Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Rabu, 25 Januari 2012

DOA MUSTAJAB: DOA SELARAS AKSI

Kita mengenal muslim sebagai orang yang tunduk dan pasrah-menyerah kepada Allah menurut sunnah Rasul-Nya. Namun salah besar jika kita mengganggap muslim sebagai sosok yang pasif. Ketundukannya kepada Allah membuat ia aktif beraksi. Terlebih lagi, ia telah memahami bahwa ia mengemban tugas yang teramat besar: penanggung jawab bumi (QS.2:30). Dan karena ketundukannya, ia tidak bisa mengelak dari tugas tersebut. Sebagai muslim, ia bertanggung jawab atas pengelolaan bumi, dan tentu saja disesuaikan dengan kapasitasnya sebagai salah satu dari sekian banyak penduduk bumi.


Tugas melahirkan tanggungjawab lalu menimbulkan aksi. Dalam aksinya, seorang muslim tidak sendirian. Sejak permulaan aksi ia menyertakan Allah. Sejak permulaan aksi ia mengenal Allah sebagai Arrahman Arrahim yang mengatur kehidupan semesta (QS.1:1-2). Oleh karenanya, ketika ia mengalami kesulitan di tengah aksi, selalu saja ia mendapat solusi.


Atau siapakah yang mengabulkan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi? Apakah ada tuhan lain selain Allah? Sedikit sekali kamu yang memperhatikannya." (QS.  An-Naml [27] ayat 62).


Bagi seorang muslim, doa merupakan bagian yang tak terpisahkan dari aksi yang dilakukannya. Doa dan aksi merupakan sebab akibat. Tidak mungkin seorang muslim berdoa tanpa ada satupun aksi yang terkait dengan doanya. Atau, tidak mungkin seorang muslim melakukan aksi yang sepi dari doa yang terucap.

Muslim memanjatkan doa yang selaras dengan aksi yang sedang digelutinya, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh para pendahulunya yang telah sukses meniti jalan kebenaran yang lurus (QS.2:6-7).


146. Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.
147. Tidak ada do`a mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".
148. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.(QS. Ali Imran [3] ayat 146-148)

Doa yang terucap (QS.3:147) selaras dengan kebutuhan aksi yang tengah dilakukan (QS.3:146) Karena itulah doa terijabah (QS.3:148).

Kamis, 12 Januari 2012

DOA YANG TERKABUL: DOA YANG SESUAI DENGAN SUNNATULLAH

Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) do'a yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan do'a (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka. (QS.13:14)

Apakah Allah mengabulkan semua doa?| Tidak! Allah hanya mengabulkan doa yang benar| Berarti ada doa yang salah dong?| Ya tentu saja. Tidak semua doa yang dipanjatkan oleh sang hamba adalah doa yang benar, buktinya ada doa yang tak terjawab| Duhai, bukan tak terjawab, tetapi belum terjawab. Barangkali Allah akan menjawabnya nanti, menunggu saat yang tepat. Kalau tidak dijawab di dunia ini ya dijawab nanti di akhirat|Di akhirat? Kelamaan! Kan butuh jawabannya sekarang. Ada ayat yang menjelaskan bahwa Allah sangat cepat perhitungannya. Coba deh perhatikan QS. Al-Baqarah ayat 201-202. Jadi kalau kebutuhannya sekarang ya harus dipenuhi sekarang dong...|

Doa yang benar adalah doa yang dipanjatkan kepada Allah, kalau dipanjatkan kepada selain Allah, itu namanya doa yang salah|Belum tentu semua doa yang dipanjatkan kepada Allah adalah doa yang benar|Contohnya?| Ada seorang perempuan berdoa: “Ya Allah, jadikanlah aku laki-laki sejati.” Apakah doanya akan terkabul?|Ya mustahil terkabul|kan ada kun fa yakun|Allah tidak berkehendak mengabulkannya, karena itu tidak mungkin, menyalahi kodrat|Ya benar sekali, isi doa tersebut bertentangan dengan tujuan penciptaan. Allah telah menciptakannya sebagai perempuan dengan tujuan tertentu. Jika ia berdoa minta dijadikan laki-laki berarti ia sedang melawan tujuan penciptaannya sebagai perempuan.

