Total Pengunjung

AYO MEMBACA ALQURAN SECARA BERMAKNA UNTUK MENATA KEHIDUPAN SEMESTA !!

Selasa, 30 Maret 2010

Qur'anic Character Building Volume 3: Pendahuluan

Bukan secara kebetulan, kalau surah Al Baqarah di letakkan setelah surah Al Fatihah, tentu ada maksud dan tujuan yang harus dipenuhi oleh pembacanya. Setelah membaca Al Fatihah kita membaca Al Baqarah, ada apa dengan Al Baqarah ?

Dalam materi Qur’anic Character Building Volume 2, kita telah memahami Al Fatihah dengan mentalitas seorang muslim yang memahami agamanya sebagai agama aksi. Dalam Volume 3 sampai dengan Volume 6 kita dihadapkan pada surah Al Baqarah untuk mendapatkan instruksi-instruksi gerakan selanjutnya. Instruksi-instruksi itu dipaparkan kepada pembaca Al Baqarah secara sistematis, mulai dari instruksi dasar yang menyiapkan mental untuk terus bergerak, kemudian memberikan alasan utama mengapa harus terus bergerak, dan bagaimana pergerakan ini harus di lakukan.

Volume 3 ini melontarkan pertanyaan: mengapa Al Baqarah ? setengah dari jawaban atas pertanyaan tersebut akan tuntas dipahami setelah tuntas membaca sampai Volume 6, itu juga berarti tuntas membaca Juz pertama. Bahkan kita akan dapat menjawab pertanyaan sesungguhnya: mengapa menjadi muslim? Bagaimana manhaj Islami akan mampu menata kehidupan dan kemanusiaan menjadi lebih baik lagi?

Maka, bacalah Volume 3 ini dengan semangat meneruskan niat bergerak yang telah ditumbuhkan oleh surah Al Fatihah (Volume 2).

Jadi, sebelum kita melanjutkan dan benar-benar bergerak, Al Baqarah akan meminta kita untuk menentukan sikap: siapakah kita, di antara tiga kelompok pergerakan di manakah posisi kita? (lihat ayat 1-20). Al Baqarah meminta kita untuk memilih satu dari tiga kelompok yang ada. Jika pilihan kita benar, maka arah pergerakan akan mulai terlihat (lihat ayat 21-29) lalu identitas kita yang sesungguhnya akan terungkap: siapakah kita?

Ah, sebaiknya kita segera saja membuka dan membaca surah Al Baqarah mulai dari kalimat pertama. Tapi sebelumnya, mari kita membaca surah Al Fatihah terlebih dahulu, kalimat demi kalimat, agar keterkaitan antar instruksi (ayat) menuju jalan yang lurus dapat tetap terpelihara

Nah, selamat membaca dan lanjut bergerak!

Salam,
Jika anda berkenan, Qur’anic Character Building Vol 1 dan 2 siap dikirimkan ke alamat anda via pos. SMS alamat ke 02132750062

Sabtu, 27 Maret 2010

BISMILLAH...: DARI SINI, ENGKAU MULAI BERGERAK! (1)

Apakah yang engkau baca pertama kali dalam Al-Qur’an?

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. 1:1)

Untuk apa? Mengapa tidak kalimat yang lain?

Perhatikan kembali,
Untuk apakah Al-Qur’an diturunkan kepadamu?
Untuk apakah engkau membaca Al-Qur’an setiap saat? Untuk apakah engkau membaca petunjuk-petunjuk itu? Apa yang ingin engkau lakukan dengan mengikuti petunjuk-petunjuk itu?

Nah, sebagai awal langkahmu, engkau diharuskan membaca Basmalah terlebih dahulu sebelum yang lain.

Siapakah yang engkau sebut dalam kalimat Basmalah itu?
Mengapa engkau menyebut nama-Nya sebelum engkau mulai melakukan sesuatu?

