akan terbukti jika benar-benar mengikuti cara tersebut. Bagaimanakah?

Yuk, kita lanjutkan membaca Al-Quran. Sampai di mana? Oo… belum kemana-mana, baru surat pertama, ayat pertama, dan itu pun belum lengkap dibaca. بِسْمِ اللَّهِ  dengan nama Allah.. masih menyisakan banyak pertanyaan. Allah yang mana? Umat Kristiani Arab pun juga membaca  بِسْمِ اللَّهِ. Sama-sama menyebut nama Allah, tapi apakah Allah dipahami dengan pengertian yang sama?

Marilah kita ingat, bahwa membaca bismillah berarti menyatakan diri bahwa kita berbuat atas nama Allah, sesuai kehendak Allah. Maka, pemahaman tetang Allah pun harus sesuai dengan kehendak-Nya. Memahami-Nya sesuai dengan ajaran-Nya. Nah, engkau dapat mengetahui-Nya dengan membaca wahyu-Nya.

وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِي كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا عَلَيْهِمْ مِنْ أَنْفُسِهِمْ ۖ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيدًا عَلَىٰ هَٰؤُلَاءِ ۚ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ
“… Dan Kami turunkan Kitab Al-Quran kepadamu  untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang muslim.” (QS. An-Nahl [16] ayat 89)

مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ
“Kenapa kamu? Bagaimana kamu mengambil keputusan? (QS. Al-Qalam [68] ayat 36)
أَمْ لَكُمْ كِتَابٌ فِيهِ تَدْرُسُونَ
Atau apakah kamu mempunyai kitab Al-Quran yang dapat kamu pelajari?  (QS. Al-Qalam [68] ayat 37)
إِنَّ لَكُمْ فِيهِ لَمَا تَخَيَّرُونَ
Sesungguhnya kamu dapat memilih apa saja yang ada di dalamnya.” (QS. Al-Qalam [68] ayat 38)

Duhai, tidakkah engkau perhatikan bahwa di dalam kitab itu, di ayat pertama surat pertama, kita membaca بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ Apakah Dia ingin kita mengenal-Nya sebagai Ar-Rahman? siapakah Ar-Rahman? Tuhan Yang Maha Pengasih.

Sebagai Tuhan Yang Maha Pengasih, tentu Allah tidak menelantarkan seorang hamba setelah ia diciptakan. Pastilah Allah memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan. Dalam surat Ar-Rahman Dia mengenalkan diri-Nya sebagai Pemberi petunjuk kehidupan kepada setiap manusia.

 الرَّحْمَٰنِ عَلَّمَ الْقُرْآنَ  خَلَقَ الْإِنْسَانَعَلَّمَهُ الْبَيَانَ
“Ar-Rahman yang telah mengajarkan Al-Quran, menciptakan manusia, mengajarinya pandai bicara.” (QS. Ar-Rahman [55] ayat 1-4)

Maka, menyatakan diri berbuat atas nama Allah Ar-Rahman sama dengan menyatakan diri berbuat sesuai dengan kehendak Allah Ar-Rahman, sama juga dengan menyatakan diri berbuat sesuai dengan ajaran Al-Quran. Coba renungkan. Jangan sampai engkau terus membaca Bismillah, tapi engkau enggan mempelajari Al-Quran. Jika engkau tidak mempelajari Al-Quran, bagaimana engkau akan berbuat sesuai dengan kehendak Allah? Kalau begitu, bismillah yang engkau ucapkan hanyalah omong kosong belaka! Engkau mengucap bismillah sama seperti orang-orang kafir itu mengucap bismillah. Siapakah orang-orang kafir itu?

الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَهْوًا وَلَعِبًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا ۚ فَالْيَوْمَ نَنْسَاهُمْ كَمَا نَسُوا لِقَاءَ يَوْمِهِمْ هَٰذَا وَمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ 
“yaitu orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda gurau, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Maka pada hari ini (Kiamat), Kami melupakan mereka sebagaimana mereka dahulu melupakan pertemuan hari ini, dan karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami. (QS. Al-A’raaf [7] ayat 51)

وَلَقَدْ جِئْنَاهُمْ بِكِتَابٍ فَصَّلْنَاهُ عَلَىٰ عِلْمٍ هُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Sungguh, Kami telah mendatangkan Kitab Al-Quran kepada mereka, yang Kami jelaskan atas dasar pengetahuan, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Al-A’raaf [7] ayat 52)

Bukankah orang yang membaca bismillah tapi tidak mempelajari Al-Quran untuk memahami kehendak Allah adalah orang yang mempermainkan Allah? Coba renungkan.