Doa yang benar adalah doa yang sesuai dengan tujuan penciptaan, sesuai dengan gerak irama kehidupan semesta, sesuai dengan sunnatullah. Doa yang berlawanan dengan sunnatullah sudah pasti akan tertolak. Maka periksalah doamu. Pahami apa yang engkau minta. Sudah selaraskah permintaanmu dengan sunnah-Nya? Duhai, engkau selalu berdoa agar diberi kekayaan, tetapi engkau duduk diam berpangku tangan. Adakah seorang yang tidak produktif memperoleh kekayaan?|Tetapi, tidak semua orang produktif dapat menjadi kaya| Ya, benar sekali! Hanya orang produktif yang sambil berdoa kepada Allah saja yang dapat menjadi kaya. Kekayaan yang menenangkan. Bukan kekayaan yang menggelisahkan. 

Senin, 09 Januari 2012

Teori Kemenangan Bagi Seorang Mu’min

Oleh: Bachtiar Nasir

 “Jika Allah menolong kamu maka tak akan ada yang dapat mengalahkanmu”. (QS. Ali Imran [3]:160). 

Saudaraku, menang bagi seorang mu’min ditentukan oleh seberapa konsisten ketaatan seorang hamba, dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan Allah untuknya. Kemenangan tidak harus selalu sesuai dengan yang diinginkan atau direncanakan. Sebab, hasil akhir adalah wilayah absolut Allah.

Mu’min hanya punya satu teori kemenangan: jika Allah menolong, maka pasti menang, walau terlihat tak mungkin. Jika Allah tidak menolong, maka pasti kalah, tak peduli seberapa dekatnya kemenangan itu terlihat. Oleh karena itu, berbahagialah mereka yang merasa kuat bersama Allah saja. Bencana terbesar bagi seorang hamba adalah ketika merasa tidak cukup bersama Allah saja.

Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang”. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. Al-Mujadilah : 21)

Keunggulan mu’min terletak pada kekuatan keyakinannya dalam membenarkan janji pertolongan Allah di dunia dan pada hari ketika dibangkitkan, sebagaimana Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman: “Sesungguhnya kami menolong rasul-rasul kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat)”. (QS. Ghafir : 51).

Kemantapan jiwa dan langkah perjuangan seorang mu’min tak kenal surut, karena ia sungguh percaya kepastian janji-janji baik Allah, sebagaimana firman-Nya; “Dan kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman” (QS. Ar-Ruum : 47)

Janji Allah telah dan akan terus ditepatinya sampai kapanpun, selama mereka tetap bersabar terhadap bencana apapun yang menimpa mereka, sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut:

“Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (QS. Ali Imran ; 146)

Bahkan, teguhnya mu’min berpegang pada agama Allah tak tergoyahkan sedikitpun. Oleh karena itu, yakinlah pada pertolongan dan kemenangan yang Allah janjikan. Ini sebagaimana Allah firmankan: “jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia akan menolongmu”. (QS. Muhammad : 7).

Pada puncaknya, seorang mu’min siap menjadi martir sebagai tentara Allah, karena mereka yakin Allah tidak akan pernah menyalahi janji-Nya pada para tentara yang berjuang di jalan-Nya, Allah berfirman yang artinya : “Dan Sesungguhnya telah tetap janji kami kepada hamba-hamba kami yang menjadi rasul, (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan.Dan sesungguhnya tentara kami. Itulah yang pasti menang”. (QS. As-shffaat : 171-173).

Itulah rahasia di balik keunggulan seorang mu’min, dibanding manusia lainnya dalam menjalani hidup dan kehidupan. Di tulisan berikutnya, saya akan berbicara mengenai paradigma kemenangan.