Apakah engkau ingin Dia membantumu dalam segala apa yang engkau lakukan?

Mengapa engkau mengharapkan bantuan-Nya? Apakah engkau tidak bisa melakukannya sendiri?

Apakah engkau juga mengharapkan bantuan dari selain-Nya?
Mengapa engkau tidak menyebut nama selain nama-Nya?

Ah, barangkali engkau sudah merasa cukup hanya dengan-Nya.

Kalau begitu, mengapa engkau masih ragu melangkah bergerak dan bertindak? Bukankah semua petunjuk itu disediakan untuk mengarahkan gerakanmu? Dan petunjuk pertama yang engkau dapatkan adalah: sebutlah nama-Nya agar Dia juga ikut bergerak bersamamu.

Setelah engkau membaca Basmalah, apakah engkau merasakan kehadiran-Nya yang ikut bergerak bersamamu?

Pada saat bergerak bersama-Nya, apa yang sepatutnya engkau lakukan?
Masihkah engkau ragu melangkah bergerak dan bertindak?

Sungguh telah basah lidahmu membaca Basmalah setiap saat.Tahukah engkau, siapakah nama yang engkau sebut dalam kalimat Basmalah itu?

Ya, nama yang engkau sebut setiap saat itu adalah Allah! Siapakah Allah?

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa`at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. 2:255)

Duhai, engkau telah memiliki pengetahuan tentang Allah: sebuah nama yang engkau sebut setiap saat. Apakah arti pengetahuan itu bagimu? Apakah pengetahuan itu memberi kesadaran kepadamu tentang sesuatu?

Jadi, engkau telah memiliki pengetahuan yang membuatmu berkesadaran tentang Allah: sebuah nama yang engkau sebut setiap saat. Kini, terserah padamu, apakah engkau akan terus membaca basmalah dengan kesadaran akan impact dari nama ilahi tersebut atau tidak. Sesungguhnya telah jelas cara yang benar dari cara yang sesat.

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. 2:256)

Maka, cara manakah yang engkau pilih? Membaca Basmalah dengan berkesadaran akan pengetahuan yang berguna tentang Allah atau membaca Basmalah tanpa kesadaran apa pun?

Jika pada saat engkau mulai bergerak, engkau membaca Basmalah dengan berkesadaran akan pengetahuan yang berguna tentang Allah, apakah yang akan engkau peroleh dalam setiap pergerakanmu?


Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. 2:257)

Oleh karenanya, teruslah bergerak sambil membaca dengan penuh keyakinan petunjuk-petunjuk yang telah Allah berikan kepadamu, niscaya Allah akan hadir di jalanmu sebagai pelindung pergerakanmu.

Salam,
Renungan2 diatas adalah salah satu contoh isi buku Qur'anic Character Building, Anda berminat? Barangkali materi tersebut akan menemani kajian Anda dan teman2
Ayo, kita kembali membaca Al-Qur'an dengan mentalitas pergerakan menata kehidupan dan kemanusiaan!!

Minggu, 21 Maret 2010

MANAKAH JALAN YANG LURUS ITU? (2)

Ya, berada di jalan yang lurus berarti berada di jalan gerakan yang penuh dengan perjuangan.

Apakah engkau merasa khawatir dan ingin mundur berbalik arah?

Bukankah jalan yang lurus itu adalah jalan Allah swt?

(52) Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (53) (Yaitu) jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali semua urusan. (QS. 42:52-53).

Bukankah engkau telah membaca: Bismillah… ? Bukankah itu berarti engkau telah menyandarkan dirimu kepada Allah swt? Bukankah itu berarti engkau telah pasrah-menyerah dan menyediakan diri untuk ditolong Allah swt?

"Ini adalah jalan yang lurus; kewajiban Aku-lah (menjaganya). Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat.” (QS. 15:41-42)

Duhai, bukankah engkau yang selalu memohon diberikan petunjuk kepada jalan yang lurus?