Duhai engkau yang berbuat dengan mengatasnamakan Allah, sudahkah engkau hampiri Dia sebagai Ar-Rahman, yaitu Tuhan yang mengajarkanmu Al-Quran? Keenggananmu mempelajari Al-Quran malah akan menjadikan perbuatanmu merusak keseimbangan tatanan alam semesta. Musibah datang silih berganti. Lalu bagaimana engkau akan mengucapkan hamdalah?

Kebohongan akan melahirkan kebohongan berikutnya. Kalimat basmalah yang diucapkan dengan kebohongan akan melahirkan hamdalah yang juga diucapkan dengan kebohongan. Maka, lihatlah negeri ini. Bukankah mayoritas penduduknya selalu mengucap basmalah dan hamdalah setiap hari? Berkali-kali setiap hari?

Duhai, kita memang merindukan Ar-Rahman. Tapi sebenarnya, kerinduan kita lebih kuat kepada Ar-Rahim. Tahukah engkau, siapakah Ar-Rahim? Maka teruslah membaca Al-Quran agar engkau memahami mengapa kita membutuhkan pertolongan Ar-Rahim lebih banyak daripada pertolongan Ar- Rahman.

Insya Allah bersambung….

Selasa, 10 April 2012

Dengan Nama Allah


“Ayah, emang kenapa kalau mau makan harus baca bismillah?” itu pertanyaanmu saat kecil. “Kalau makan tidak baca bismillah nanti dimarahin Allah. Dan setan tidak bisa ikut makan sama kita.” Begitu Ayah jawab. Sederhana. Baca bismillah untuk mengusir setan supaya tidak ikut makan bersama. Mengingat usiamu yang belum genap lima tahun, tidak mengapa jika engkau menganggap kalimat bismillah sebagai mantra pengusir setan. Barangkali usia berpikirmu belum mampu menjangkau pengertian lebih dari itu. Tapi semakin bertambah usiamu, pengetahuanmu juga harus bertambah. Kelak, engkau harus memahami mengapa Muhammad Rasulullah saw mengajarkan umatnya membaca bismillah sebelum makan.  

Begini,

Alquran diawali oleh Bismillahirrahmanirrahim. Itu berarti segala sesuatu yang ditujukan untuk kebaikan hidup haruslah juga diawali oleh Bismillah.. Mengapa bismillah..? Mengapa bukan kalimat yang lain? 

Perhatikan,

......... بِسْمِ اللَّهِ   (QS. 1:1) 

Bi = dengan, bersama
Ism = nama
Allah = Sang Tuhan, The God
Bismillah = dengan nama Allah

Bukankah kalimat bismillah.. itu jelas? Adakah aroma mistis meruap darinya? Tidak! Mengucap bismillah sebelum berbuat tidak berarti perbuatan itu tiba-tiba menjadi sah, diridhai dan diganjar kebaikan oleh Allah. Bismillah.. bukanlah kalimat mantra. Ia adalah petunjuk, pertanda. Sebuah tanda bahwa orang yang mengawali perbuatan dengan ucapan bismillah sedang menyatakan dirinya dengan sadar bahwa perbuatannya itu dilakukan atas nama Allah. Oleh karena itu harus dilakukan sesuai dengan kehendak Allah, sesuai dengan ajaran Allah. Bukan ia yang memilih cara berbuat, tetapi ia mengikuti cara yang dipilihkan Allah untuknya. Apabila suatu perbuatan dilakukan dengan cara-Nya, maka tentu saja perbuatan itu akan membuahkan hasil yang baik. Dan sebaliknya, apabila suatu perbuatan tidak dilakukan dengan cara-Nya (tidak dilakukan dengan bismillah) maka perbuatan itu akan sia-sia.

Nah, barangkali sudah ada sedikit gambaran, mengapa sebelum makan, atau juga sebelum aktifitas lainnya, kita harus membaca bismillah, yaitu agar kita melakukannya sesuai dengan cara yang dikehendaki Allah. Bagaimanakah? Kehendak yang mana? Allah yang mana? Apakah sama Allahmu dengan Allahku atau dengan Allah mereka?

Hhmm… Insya Allah disambung lagi deh.

