Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Selasa, 31 Agustus 2010

BEROLEH PENGALAMAN PARA NABI

Ingin mendapatkan pengalaman para nabi, para shiddiqiin, para syuhada, dan orang-orang sholeh? berdoalah: ihdininash shirootol mustaqiim... (lihat QS.1:6-7; 4:69) dan ternyata kita telah panjatkan doa minimal 17 kali sehari semalam atau bahkan 1 jam sekali! sudahkah kita beroleh pengalaman mereka?

Duhai, pengalaman pertama yang Allah berikan kepada kita adalah: terkabulnya doa yang kita panjatkan sebagaimana Allah kabulkan doa para nabi.

"Dan Nuh, sebelum itu, ketika dia berdoa, Kami perkenankan doanya.." (QS. 21:76)
"Dan Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya: "sungguh aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang." Maka Kami kabulkan doanya. lalu Kami lenyapkan penyakitnya..."(QS. 21:83-84)
"Dan Dzun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap: "Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim." Maka Kami kabulkan doanya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan.."(QS.21:87-88)
"Dan Zakaria, ketika dia berdoa kepada Tuhannya: "ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah ahli waris yang terbaik." Maka Kami kabulkan doanya.."(QS.21:89-90)

Dan kita semua telah berdoa berulang kali: "Tunjukilah kami jalan yang lurus..."

lalu bagaimana Allah mengabulkan doa kita? perhatikan ayat selanjutnya setelah Alfatihah

"Alif Lam Miim. Kitab Alquran ini tiadak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa." (QS.2:1-2)

Bukankah Allah telah menurunkan Alquran sebagai kitab petunjuk kepada jalan yang lurus?

Pengalaman berikutnya adalah pengalaman menyampaikan seruan Taqwa. Bukankah tugas para nabi adalah menyampaikan seruan Taqwa? Nah, menapaki jalan yang lurus adalah menapaki jejak-jejak para nabi dalam menyampaikan pesan Taqwa.

Bagaimanakah seandanyai Tongkat Nabi Musa ada dalam genggamanmu? nah, bukankah mukjizat terbesar Nabi Muhammad kini ada dalam genggaman kita? Mari kita membaca Alquran sebagai orang yang bertaqwa, bukan sebagai orang kafir atau munafik (QS. 2:2-20) karena tugas yang kita emban bersama adalah menyampaikan seruan Taqwa kepada seluruh manusia (QS. 2:21)

Salam,

Rabu, 25 Agustus 2010

Tunjukilah kami jalan yang lurus... (QS. 1:6-7; 2:1-2)


Dengan berdoa berulang kali setiap saat: "Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, buka jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat." (QS. 1:6-7)kita minta dilibatkan Allah dalam kerja pemeliharaan kehidupan semesta. Seandainya memang benar kita minta begitu, maka bersiaplah, Allah akan menganugerahi kita pengalaman orang-orang yang telah berhasil menapaki jalan lurus itu.

"Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: para nabi, para shiddiqiin, para syuhada, dan orang-orang soleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." (QS. 4:69)

Nah, siapkah kita beroleh pengalaman mereka? siapkah kita menapaki jejak-jejak para nabi, para shiddiqiin, para syuhada, dan orang-orang soleh? siapkah kita menjadi Ibrahim as?

"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus." (QS. 16:120-121)

Maka, dimanakah kapak tauhid itu yang harus kita genggam erat-erat? dan kemanakah harus kita ayunkan? Duhai, jika berhala-berhala itu masih memenuhi semua ruang hati, bagaimanakah malaikat-malaikat Allah berkenan datang menunjuki kepada jalan yang lurus?

Atau siapkah kita menjadi Musa dan Harun, memimpin misi penyelamatan dan pembebasan orang-orang tertindas?

"Dan sesungguhnya Kami telah melimpahkan nikmat atas Musa dan Harun. Dan Kami selamatkan keduanya dan kaumnya dari bencana yang besar. Dan Kami tolong mereka, maka jadilah mereka orang-orang yang menang. Dan Kami berikan kepada keduanya kitab yang sangat jelas. Dan Kami tunjuki keduanya ke jalan yang lurus." (QS. 37:114-118)

Atau siapkah kita menjadi Muhammad saw, mengajarkan Al-Quran yang penuh hikmah?

"Yaa Siin. Demi Al-Quran yang penuh hikmah. Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul yang berada di atas jalan yang lurus." (QS. 36:1-4)

Sekali lagi, bertanyalah: siapkah kita berdiri dan bergerak-bertindak bersama mereka?

"Dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami, dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus." (QS. 4:67-68)

Ya, berada di jalan yang lurus berarti berada di jalan gerakan yang penuh dengan perjuangan. Nah, apakah kini kita merasa khawatir dan mulai meragu berdoa: ya rabb, tunjukilah kami jalan yang lurus...? Bukankah kita telah membaca basmalah? Bukankah itu berarti kita telah menyandarkan diri kepada Allah? Bukankah itu berarti kita telah pasrah-menyerah dan menyediakan diri untuk ditolong Allah?

"Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku lah menjaganya. Sesungguhnya kamu (iblis) tiadak ada kuasa atas hamba-hamba-Ku, kecuali mereka yang mengikutimu, yaitu mereka yang sesat." (QS.15:41-42)

Duhai, bukankah kita yang selalu memohon diberikan petunjuk kepada jalan yang lurus?

"Maka kemanakah engkau akan pergi-bergerak? Al-Quran itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam yaitu bagi siapa saja di antaramu yang mau menempuh jalan yang lurus." (QS. 81:26-28)

Kalau begitu mari kita terus membaca Al-Quran secara bermakna sebagai kitab petunjuk yang mengarahkan langkah demi langkah menuju kepada jalan yang lurus.

"Alif lam miim. Kitab Al-Quran ini tidak ada keraguan padanya, sebagai petunjuk bagi mereka yang bertaqwa." (QS. 2:1-2)

Duhai, langkah pertama yang Dia tunjukkan adalah: kita harus bergabung bersama mereka yang bertaqwa agar mampu membaca Al-Quran sebagai kitab petunjuk kehidupan. Mengapa? yuk, membaca Al-Quran dengan mentalitas bergerak menata kehidupan dan kemanusiaan untuk Indonesia Bertaqwa.

Kamis, 19 Agustus 2010

MEMBACA ALQURAN UNTUK MENATA KEHIDUPAN DAN KEMANUSIAAN (QS. 1-7)


Proses menata kehidupan alam semesta berlanjut dan kita ikut terlibat ketika kita mulai membaca Alfatihah ayat pertama sampai keempat. Dan rasanya tugas itu sangat berat...

Ya rabb.. bukan hanya aku saja yang beribadah dan meminta tolong kepada-Mu, tetapi juga teman-temanku... maka tolonglah kami... hindarkan kami dari jalan berlika-liku, yang selalu membuat kami merasa telah sampai padahal tujuan itu masih teramat jauh... tunjukilah kami kepada jalan-Mu yang lurus, jalan yang pernah dilalui oleh para nabi, para shiddiiqiin, para syuhada dan orang-orang soleh... mereka itulah teman yang sebaik-baiknya ya rabb... bukan mereka yang materialis-oriented yang karenanya Engkau murkai, ataupun mereka yang spiritualis oriented yang karenanya mereka tersesat. (lihat QS. 1:5-7 dan 4:69)

Setelah Alfatihah selesai dibaca, tidakkah Allah menjawab keluh kesah ketidak berdayaan kita dalam surah berikutnya, yaitu Albaqarah?. Dan jawaban itu adalah proses selanjutnya yang harus kita ikuti.

Mari terus membaca Alquran dengan mentalitas bergerak menata kehidupan dan kemanusiaan.

Salam.

Senin, 16 Agustus 2010

BERPUASA RAMADHAN UNTUK MEMELIHARA KEHIDUPAN (2)



"Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam." (QS. 1:2)

Bagaimanakah Allah Sang pemelihara alam semesta menata kehidupan semesta? salah satunya dengan menetapkan puasa sebagai kewajiban bagi umat islam yang beriman

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa." (QS. 2:183)

"Kitab Alquran ini tidak ada keraguan padanya sebagai petunjuk bagi mereka yang bertaqwa." (QS. 2:2)

Allah mewajibkan puasa kepada orang yang beriman agar ia bertaqwa. Lalu untuk apa Taqwa itu? setelah bertaqwa apakah yang harus dilakukannya? agar ia dapat membaca Alquran secara bermakna sebagai petunjuk menata kehidupan.

"Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang benar dan yang batil. Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah.."(QS. 2:185)

Jadi kita berpuasa di bulan Ramadhan karena Alquran diturunkan pada bulan itu, dan puasa menjadikan kita bertaqwa lalu mampu membaca Alquran sebagai petunjuk menata kehidupan.

Nah, dengan ibadah puasa, Allah bermaksud membimbing kita membaca Alquran kemudian mengajak kita untuk ikut menata kehidupan semesta. Bersediakah?

Salam,
Mari bergabung dalam MAJELIS KHATAMAN NASIONAL untuk INDONESIA BERTAQWA

Senin, 09 Agustus 2010

SANLAT MUDIK LEBARAN 2010 JAKARTA - KALIMANTAN PP


Mari Dukung SANLAT MUDIK LEBARAN 2010 "JAKARTA - KALIMANTAN PP", GNIB Bersama PT.PELNI Menumbuhkan Hasrat Membaca Al-Quran Dengan Mentalitas Bergerak Menata Kehidupan dan Kemanusiaan Rahmatan Lil'alamin