Maka kemanakah engkau akan pergi-bergerak? Al-Qur’an itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam Yaitu bagi siapa saja di antaramu yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan engkau tidak dapat menghendaki menempuh jalan itu kecuali dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam. (QS. 81: 26-29)

Kalau begitu, bukankah Al-Qur’an itu harus engkau baca sebagai kitab petunjuk yang mengarahkanmu, langkah demi langkah, menuju kepada jalan yang lurus?

Teruslah membaca, hingga engkau dapati jejak-jejak mereka yang telah berhasil meniti jalan yang lurus, lalu engkau bergerak menapaki jejak-jejak mereka

Bukankah engkau juga ingin mengetahui jejak-jejak Al-Maghdhuub dan Adh-Dhoolin, agar engkau dapat menghindar dari jalan mereka?

Kalau begitu, segera selesaikan tugas pertamamu: membaca Al-Fatihah! Sesudah itu, engkau dapat membaca Al-Baqarah dan Ali Imran yang akan memberimu petunjuk, siapakah Al-Maghdhuub dan Adh-Dhoolin itu.

Salam,
Renungan2 diatas adalah salah satu contoh isi buku Qur'anic Character Building, jika anda berkenan kami dapat mengirimkannya via pos sejumlah buku yang anda butuhkan hanya dengan memberikan infak untuk Gerakan Nasional Indonesia Bertaqwa.

Ayo, kita kembali membaca Al-Qur'an dengan mentalitas pergerakan menata kehidupan dan kemanusiaan.

Minggu, 14 Maret 2010

SEBELUM BERGERAK, SEGERA TUNTASKAN TUGAS PERTAMAMU: MEMBACA AL-FATIHAH!

Duhai, apakah telah engkau dapatkan alasan mengapa engkau membaca Al-Fatihah sebelum engkau mulai benar-benar bergerak menata kehidupan dan kemanusiaan? Bahkan lebih dari itu, di tengah-tengah pergerakanmu nanti, engkau akan mengulang-ulangi membaca Al-Fatihah minimal 17 kali sehari semalam.

Al-Fatihah adalah surah Makkiyah, yaitu surah yang diturunkan di Mekah sebelum hijrah. Pertama dalam urutan mushaf, dan kelima dalam urutan penurunan. Dinamakan Al-Fatihah karena ia adalah kunci pembuka hati dan pikiranmu untuk lebih mudah menerima instruksi-intruksi gerakan dalam surah-surah berikutnya. Maka, bagi engkau yang telah memutuskan untuk bergerak menata kehidupan dan kemanusiaan, segera tuntaskan tugas pertamamu, yaitu membaca Al-Fatihah.

Duhai, bergerak menata kehidupan dan kemanusiaan di atas jalan yang lurus menjadikanmu sebagai seorang Pejuang. Kini engkau bukan lagi seorang Pelancong atau pun seorang Penonton. Engkau adalah seorang Pejuang! Seorang Pionir sekaligus Komandan gerakan! Engkau adalah setetes embun yang telah tercebur dalam arus gerakan yang mengalir deras dengan suara yang bergemuruh lalu menyatu bersama tetes-tetes embun lainnya menjadi lautan! Di tengah lautan itu, di manakah engkau? Tidak ada! Engkau telah lenyap. Engkau telah menjadi lautan itu sendiri! Namun begitu, engkau harus tetap menjaga pesona individualistikmu!