Rabu, 04 April 2012

Bukan Merapal Mantra


Kebanyakan orang merasa perlu membaca mantra untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Bahkan Alquran juga dibaca sebagai mantra. Paham atau tidak, ayat Alquran yang dibaca sebagai mantra dianggap akan berkhasiat bagi pembaca atau pendengarnya. Yang lain boleh begitu tapi engkau jangan. Alquran adalah pedoman kehidupan. Maka bacalah Alquran agar engkau dapat memahami bagaimana menata kehidupan dan kemanusiaan, terutama kehidupan dan kemanusiaanmu sendiri.

Cobalah  ingat, bagaimana ketika Muhammad Rasulullah saw pertama kali mendapat lima ayat Alquran. Dikiranya ia telah menjadi Kahin (tukang tenung yang suka merapal mantra).  Tetapi sungguh bukan. Seseorang yang berhati mulia, berakhlak terpuji, dan berjiwa sosial tinggi, tidaklah mungkin menjadi Kahin, yang berharap dengan rapalan mantranya, bim salabim! Situasi sulit menjadi mudah dalam sekejap.  Sebelum lima ayat itu,  beliau hanya bisa merenung dan galau dengan kondisi sekitar. Mau beraksi  tapi apa konsepnya? Bagaimana caranya? Mustahil hanya dengan merapal mantra apalagi untaian syair. Maka, lima ayat itu dan ayat-ayat Alquran berikutnya turun menjadi pedoman aksi baginya. Bukan mantra apalagi untaian syair.

Konsep kehidupan yang pernah diterapkan oleh Muhammad Rasulullah saw kini ada dalam genggaman kita. Yang perlu kita lakukan adalah: buka, baca, pahami, lalu terapkan. Sebuah ajaran hanya berguna jika diterapkan. Memang kita kecewa dengan kebanyakan para ulama saat ini. Semakin hari, kapasitas mereka sebagai pewaris tugas kerasulan semakin berkurang saja. Upaya membangun masyarakat Islami hanya slogan yang dianggap profitable. Biarlah, mereka boleh saja begitu tapi engkau jangan.  

Saat engkau kecil, konsep kehidupan yang pertama kali Ayah-Bunda ajarkan kepadamu adalah Alfatihah. Alhamdulillah sudah engkau hapal. Saat itu engkau tidak paham ya tidak mengapa. Kan masih kecil, masih PAUD, jarang masuk pula. Tapi nanti saat  engkau dewasa, engkau harus memahami apa yang engkau baca. Pemahaman itulah yang menjadi landasan langkah dan sandaran kehidupanmu. Bacaan Alfatihah yang engkau ulang setiap saat adalah pondasi konsep kehidupan. Engkau baca berulang-ulang, setiap hari, agar terinternalisasi dalam dirimu. Mengalir dalam peredaran darah, menggerakkan sendi-sendi kehidupan. Inilah konsep fundamental yang harus engkau pegang kuat-kuat: 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ 
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. 1:1)


الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ 
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, (QS. 1:2)


الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ 
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. 1:3)


مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ 
Yang menguasai hari pembalasan. (QS. 1:4)


إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ 
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. (QS. 1:5)


اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ 
Tunjukilah kami jalan yang lurus, (QS. 1:6)


صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ 
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nimat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. 1:7)


Sudah itu, abaikan saja konsep yang lain.

Senin, 02 April 2012

MEMULAI KEHIDUPAN DENGAN RAHMAN RAHIM


Teman: “Anak lu kan cewek, kenapa dikasih nama cowok coy?” Aku: “Iya sih.. tapi bukankah nama Rahman mengandung kualitas Tuhan yang sangat feminim, yaitu penyayang? Lagian kan, nama depan dan tengahnya terdengar feminim juga, jadi kalau dirangkai: Kiara Aqluna Rahman.”

Itu komentar seorang teman ketika tahu nama lengkap Kiara. Seirama dengan nama Aura. Jangan kalian mengira,  dengan memberi nama Rahman Rahim di ujung nama kalian, Ayah lebih menginginkan anak lelaki daripada anak perempuan. Tidak. Memang anak lelaki tidaklah sama dengan anak perempuan. Pada umumnya anak lelaki lebih diinginkan daripada anak perempuan. Anak lelaki dianggap lebih berperan daripada anak perempuan. Lelaki akan menjadi pemimpin bagi perempuan. Tapi sungguh, anak lelaki atau perempuan sama saja bagi ayah. Barangkali inilah amanat Allah yang menurut-Nya dapat ayah tunaikan, sesuai dengan batas kemampuan ayah. Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan tanggung jawab kepada seorang hamba di luar batas kemampuannya.