Duhai, engkau telah bergabung dalam keramaian gerakan. Tidak ada lagi beda antara engkau dan orang-orang yang bergerak bersamamu. Identitasmu telah tersamarkan! Engkau adalah mereka! Namun dalam keramaian itu, engkau tetap seorang diri, sebatang kara! Ganjaran yang akan diberikan kepadamu tergantung dari hasil karyamu sendiri.
Ah, engkau bertanya lagi, Mengapa harus Al-Fatihah yang pertama kali dibaca?
Agar keseimbangan gerakmu menjadi kokoh! Perhatikan keseimbangan surah Al-Fatihah dalam table berikut ini:

QS. 1:1-4:engkau menghadap Tuhanmu seorang diri
QS. 1:5-7:engkau menghadap Tuhanmu bersama orang-orang lain

QS. 1:1-4:realisasi dari syahadat: Tidak ada Tuhan selain Allah
QS. 1:5-7:realisasi dari syahadat: Muhammad bin Abdullah adalah seorang hamba dan juga utusan Allah

QS. 1:1-4:engkau adalah manusia individual
QS. 1:5-7:engkau adalah manusia sosial

QS. 1:1-4:engkau berdiam dalam kesendirian dan ketidakpedulianmu terhadap sekitar
QS. 1:5-7:engkau bergerak dalam keramaian menghimpun kekuatan untuk menata kehidupan dan kemanusiaan

QS. 1:1-4:engkau diam menunggu dan menerima keputusan
QS. 1:5-7:engkau mencari atau bahkan membuat keputusan sendiri

Nah, bukankah Al-Fatihah membuat diri kemanusiaanmu menjadi lengkap hingga gerakanmu tidak menjadi oleng ke kanan atau pun ke kiri? Karena itu, segera selesaikan tugas pertamamu: membaca Al-Fatihah!

Salam,
Renungan2 diatas adalah salah satu contoh isi buku Qur'anic Character Building, jika anda berkenan kami dapat mengirimkannya via pos sejumlah buku yang anda butuhkan sebagai bahan diskusi bersama para SAHABAT-QUr'an ataupun untuk perenungan sendiri hanya dengan memberikan infak untuk Gerakan Nasional Indonesia Bertaqwa.

Ayo, kita kembali membaca Al-Qur'an dengan mentalitas pergerakan menata kehidupan dan kemanusiaan!!!

MANAKAH JALAN YANG LURUS ITU?

Duhai, inikah yang selalu engkau panjatkan berulangkali kepada Allah, Tuhan semesta alam?

Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni`mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. 1:6-7)

Baiklah, tidak bosan-bosannya engkau memanjatkan doa minta ditunjukkan kepada jalan yang lurus. Manakah jalan yang lurus itu? Siapa sajakah yang pernah melalui jalan lurus itu?

(6) Tunjukilah kami jalan yang lurus, (7) (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni`mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. Al-Fatihah: 6-7)

Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS. 4:69)

Nah, siapkah engkau menta’ati Allah dan Rasul-Nya?

Siapkah engkau berdiri bersama para Nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh?

Siapkah engkau melakukan apa yang pernah mereka lakukan?

Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka: "Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampungmu", niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka), (QS. 4:66)

Siapkah engkau membunuh egomu sendiri? Keluar dari tempurung pemikiranmu dan meninggalkan kepentinganmu sendiri?

Siapkah engkau memimpin pemberontakan terhadap tradisi politeisme seperti Nabi Ibrahim as?

Siapakah ‘Ismailmu’ yang hendak engkau korbankan?

(120) Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan), (121) (lagi) yang mensyukuri ni`mat-ni`mat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus. (QS. 16:120-121)

Genggamlah kampak tauhid ini erat-erat, lalu arahkan dan hancurkan berhala-berhala dalam hatimu sendiri!
Duhai diriku, jika berhala-berhala itu masih memenuhi ruang-ruang di hatimu, bagaimanakah malaikat-malaikat Allah berkenan datang menunjukimu kepada jalan yang lurus?

Atau, siapkah engkau memimpin misi penyelamatan dan pembebasan rakyatmu dari tirani kaum penindas seperti Musa as dan Harun as?

(114) Dan sesungguhnya Kami telah melimpahkan ni`mat atas Musa dan Harun.(115) Dan Kami selamatkan keduanya dan kaumnya dari bencana yang besar.(116) Dan Kami tolong mereka, maka jadilah mereka orang-orang yang menang. (117) Dan Kami berikan kepada keduanya kitab yang sangat jelas. (118) Dan Kami tunjuki keduanya ke jalan yang lurus. (QS. 37:114-118)

Atau, siapkah engkau menjadi guru Al-Qur’an yang penuh hikmah seperti Muhammad saw?

(1) Yaa Siin.(2) Demi Al Qur'an yang penuh hikmah,(3) sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul,(4) (yang berada) di atas jalan yang lurus, (QS. 36:1-4)

Sekali lagi, bertanyalah pada dirimu sendiri: siapkah engkau berdiri dan bergerak-bertindak bersama mereka?

(67) dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami, (68) dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus. (QS. 4:67-68)

Ya, berada di jalan yang lurus berarti berada di jalan gerakan yang penuh dengan perjuangan.

Salam,
Renungan2 diatas adalah salah satu contoh isi buku Qur'anic Character Building, jika anda berkenan kami dapat mengirimkannya via pos sejumlah buku yang anda butuhkan hanya dengan memberikan infak untuk Gerakan Nasional Indonesia Bertaqwa.

Ayo, kita kembali membaca Al-Qur'an dengan mentalitas pergerakan menata kehidupan dan kemanusiaan.

Jumat, 12 Maret 2010

IHDINASHIROTOL MUSTAQIM: DOA PERGERAKAN

Perhatikan,

Ketika membaca basmalah dan hamdalah, engkau ada seorang diri. Tapi ketika engkau menyatakan: Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus, (QS. 1:5-6)

Masihkah engkau tampil seorang diri? Bersama siapakah engkau bergerak-bertindak?

Untuk siapakah engkau berdoa? Untuk siapakah engkau bergerak-bertindak?

Jika engkau berdoa kepada Allah untuk dirimu dan juga orang lain, apakah yang engkau minta?

Apakah engkau sangat membutuhkannya?

Duhai, ternyata engkau membutuhkan jalan yang lurus. Apakah dalam pergerakkanmu ini engkau takut tersesat atau bahkan sedang tersesat, hingga engkau membutuhkan petunjuk kepada jalan yang lurus?

Engkau telah membaca Basmalah, itu berarti engkau telah memutuskan untuk mulai bergerak-bertindak, oleh karenanya engkau memohon petunjuk kepada jalan yang lurus agar engkau tidak tersesat, begitukah?

Kalau begitu, engkau tidak patut memohon petunjuk kepada jalan yang lurus jika engkau hanya ingin diam dan berpangku tangan saja. Benarkah demikian?

Tetapi engkau adalah seorang yang selalu memohon petunjuk kepada jalan yang lurus. Engkau panjatkan permohonan itu kepada Allah berulang-kali siang dan malam, maka pantaskah engkau hanya diam dan berpangku tangan saja?

Kalau begitu, apa yang sepantasnya engkau lakukan?

Duhai, bukankah doa permohonan jalan yang lurus adalah doa pergerakan?

Pertama kali engkau membaca: bismillahirrahmanirrahim

Kemudian engkau mulai bergerak. Di tengah pergerakkan engkau membaca: alhamdulillahirrabbil'alamin

Mengapa? Karena engkau telah terselamatkan dari kesesatan dan diberi petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. (QS. 93:7)

Jika engkau tidak hendak bergerak, maka untuk apa engkau memohon petunjuk kepada jalan yang lurus berulangkali?

Apakah engkau akan meminta sesuatu yang tidak engkau butuhkan?

Lalu bagaimana engkau akan membaca hamdalah?

Ah, barangkali itu semua tidak diperlukan olehmu, karena basmalah pun belum sempat engkau ucapkan. Begitukah?

Salam,
AYO BERGERAK BERSAMA UNTUK INDONESIA BERTAQWA!!!