Sebenarnya, perempuan juga mempunyai peran yang tidak kalah penting dari lelaki. Jika ada seorang lelaki yang menjadi pemimpin hebat, tentu ia telah diasuh oleh perempuan hebat pula. Cobalah ingat secuil sejarah bangsa ini, siapakah yang telah “mengasuh” Soekarno Sang Proklamator?  Seorang perempuan bernama Ingrid. Jadi tidak masalah ayah mendapatkan kalian berdua sebagai perempuan. Lagipula secara khusus, Alquran telah memberikan garis besar pendidikan anak, malah secara eksplisit di ayat itu disebutkan anak perempuan.

Begini,
(ingatlah), ketika istri Imran berkata: “ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar ini) dariku. Sungguh Engkaulah Yang Maha mendengar, Maha Mengetahui.” Maka ketika melahirkannya, dia berkata: “Ya Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan.” Padahal Allah lebih tahu apa yang dia lahirkan. Dan anak laki-laki tidak sama dengan anak perempuan. “Dan aku memberinya nama Maryam, dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari (gangguan) setan yang terkutuk. Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah), dia dapati makanan di sisinya. Dia berkata, “wahai Maryam! Darimana ini engkau peroleh?” dia (maryam) menjawab, “itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan. (QS. Ali Imran [3] ayat 35-37).

Kisah keluarga Imran, terutama kisah bagaimana mereka mendidik Maryam, merupakan petunjuk bagaimana ayah harus mendidik kalian berdua. Maryam dididik oleh Zakaria. Sedangkan Zakaria adalah seorang Nabi, maka sudah tentu Maryam dididik di bawah bimbingan wahyu Ilahi. Maka seperti itu pula kalian berdua akan dididik, di bawah bimbingan Alquran. Ayah berharap, pendidikan Qurani akan mewujudkan Rahman Rahim dalam setiap aktifitas kehidupan kalian. Nama Rahman Rahim mewujud menjadi sifat. Nama mewujud menjadi perilaku.

Jadi, ayah tidak sekedar menyelipkan nama Rahman Rahim di ujung nama kalian. Nama adalah doa, dan ayah berkewajiban mewujudkan doa itu, tentu dengan pertolongan Allah. Bukankah berdoa kepada Allah berarti mengajak Allah untuk mewujudkan apa yang kita minta dalam doa itu?

Ayah terobsesi dengan ide kasih sayang yang memenuhi kehidupan. Jadi, siapapun yang terlahir dari rahim Bunda, entah lelaki ataupun perempuan, namanya harus berkaitan dengan ide kasih sayang. Begitulah nama kalian. Yang pertama: Aura Aqluna Rahim. Yang kedua: Kiara Aqluna Rahman. Aqluna berarti: ikatan kita. Sedangkan Rahman Rahim adalah nama-Nya. Dengan nama itu, ayah selalu ingin berbisik kepada kalian, saat memanggil kalian, ataupun saat kalian menuliskan nama kalian sendiri:  Aura... Kiara...  ikatan diantara kita adalah ALLAH ARRAHMAN ARRAHIM maka tetaplah engkau menyayangi kami sebagaimana kami tetap menyayangimu dan berdoalah selalu semoga ALLAH ARRAHMAN ARRAHIM senantiasa merahmati hidup kami sebagaimana kami merawat hidupmu diwaktu kecil. Dan karena pancaran kasih sayang ALLAH ARRAHMAN ARRAHIM itulah maka tidaklah pernah harta, pangkat dan jabatan memisahkan kita, dan biarlah segala sesuatu yang berada diatas debu tetaplah menjadi debu.

Begitu banyak peran kehidupan. Ayah tidak tahu peran apakah yang cocok buat kalian. Ayah tidak bisa pilihkan satu peran apapun untuk kalian. Ayah hanya bisa berharap, semoga selalu ada semangat kasih sayang dalam peran apapun yang kalian mainkan. Allah telah memulai skenario kehidupan ini dengan nama Rahman-Rahim-Nya. Karena itu pula, ayah titipkan nama itu kepada kalian, agar kalian memulai kehidupan kalian dengan nama Rahman-Rahim-Nya pula.